Pelatih Paparkan Kekurangan Ganda Putra Indonesia
A
A
A
BIRMINGHAM - Indonesia tidak punya wakil di perempat final ganda putra All England 2016. Empat pasangan yang diturunkan yakni Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Berry Angriawan/Rian Agung Saputro dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kalah di babak-babak awal.
Hendra/Ahsan sebagai unggulan kedua dalam turnamen ini takluk dari pasangan Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Bertarung sengit dalam tiga game, Hendra/Ahsan akhirnya menyerah 15-21, 21-15 dan 17-21.
Sementara itu, Angga/Ricky tumbang di hadapan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa. Lalu Berry/Rian dan Marcus Kevin sama-sama menyerah di hadapan ganda putra China. Berry/Rian kalah dari Liu Xiaolong/Qiu Zihan dan Marcus/Kevin keok di tangan Zhang Nan/Fu Haifeng.
"Kalau dari segi teknik permainan mereka masih benar mainnya, polanya, semua benar. Cuma kekurangannya dari segi otot tangannya. Karena memang kelihatan kita kalah kekuatan tangannya dibanding musuh. Bukan fisik, bukan napas, tapi tenaga tangannya yang agak turun," jelas pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi.
"Pada ganda putra level dunia, untuk mendapatkan poin memang harus 'membunuh' lawan. Salah satunya kan dengan smash yang keras, nah ini tenaganya kita yang kurang. Sehingga susah tembus. Ini kekurangan yang saya lihat. Khususnya Hendra/Ahsan," ujarnya lebih lanjut.
Meski demikian, Herry tidak larut dalam kekecewaan. Ia menjadikan kekalahan ini sebagai bahan evaluasi untuk hadapi turnamen berikutnya.
"Hasil ini memang bisa dibilang gagal dan tidak sesuai target. Tapi dari kegagalan ini banyak yang menjadi bahan evaluasi, apa yang harus diperbaiki dan apa yang masih kurang," ungkapnya seperti dikutip dari situs PBSI.
Hendra/Ahsan sebagai unggulan kedua dalam turnamen ini takluk dari pasangan Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Bertarung sengit dalam tiga game, Hendra/Ahsan akhirnya menyerah 15-21, 21-15 dan 17-21.
Sementara itu, Angga/Ricky tumbang di hadapan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa. Lalu Berry/Rian dan Marcus Kevin sama-sama menyerah di hadapan ganda putra China. Berry/Rian kalah dari Liu Xiaolong/Qiu Zihan dan Marcus/Kevin keok di tangan Zhang Nan/Fu Haifeng.
"Kalau dari segi teknik permainan mereka masih benar mainnya, polanya, semua benar. Cuma kekurangannya dari segi otot tangannya. Karena memang kelihatan kita kalah kekuatan tangannya dibanding musuh. Bukan fisik, bukan napas, tapi tenaga tangannya yang agak turun," jelas pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi.
"Pada ganda putra level dunia, untuk mendapatkan poin memang harus 'membunuh' lawan. Salah satunya kan dengan smash yang keras, nah ini tenaganya kita yang kurang. Sehingga susah tembus. Ini kekurangan yang saya lihat. Khususnya Hendra/Ahsan," ujarnya lebih lanjut.
Meski demikian, Herry tidak larut dalam kekecewaan. Ia menjadikan kekalahan ini sebagai bahan evaluasi untuk hadapi turnamen berikutnya.
"Hasil ini memang bisa dibilang gagal dan tidak sesuai target. Tapi dari kegagalan ini banyak yang menjadi bahan evaluasi, apa yang harus diperbaiki dan apa yang masih kurang," ungkapnya seperti dikutip dari situs PBSI.
(bep)