Resmi, Race Direction Dirombak Akibat Insiden Rossi - Marquez
A
A
A
JENEWA - Pertemuan Komisi Grand Prix di Jenewa, Swiss, 4 Februari 2016 sudah melahirkan lima kebijakan baru di sirkus MotoGP. Salah satunya terkait insiden Valentino Rossi dan Marc Marquez di Grand Prix Malaysia 2015 lalu.
Lima kebijakan baru yang akan diterapkan di musim balap 2016 lahir setelah merombak aturan olahraga dan aturan teknis balap. Keduanya mencakup hukuman pembalap, promosi, tekanan ban, dan aturan untuk kelas Moto2.
Hal yang cukup jadi sorotan adalah perombakan wewenang Race Direction dalam setiap perlombaan. Adanya perubahan itu tak lepas dari insiden 'tendangan' Rossi kepada Marquez di Sirkuit Internasional Sepang, 25 Oktober 2015 lalu yang hingga kini masih jadi misteri.
Berikut Sindonews coba merangkum pernyataan resmi Komisi Balap yang dikutip dari Crash, Senin (8/2/2016).
Peraturan Olahraha
1. Race Direction dan Steward
Komposisi Race Direction masih belum berubah di mana Mike Webb sebagai Race Director, Franco Uncini (FIM), dan Javier Alonso (Dorna). Namun akan ada penambahan oleh Graham Webber sebagai Deputi Race Direction.
Race Direction masih akan bertanggung jawab menjaga keamanan dan efisiensi dari balapan. Namun mereka bisa memberi sanksi dan hukuman sebatas pada aturan yang dianggap tak bisa terbantahkan. Ini mencakup pelanggaran ngebut di pit lane, tetap balapan di bawah bendera kuning, dan lainnya.
Semua isu yang perlu dilakukan analisis lebih lanjut, termasuk gaya balapan yang berbahaya akan jadi tugas Steward yang secara eksklusif dan bertanggung jawab bisa menjatuhkan sanksi dan hukuman. Steward juga bertanggung jawab mendengar banding dan protes apapun.
Panel dari Steward akan terdiri tiga orang; Mike Webb dan dua anggota lainnya dari FIM. Mike Webb akan bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan Steward, mengatur catatan pelanggaran dan berkomunikasi soal keputusanya.
Di masa yang akan datang, sanksi yang dikeluarkan Race Direction dan Steward akan disampaikan kepada tim yang terkena hukuman via email dengan konfirmasi otomatis bahwa pesan sudah dibaca. Penalti juga akan tampak di layar monitor dan disiarkan kepada media.
2. Kewajiban Promosi untuk Pembalap
Sejumlah kewajiban pembalap untuk berpartisipasi dalam kegiatan promosi yang sudah terkandung dalam Perjanjian Partisipasi antara IRTA dan Tim, sekarang akan dimasukkan juga ke dalam aturan Grand Prix. Kewajiban itu meliputi persyaratan pengendara untuk berpartisipasi dalam sesi tanda tangan, konferensi pers, parade lap, dll. Efeknya adalah jika pembalap tidak patuh maka bisa dapat hukuman olahraga, selain hukuman keuangan yang sebelumnya disepakati dalam Perjanjian Partisipasi.
Peraturan Teknis
1. MotoGP Kelas Elektronik
Prosedur yang memungkinkan Direktur Teknis memeriksa channel tertentu pada datalogger internal bersama-sama, dengan daftar yang tepat dari saluran wajib, telah disetujui. Prosedur homologasi untuk sensor yang tersedia dari pemasok pihak ketiga maupun yang dibuat oleh produsen sepeda motor, disetujui.
2. Tekanan Minimum Ban Kelas MotoGP
Aturan sebelumnya tentang ini telah diperkuat dengan memungkinkan Direktur Teknik dan stafnya, dibantu para insinyur dari pemasok ban resmi, memeriksa bahwa tekanan ban minimum dihormati.
Pada akhirnya, informasi akan disimpan secara otomatis melalui datalogger dan bisa di download staf teknis. Namun seperti peralatan dan metode elektronik yang merekam informasi, masih harus diselesaikan staf teknis. Sedangkan staf dari pemasok ban resmi berwenang untuk melakukan verifikasi secara manual tekanan ban setiap saat.
3. Peralatan Quickshift Kelas Moto2
Telah diketahui bahwa kerusakan gearbox tertentu di Kejuaraan dalam mesin yang tersedia sebagian besar disebabkan beberapa komponen quickshift diproduksi oleh pemasok pihak ketiga.
