Anak-anak Marjinal Meriahkan Jambore Futsal Anak (JFA)
A
A
A
JAKARTA - Dengan mengusung pesan pemenuhan hak anak-anak marjinal melalui olah raga, sebanyak 240 anak berkumpul di Jakarta untuk memeriahkan Jambore Futsal Anak (JFA) di Kampus B Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta. Tahun ini JFA mengangkat tema “Futsal for Respect”.
Liga Mahasiswa (LIMA) turut serta dalam mendukung kegiatan yang digagas oleh Garuda Baru. “JFA diadakan terinspirasi dari pengalaman saat Indonesia berpartisipasi di ajang Street Child World Cup (SCWC) di Brazil pada bulan Maret 2014 di Rio de Janeiro, Brasil yang diadakan sejalan dengan pelaksanaan Piala Dunia 2014,” kata Mahir Bayasut, Inisiator Garuda Baru dalam rilis yang diterima Sindonews, Rabu (24/2/2016)
Menurutnya melalui pengalaman tersebut, disadari diperlukan sebuah program yang berkelanjutan untuk memberdayakan anak-anak marjinal, termasuk pembinaan melalui olah raga futsal. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 250 peserta dari 20 lembaga pegiat sosial.
Profil usia peserta berkategori usia 10 hingga 16 tahun dan terpilih dari 16 komunitas/lembaga di area Jabodetabek. Rangkaian acara JFA selama dua hari terdiri dari tiga bagian utama, yakni coaching clinic untuk memberikan pelatihan teknik dasar futsal. Anak-anak didampingi oleh para pelatih yang berasal dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ.
Selain melakukan pembinaan dari sisi olah raga, kegiatan ini juga turut menyelipkan pengembangan kemampuan dasar di bidang lainnya. Kegiatan tersebut dikemas kegiatan edukasi keterampilan sosial yang diasosiasikan dengan permainan futsal dan tema yang diangkat.
“Acara ini bertujuan untuk memberikan alternatif pendekatan baru bagi komunitas dan lembaga sosial dalam melakukan pembinaan terhadap anak marjinal, selain itu kami ingin menyampaikan pesan untuk mengajak masyarakat luas untuk menghargai dan mendukung pemenuhan hak anak, serta berperan aktif menciptakan lingkungan yang aman, tanpa kekerasan terutama untuk anak-anak marjinal,” tambah Jessica Hutting, Ketua Garuda Baru.
Kegiatan ini juga menjadi kampanye awal persiapan pelatihan jangka pendek dan jangka panjang yang akan digelar oleh Garuda Baru bekerja sama dengan LIMA dan UNJ. Pelatihan jangka pendek bagi anak-anak jenjang usia rencananya akan berlangsung selama enam bulan. Target jangka panjang kegiatan yang dinamakan Street Child Soccer ini adalah menyiapkan talenta usia dini untuk diberangkatkan ke Rusia untuk mengikuti Streat Child World Cup pada 2018.
Mustara, Wakil Dekan IV Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ, yang turut hadir dalam pembukaan acara menuturkan bahwa memupuk semangat dan motivasi untuk berkembang sangat penting, salah satunya melalui olah raga, “Bukan tidak mungkin, 15 tahun ke depan, teman-teman akan tumbuh sebagai profesional yang turut mengharumkan nama Indonesia. Di tempat ini telah banyak lahir atlet-atlet yang berprestasi. Mulai dari sekarang, kita bersiap menghadapi kompetisi di Rusia pada 2018 mendatang,” ujarnya.
Rida Achmad, General Manager Liga Mahasiswa (LIMA), mengungkapkan alasan LIMA terlibat dalam Jambore Futsal Anak 2016. “Kegiatan ini sangat positif. LIMA mendukung berlangsungnya Jambore Futsal Anak yang sekaligus menjadi kick-off program Street Child Soccer ini karena gelaran ini sejalan dengan visi LIMA dengan terdapatnya unsur pembinaan dan pengembangan. Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut secara berkesinambungan agar target jangka pendek berupa pelatihan dan jangka panjangnya yaitu bersama Garuda Baru ke SCWC di Rusia tahun 2018 bisa tercapai, tentunya melalui peran serta seluruh lembaga terkait,” ungkapnya.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama berbagai institusi, di antaranya Liga Mahasiswa, Universitas Negeri Jakarta, Dinas Olah Raga DKI Jakarta, Kick Andy Foundation, Deutsche Bank, dan McDonald’s.
