Bos Yamaha Tech 3 Setuju Aturan Baru 2016
A
A
A
MADRID - Bos Yamaha Tech 3 Herve Poncharal memberikan dukungan kepada Komisi Grand Prix yang baru-baru ini memutuskan untuk mengubah aturan MotoGP 2016. Menurutnya, regulasi baru tersebut bisa meredam keributan seperti yang terjadi di tahun lalu antara Valentino Rossi dan Marc Marquez.
"Para pengurus berasal dari FIM dan saya pikir ini adalah hal yang baik, karena Dorna Sports selalu mendapat kritikan pedas. Saya menganggap bahwa kinerja Carmelo Ezpeleta dan stafnya sudah cukup bagus. Setelah semua reaksi atas insiden kontroversial yang terjadi di tahun lalu akan sangat baik menempatkan tiga orang untuk mengambil keputusan secara independen dan tanpa konflik kepentingan. Keputusan ini merupakan langkah maju dan dapat meminimalisir keributan. Karenanya saya sangat sejutu apa yang telah diputuskan Komisi Grand Prix," terang Poncharal seperti dikutip Speedweek, Kamis (11/2/2016).
Komisi Grand Prix sebelumnya merilis aturan baru yang harus diikuti sirkus MotoGP sepanjang balapan musim ini berlangsung. Salah satunya adalah mewajibkan seluruh pembalap kuda besi untuk berpartisipasi dalam kegiatan promosi dan konferensi pers.
Keputusan itu diambil setelah Komisi Grand Prix yang terdiri dari Carmelo Ezpeleta (Dorna Sports), Vito Ippolito (Presiden FIM), Herve Poncharal (IRTA) dan Takanao Tsubouchi (MSMA) menggelar rapat tertutup di Geneva pada 4 Februari 2016 lalu. Jika ada pembalap yang tidak patuh pada regulasi baru tersebut, maka mereka akan menerima sanksi dan dikenakan denda.
"Jumlah kewajiban dari para pembalap untuk turut berperan serta dalam aktivitas promosi, telah termuat dalam Perjanjian Keikutsertaan antara IRTA dengan team, yang sekarang juga termasuk dalam peraturan Grand Prix. Begitu juga beberapa kewajiban termasuk sebuah persyaratan bagi para pembalap untuk berperan-serta pada sesi tandatangan perjanjian, konferensi pers, parade laps, dan lainnya. Jika para pembalap tidak memenuhi hal tersebut kemungkinan bisa terkena penalti dan hukuman berupa denda. Ini sudah termuat dalam Perjanjian Kepersertaan/ Participation Agreements," demikian pernyataan resmi Komisi Grand Prix.
Menanggapi hal itu, Poncharal mengaku setuju. Menurutnya, ada keterkaitan yang besar antara pembalap, sponsor, dan penggemar. Namun ada baiknya, tambah dia, keputusan tersebut tertulis dalam sebuah lembaran resmi dan disosialisasikan kepada tim.
"MotoGP selalu berhasil mengundang perhatian seluruh dunia, itu terlihat ketika penggemar mengunjungi setiap balapannya. Sehingga wajar jika Komisi Grand Prix merilis aturan baru yang mewajibkan pembalap untuk ikut acara promosi serta konferensi pers. Ini adalah sesuatu yang normal, tapi seharusnya ada sesuatu yang tertulis agar tuntuan kami kepada pembalap dapat diterima. Saya menyadari tanpa kehadiran sponsor dan penggemar kami tidak akan hidup, jadi saya ingin mengingatkan kepada semua orang bahwa kita harus bekerja sama untuk memenuhi keinginan penonton, media, dan sponsor," tutup Poncharal.
Baca juga:
Loyalitas Lorenzo Bersama Yamaha Dipertanyakan
Kewajiban yang Harus Dipatuhi Sirkus MotoGP)
"Para pengurus berasal dari FIM dan saya pikir ini adalah hal yang baik, karena Dorna Sports selalu mendapat kritikan pedas. Saya menganggap bahwa kinerja Carmelo Ezpeleta dan stafnya sudah cukup bagus. Setelah semua reaksi atas insiden kontroversial yang terjadi di tahun lalu akan sangat baik menempatkan tiga orang untuk mengambil keputusan secara independen dan tanpa konflik kepentingan. Keputusan ini merupakan langkah maju dan dapat meminimalisir keributan. Karenanya saya sangat sejutu apa yang telah diputuskan Komisi Grand Prix," terang Poncharal seperti dikutip Speedweek, Kamis (11/2/2016).
Komisi Grand Prix sebelumnya merilis aturan baru yang harus diikuti sirkus MotoGP sepanjang balapan musim ini berlangsung. Salah satunya adalah mewajibkan seluruh pembalap kuda besi untuk berpartisipasi dalam kegiatan promosi dan konferensi pers.
Keputusan itu diambil setelah Komisi Grand Prix yang terdiri dari Carmelo Ezpeleta (Dorna Sports), Vito Ippolito (Presiden FIM), Herve Poncharal (IRTA) dan Takanao Tsubouchi (MSMA) menggelar rapat tertutup di Geneva pada 4 Februari 2016 lalu. Jika ada pembalap yang tidak patuh pada regulasi baru tersebut, maka mereka akan menerima sanksi dan dikenakan denda.
"Jumlah kewajiban dari para pembalap untuk turut berperan serta dalam aktivitas promosi, telah termuat dalam Perjanjian Keikutsertaan antara IRTA dengan team, yang sekarang juga termasuk dalam peraturan Grand Prix. Begitu juga beberapa kewajiban termasuk sebuah persyaratan bagi para pembalap untuk berperan-serta pada sesi tandatangan perjanjian, konferensi pers, parade laps, dan lainnya. Jika para pembalap tidak memenuhi hal tersebut kemungkinan bisa terkena penalti dan hukuman berupa denda. Ini sudah termuat dalam Perjanjian Kepersertaan/ Participation Agreements," demikian pernyataan resmi Komisi Grand Prix.
Menanggapi hal itu, Poncharal mengaku setuju. Menurutnya, ada keterkaitan yang besar antara pembalap, sponsor, dan penggemar. Namun ada baiknya, tambah dia, keputusan tersebut tertulis dalam sebuah lembaran resmi dan disosialisasikan kepada tim.
"MotoGP selalu berhasil mengundang perhatian seluruh dunia, itu terlihat ketika penggemar mengunjungi setiap balapannya. Sehingga wajar jika Komisi Grand Prix merilis aturan baru yang mewajibkan pembalap untuk ikut acara promosi serta konferensi pers. Ini adalah sesuatu yang normal, tapi seharusnya ada sesuatu yang tertulis agar tuntuan kami kepada pembalap dapat diterima. Saya menyadari tanpa kehadiran sponsor dan penggemar kami tidak akan hidup, jadi saya ingin mengingatkan kepada semua orang bahwa kita harus bekerja sama untuk memenuhi keinginan penonton, media, dan sponsor," tutup Poncharal.
Baca juga:
Loyalitas Lorenzo Bersama Yamaha Dipertanyakan
Kewajiban yang Harus Dipatuhi Sirkus MotoGP)
(bbk)