Mes Atlet Dayung Jatim Nyaris Ambruk, Ini Foto-Fotonya!
A
A
A
MALANG - Kondisi mes atlet dayung Puslatda Jawa Timur proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016, September mendatang nyaris ambruk. Mes yang terletak di kawasan Perum Karangkates, Kabupaten Malang itu, sangat tidak layak untuk hunian atlet.
Bahkan salah satu bangunan, dari empat bangunan utama yang duhuni sekitar 14 atlet nomor rowing nyaris ambruk. Tampak di ruang tengah, tiang bambu dipakai untuk menahan atap plafon yang retak. Di beberapa bagian plafon juga sudah jebol.
Pelatih Dayung Rowing Jatim, Bambang mengatakan kondisi mes atlet seperti ini sudah terjadi sejak tiga bulan lalu. "Ini kita pasang bambu, cuma jaga-jaga kalau saja ambrol, karena biasanya atlet istirahat di sini. Apalagi sekarang sering hujan dan angin,"ucapnya.
Sementara bangunan di sebelahnya terlihat lebih kokoh ditempati atlet dayung nomor canoing. Meski begitu, tidak semua atlet tidur di ranjang. Namun beberapa kasur juga terlihat tergeletak langsung di lantai ubin.
Sementara satu lagi bangunan, dipakai sebagai gudang peralatan dan latihan fisik. Namun ternyata di belakang tumpukan perahu dan barbel, juga ada dua buah kamar yang dipakai tidur atlet. "Karena kamar tidak mencukupi, kita pakai gudang juga untuk tidur. Ini pun dana swadaya atlet dan pelatih. Kondisinya bisa dilihat sendiri,"ucap Bambang.
Terkait kondisi bangunan, Bambang mengaku sudah sering melaporkan ke KONI Jatim, "Katanya mau direnovasi, tapi sampai sekarang belum juga. Peralatan yang kita ajukan juga belum ada realisasi, yang mendesak perahu latih. Sekarang PON sudah kurang enam bulan lagi,"keluhnya.
Bahkan salah satu bangunan, dari empat bangunan utama yang duhuni sekitar 14 atlet nomor rowing nyaris ambruk. Tampak di ruang tengah, tiang bambu dipakai untuk menahan atap plafon yang retak. Di beberapa bagian plafon juga sudah jebol.
Pelatih Dayung Rowing Jatim, Bambang mengatakan kondisi mes atlet seperti ini sudah terjadi sejak tiga bulan lalu. "Ini kita pasang bambu, cuma jaga-jaga kalau saja ambrol, karena biasanya atlet istirahat di sini. Apalagi sekarang sering hujan dan angin,"ucapnya.
Sementara bangunan di sebelahnya terlihat lebih kokoh ditempati atlet dayung nomor canoing. Meski begitu, tidak semua atlet tidur di ranjang. Namun beberapa kasur juga terlihat tergeletak langsung di lantai ubin.
Sementara satu lagi bangunan, dipakai sebagai gudang peralatan dan latihan fisik. Namun ternyata di belakang tumpukan perahu dan barbel, juga ada dua buah kamar yang dipakai tidur atlet. "Karena kamar tidak mencukupi, kita pakai gudang juga untuk tidur. Ini pun dana swadaya atlet dan pelatih. Kondisinya bisa dilihat sendiri,"ucap Bambang.
Terkait kondisi bangunan, Bambang mengaku sudah sering melaporkan ke KONI Jatim, "Katanya mau direnovasi, tapi sampai sekarang belum juga. Peralatan yang kita ajukan juga belum ada realisasi, yang mendesak perahu latih. Sekarang PON sudah kurang enam bulan lagi,"keluhnya.
(aww)