Militansi Persikmania Bukti Kerinduan Bangkitnya Persik Kediri
A
A
A
KEDIRI - Suporter Persik Kediri, Persikmania, membuktikan totalitas mereka saat uji coba kontra Persinga Ngawi, Minggu (14/2). Tak kurang dari 15.000 Persikmania menggemuruhkan Stadion Brawijaya.
Animo Persikmania tersebut sekilas menggambarkan kerinduan mereka pada tim berjuluk Macan Putih yang tengah vakum. Maklum sudah setahun tim ini tidak lagi terlihat di Stadion Brawijaya setelah mangalami krisis finansial hebat.
Tapi tentu saja militansi suporter bukan sebuah jawaban akhir atau solusi mutlak dari krisis yang dialami Persik Kediri. Harus diakui bahwa faktor finansial tetap menjadi momok terbesar yang mengganjal keinginan tim ungu untuk kembali ke dunia sepak bola nasional.
"Totalitas Persikmania sangat mengagumkan di pertandingan lawan Persinga Ngawi dan tiket habis terjual. Ini memang sangat menggembirakan, tapi bagaimana pun belum benar-benar menyelesaikan permasalahan di Persik Kediri," beber Dentama Adiratma, koordinator penyelenggara pertandingan.
Dia membenarkan Persik masih butuh kerja sangat keras untuk bisa menyelesaikan persoalan finansial. Semoga, dia berharap, militansi Persikmania bakal menyadarkan banyak pihak bahwa Persik masih memiliki aset tak ternilai yakni suporter Persikmania.
Dijelaskan Dentama pula, laga persahabatan yang dimenangi Persik Kediri 2-0 tersebut baru sebatas fokus pada seremoni ulang tahun Persikmania ke-15. "Soal bagaimana membangkitkan Persik, semoga nanti ada solusi yang muncul. Karena laga lawan Persinga Ngawi memang fokus pada acara ulang tahun Persikmania," jelasnya.
Alfiat, pelatih Persik Kediri, turut memuji militansi Persikmania yang rela memadati stadion walau hanya di laga persahabatan. Menurutnya keberadaan Persikmania sudah cukup menjadi alasan untuk kembali membangkitkan Persik di kancah sepak bola Indonesia.
"Suporter adalah aset terbesar sebuah klub. Saya rasa Persikmania membuktikan bahwa mereka masih tetap loyal pada Persik Kediri. Saya berharap Persik bisa kembali bangkit, entah bagaimana caranya. Tim ini punya sisi historis yang tak bisa dihapus begitu saja," ujar Alfiat.
Pada laga persahabatan itu, Persikmania diperkuat pemain-pemain lama macam Harianto, Khusnul Yuli, Faris Aditama, Qischil Gandruminny, serta nama -nama lainnya. Dua gol kemenangan Macan Putih dilesakkan Wimba S. pada babak pertama, ditambah gol Fachrudin di menit 71'.
Animo Persikmania tersebut sekilas menggambarkan kerinduan mereka pada tim berjuluk Macan Putih yang tengah vakum. Maklum sudah setahun tim ini tidak lagi terlihat di Stadion Brawijaya setelah mangalami krisis finansial hebat.
Tapi tentu saja militansi suporter bukan sebuah jawaban akhir atau solusi mutlak dari krisis yang dialami Persik Kediri. Harus diakui bahwa faktor finansial tetap menjadi momok terbesar yang mengganjal keinginan tim ungu untuk kembali ke dunia sepak bola nasional.
"Totalitas Persikmania sangat mengagumkan di pertandingan lawan Persinga Ngawi dan tiket habis terjual. Ini memang sangat menggembirakan, tapi bagaimana pun belum benar-benar menyelesaikan permasalahan di Persik Kediri," beber Dentama Adiratma, koordinator penyelenggara pertandingan.
Dia membenarkan Persik masih butuh kerja sangat keras untuk bisa menyelesaikan persoalan finansial. Semoga, dia berharap, militansi Persikmania bakal menyadarkan banyak pihak bahwa Persik masih memiliki aset tak ternilai yakni suporter Persikmania.
Dijelaskan Dentama pula, laga persahabatan yang dimenangi Persik Kediri 2-0 tersebut baru sebatas fokus pada seremoni ulang tahun Persikmania ke-15. "Soal bagaimana membangkitkan Persik, semoga nanti ada solusi yang muncul. Karena laga lawan Persinga Ngawi memang fokus pada acara ulang tahun Persikmania," jelasnya.
Alfiat, pelatih Persik Kediri, turut memuji militansi Persikmania yang rela memadati stadion walau hanya di laga persahabatan. Menurutnya keberadaan Persikmania sudah cukup menjadi alasan untuk kembali membangkitkan Persik di kancah sepak bola Indonesia.
"Suporter adalah aset terbesar sebuah klub. Saya rasa Persikmania membuktikan bahwa mereka masih tetap loyal pada Persik Kediri. Saya berharap Persik bisa kembali bangkit, entah bagaimana caranya. Tim ini punya sisi historis yang tak bisa dihapus begitu saja," ujar Alfiat.
Pada laga persahabatan itu, Persikmania diperkuat pemain-pemain lama macam Harianto, Khusnul Yuli, Faris Aditama, Qischil Gandruminny, serta nama -nama lainnya. Dua gol kemenangan Macan Putih dilesakkan Wimba S. pada babak pertama, ditambah gol Fachrudin di menit 71'.
(aww)