Tim Divisi Utama Tolak Turnamen Bentukan Tim Transisi
A
A
A
SEMARANG - Klub-klub Divisi Utama di Jawa Tengah tidak memedulikan rencana Tim Transisi bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang akan menggulirkan turnamen. Belum tentu, turnamen tersebut akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. ''Opo yo tenan? Kita sudah males mikir,” ungkap CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi.
Mahesa Jenar sudah mengirimkan salah satu utusan untuk menghadiri pertemuan di Kemenpora. Namun, PSIS belum bisa memberikan kepastian apakah akan ikut atau tidak. Yoyok mengatakan, tim hanya fokus pada Indonesia Soccer Championsip (ISC) 2016 yang akan diputar pada 23 April mendatang.
Setelah mendapat penjelasan hal itu, manajemen mengebut pembentukan tim. Sayangnya, kabar yang beredar turnamen tersebut ditunda.''Informasinya dipending. Ini jadi tambah runyam lagi, kasihan pemain yang setiap hari butuh makan,” katanya.
Pemilik nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukwijaya ini mengaku heran, setelah Tim Transisi berinisiatif menggelar turnamen. Padahal operator ISC 2016 mengklaim bahwa turnamen yang tidak melibatkan PSSI itu sudah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo, Kemenpora, dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). ''Klub jadi seperti diombang-ambingkan. Gimana ini, ada ISC, Tim Transisi dan kompetisi Divisi Utama,” ujar dia.
Sejumlah klub dari provinsi ini yang diundang selain PSIS di antaranya PSCS Cilacap, Persis Solo, Persipur Purwodadi, Persibas Banyumas, Persibangga Purbalingga, Persibat Batang dan Persipur Purwodadi.
Hanya, yang memutuskan berangkat hanya PSIS, Persibas, Persibangga dan Persibat Batang. Persipur kabarnya juga absen. PSCS memilih absen, karena pertemuan itu kurang mendapat dukungan dari klub-klub di Tanah Air.
''Saya sudah kontak manajemen klub-klub Indonesia Super League (ISL), dan diminta untuk menolak datang. Ya, saya tidak berangkat,” kata Sekretaris PSCS Basuki Priyo Nugroho.
Kendati memilih absen, pihaknya sudah menghubungi sejumlah pengurus klub lainnya yang ikut hadir.
Mereka yang datang pun juga tidak bisa banyak bicara. ''Ibaratnya mereka ini datang untuk sekadar meraba-raba atau coba-coba. Saat saya tanya banyak yang bungkam dan tidak tahu,” ujarnya.
Basuki tidak ingin pengalaman buruk saat turun dalam Indonesia Premiere League (IPL) kembali terulang. Bertanding dalam kompetisi atau turnamen di luar PSSI, tidak menguntungkan bagi klub.
“Klub waktu itu banyak dirugikan,” ujar dia.
Mahesa Jenar sudah mengirimkan salah satu utusan untuk menghadiri pertemuan di Kemenpora. Namun, PSIS belum bisa memberikan kepastian apakah akan ikut atau tidak. Yoyok mengatakan, tim hanya fokus pada Indonesia Soccer Championsip (ISC) 2016 yang akan diputar pada 23 April mendatang.
Setelah mendapat penjelasan hal itu, manajemen mengebut pembentukan tim. Sayangnya, kabar yang beredar turnamen tersebut ditunda.''Informasinya dipending. Ini jadi tambah runyam lagi, kasihan pemain yang setiap hari butuh makan,” katanya.
Pemilik nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukwijaya ini mengaku heran, setelah Tim Transisi berinisiatif menggelar turnamen. Padahal operator ISC 2016 mengklaim bahwa turnamen yang tidak melibatkan PSSI itu sudah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo, Kemenpora, dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). ''Klub jadi seperti diombang-ambingkan. Gimana ini, ada ISC, Tim Transisi dan kompetisi Divisi Utama,” ujar dia.
Sejumlah klub dari provinsi ini yang diundang selain PSIS di antaranya PSCS Cilacap, Persis Solo, Persipur Purwodadi, Persibas Banyumas, Persibangga Purbalingga, Persibat Batang dan Persipur Purwodadi.
Hanya, yang memutuskan berangkat hanya PSIS, Persibas, Persibangga dan Persibat Batang. Persipur kabarnya juga absen. PSCS memilih absen, karena pertemuan itu kurang mendapat dukungan dari klub-klub di Tanah Air.
''Saya sudah kontak manajemen klub-klub Indonesia Super League (ISL), dan diminta untuk menolak datang. Ya, saya tidak berangkat,” kata Sekretaris PSCS Basuki Priyo Nugroho.
Kendati memilih absen, pihaknya sudah menghubungi sejumlah pengurus klub lainnya yang ikut hadir.
Mereka yang datang pun juga tidak bisa banyak bicara. ''Ibaratnya mereka ini datang untuk sekadar meraba-raba atau coba-coba. Saat saya tanya banyak yang bungkam dan tidak tahu,” ujarnya.
Basuki tidak ingin pengalaman buruk saat turun dalam Indonesia Premiere League (IPL) kembali terulang. Bertanding dalam kompetisi atau turnamen di luar PSSI, tidak menguntungkan bagi klub.
“Klub waktu itu banyak dirugikan,” ujar dia.
(aww)