“Kami merancang kegiatan ini menjadi rangkaian pembinaan jangka panjang. Karenanya kami terus mengajak partisipasi masyarakat dalam mengembangkan tidak hanya olahraga futsal di Indonesia, namun juga turut berperan aktif mendukung terjadinya sebuah perubahan dalam hidup anak-anak marjinal Indonesia,” tutup Jessica Hutting.
Liga Mahasiswa (LIMA) turut serta dalam mendukung kegiatan yang digagas oleh Garuda Baru. “JFA diadakan terinspirasi dari pengalaman saat Indonesia berpartisipasi di ajang Street Child World Cup (SCWC) di Brazil pada bulan Maret 2014 di Rio de Janeiro, Brasil yang diadakan sejalan dengan pelaksanaan Piala Dunia 2014,” kata Mahir Bayasut, Inisiator Garuda Baru dalam rilis yang diterima Sindonews, Rabu (24/2/2016)
Menurutnya melalui pengalaman tersebut, disadari diperlukan sebuah program yang berkelanjutan untuk memberdayakan anak-anak marjinal, termasuk pembinaan melalui olah raga futsal. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 250 peserta dari 20 lembaga pegiat sosial.
Profil usia peserta berkategori usia 10 hingga 16 tahun dan terpilih dari 16 komunitas/lembaga di area Jabodetabek. Rangkaian acara JFA selama dua hari terdiri dari tiga bagian utama, yakni coaching clinic untuk memberikan pelatihan teknik dasar futsal. Anak-anak didampingi oleh para pelatih yang berasal dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ.
Selain melakukan pembinaan dari sisi olah raga, kegiatan ini juga turut menyelipkan pengembangan kemampuan dasar di bidang lainnya. Kegiatan tersebut dikemas kegiatan edukasi keterampilan sosial yang diasosiasikan dengan permainan futsal dan tema yang diangkat.
“Acara ini bertujuan untuk memberikan alternatif pendekatan baru bagi komunitas dan lembaga sosial dalam melakukan pembinaan terhadap anak marjinal, selain itu kami ingin menyampaikan pesan untuk mengajak masyarakat luas untuk menghargai dan mendukung pemenuhan hak anak, serta berperan aktif menciptakan lingkungan yang aman, tanpa kekerasan terutama untuk anak-anak marjinal,” tambah Jessica Hutting, Ketua Garuda Baru.
Kegiatan ini juga menjadi kampanye awal persiapan pelatihan jangka pendek dan jangka panjang yang akan digelar oleh Garuda Baru bekerja sama dengan LIMA dan UNJ. Pelatihan jangka pendek bagi anak-anak jenjang usia rencananya akan berlangsung selama enam bulan. Target jangka panjang kegiatan yang dinamakan Street Child Soccer ini adalah menyiapkan talenta usia dini untuk diberangkatkan ke Rusia untuk mengikuti Streat Child World Cup pada 2018.
Mustara, Wakil Dekan IV Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ, yang turut hadir dalam pembukaan acara menuturkan bahwa memupuk semangat dan motivasi untuk berkembang sangat penting, salah satunya melalui olah raga, “Bukan tidak mungkin, 15 tahun ke depan, teman-teman akan tumbuh sebagai profesional yang turut mengharumkan nama Indonesia. Di tempat ini telah banyak lahir atlet-atlet yang berprestasi. Mulai dari sekarang, kita bersiap menghadapi kompetisi di Rusia pada 2018 mendatang,” ujarnya.
Rida Achmad, General Manager Liga Mahasiswa (LIMA), mengungkapkan alasan LIMA terlibat dalam Jambore Futsal Anak 2016. “Kegiatan ini sangat positif. LIMA mendukung berlangsungnya Jambore Futsal Anak yang sekaligus menjadi kick-off program Street Child Soccer ini karena gelaran ini sejalan dengan visi LIMA dengan terdapatnya unsur pembinaan dan pengembangan. Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut secara berkesinambungan agar target jangka pendek berupa pelatihan dan jangka panjangnya yaitu bersama Garuda Baru ke SCWC di Rusia tahun 2018 bisa tercapai, tentunya melalui peran serta seluruh lembaga terkait,” ungkapnya.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama berbagai institusi, di antaranya Liga Mahasiswa, Universitas Negeri Jakarta, Dinas Olah Raga DKI Jakarta, Kick Andy Foundation, Deutsche Bank, dan McDonald’s.
“Kami merancang kegiatan ini menjadi rangkaian pembinaan jangka panjang. Karenanya kami terus mengajak partisipasi masyarakat dalam mengembangkan tidak hanya olahraga futsal di Indonesia, namun juga turut berperan aktif mendukung terjadinya sebuah perubahan dalam hidup anak-anak marjinal Indonesia,” tutup Jessica Hutting.
(bbk)