Direktur Teknik, dalam konsultasi dengan Externpro, akan menentukan merek dan model produk quickshift proprietary dari pemasok pihak ketiga yang wajib digunakan di kelas ini. Implementasi aktual dari peraturan ini akan diberlakukan ketika Direktur Teknik sudah puas bahwa semua tim sudah punya waktu yang cukup untuk memperoleh materi baru.
Lima kebijakan baru yang akan diterapkan di musim balap 2016 lahir setelah merombak aturan olahraga dan aturan teknis balap. Keduanya mencakup hukuman pembalap, promosi, tekanan ban, dan aturan untuk kelas Moto2.
Hal yang cukup jadi sorotan adalah perombakan wewenang Race Direction dalam setiap perlombaan. Adanya perubahan itu tak lepas dari insiden 'tendangan' Rossi kepada Marquez di Sirkuit Internasional Sepang, 25 Oktober 2015 lalu yang hingga kini masih jadi misteri.
Berikut Sindonews coba merangkum pernyataan resmi Komisi Balap yang dikutip dari Crash, Senin (8/2/2016).
Peraturan Olahraha
1. Race Direction dan Steward
Komposisi Race Direction masih belum berubah di mana Mike Webb sebagai Race Director, Franco Uncini (FIM), dan Javier Alonso (Dorna). Namun akan ada penambahan oleh Graham Webber sebagai Deputi Race Direction.
Race Direction masih akan bertanggung jawab menjaga keamanan dan efisiensi dari balapan. Namun mereka bisa memberi sanksi dan hukuman sebatas pada aturan yang dianggap tak bisa terbantahkan. Ini mencakup pelanggaran ngebut di pit lane, tetap balapan di bawah bendera kuning, dan lainnya.
Semua isu yang perlu dilakukan analisis lebih lanjut, termasuk gaya balapan yang berbahaya akan jadi tugas Steward yang secara eksklusif dan bertanggung jawab bisa menjatuhkan sanksi dan hukuman. Steward juga bertanggung jawab mendengar banding dan protes apapun.
Panel dari Steward akan terdiri tiga orang; Mike Webb dan dua anggota lainnya dari FIM. Mike Webb akan bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan Steward, mengatur catatan pelanggaran dan berkomunikasi soal keputusanya.
Di masa yang akan datang, sanksi yang dikeluarkan Race Direction dan Steward akan disampaikan kepada tim yang terkena hukuman via email dengan konfirmasi otomatis bahwa pesan sudah dibaca. Penalti juga akan tampak di layar monitor dan disiarkan kepada media.
2. Kewajiban Promosi untuk Pembalap
Sejumlah kewajiban pembalap untuk berpartisipasi dalam kegiatan promosi yang sudah terkandung dalam Perjanjian Partisipasi antara IRTA dan Tim, sekarang akan dimasukkan juga ke dalam aturan Grand Prix. Kewajiban itu meliputi persyaratan pengendara untuk berpartisipasi dalam sesi tanda tangan, konferensi pers, parade lap, dll. Efeknya adalah jika pembalap tidak patuh maka bisa dapat hukuman olahraga, selain hukuman keuangan yang sebelumnya disepakati dalam Perjanjian Partisipasi.
Peraturan Teknis
1. MotoGP Kelas Elektronik
Prosedur yang memungkinkan Direktur Teknis memeriksa channel tertentu pada datalogger internal bersama-sama, dengan daftar yang tepat dari saluran wajib, telah disetujui. Prosedur homologasi untuk sensor yang tersedia dari pemasok pihak ketiga maupun yang dibuat oleh produsen sepeda motor, disetujui.
2. Tekanan Minimum Ban Kelas MotoGP
Aturan sebelumnya tentang ini telah diperkuat dengan memungkinkan Direktur Teknik dan stafnya, dibantu para insinyur dari pemasok ban resmi, memeriksa bahwa tekanan ban minimum dihormati.
Pada akhirnya, informasi akan disimpan secara otomatis melalui datalogger dan bisa di download staf teknis. Namun seperti peralatan dan metode elektronik yang merekam informasi, masih harus diselesaikan staf teknis. Sedangkan staf dari pemasok ban resmi berwenang untuk melakukan verifikasi secara manual tekanan ban setiap saat.
3. Peralatan Quickshift Kelas Moto2
Telah diketahui bahwa kerusakan gearbox tertentu di Kejuaraan dalam mesin yang tersedia sebagian besar disebabkan beberapa komponen quickshift diproduksi oleh pemasok pihak ketiga.
Direktur Teknik, dalam konsultasi dengan Externpro, akan menentukan merek dan model produk quickshift proprietary dari pemasok pihak ketiga yang wajib digunakan di kelas ini. Implementasi aktual dari peraturan ini akan diberlakukan ketika Direktur Teknik sudah puas bahwa semua tim sudah punya waktu yang cukup untuk memperoleh materi baru.
(bbk)