Pemuda Pakistan ini Ingin Tiru Jejak Rio Haryanto
A
A
A
ISLAMABAD - Keberhasilan Rio Haryanto menembus ketatnya persaingan di Formula 1 ternyata telah menginsiparasi banyak orang di kawasan Asia. Buktinya, seorang pemuda asal Pakistan, Saad Ali ingin meniru jejak Rio Haryanto bisa berlaga di ajang jet darat paling bergengsi di dunia.
Untuk bisa mewujudkan ambisi tersebut Saad dipastikan akan menemui jalan berliku. Dana barang tentu jadi hal utama. Di samping itu ia harus mengubah pandangan warga Pakistan yang selama ini yang belum memandang F1 sebuah ajang yang bisa melambungkan nama negara.
Pakistan memang tidak punya tradisi di lomba balap. Nama negara yang berbatasan dengan India itu lebih dikenal dengan permainan kriket dan hoki. Jangankan sirkuit balap, bisa menyaksikan lomba F1 saja jadi barang langka di sana.
"Sebagai seorang anak saya selalu tertarik dengan mobil. Tapi tak ada balapan di Pakistan, bahkan di televisi," ungkap Saad dilansir Channelnewsasia, Selasa (29/3/2016).
Meski begitu, Saad bisa membalikan semua kondisi di negaranya. Ia sudah bisa menapaki tahapan setelah berhasil meraih podium di Formula Gulf 1000 series pada 2014. Saad merasih posisi ketiga sebanyak dua kali selama sepekan di Abu Dhabi.
Dengan keberasilan meraih prestasi di Abu Dhabi, membuat mental dan motivasi Saad makin menjadi. "Itu membuktikan kepada saya, kalau keinginan mencapai sesuatu itu bisa tercapai," kata Saad.
Dan kini, Saad akan menghadapi tahapan selanjutnya. Ia ingin mencecapi ajang Formula 3, GP3 dan GP2. Itu akan jadi batu terbesar yang harus dilewati jika ingin bisa meniru jejak Rio Haryanto.
Untuk bisa mewujudkan ambisi tersebut Saad dipastikan akan menemui jalan berliku. Dana barang tentu jadi hal utama. Di samping itu ia harus mengubah pandangan warga Pakistan yang selama ini yang belum memandang F1 sebuah ajang yang bisa melambungkan nama negara.
Pakistan memang tidak punya tradisi di lomba balap. Nama negara yang berbatasan dengan India itu lebih dikenal dengan permainan kriket dan hoki. Jangankan sirkuit balap, bisa menyaksikan lomba F1 saja jadi barang langka di sana.
"Sebagai seorang anak saya selalu tertarik dengan mobil. Tapi tak ada balapan di Pakistan, bahkan di televisi," ungkap Saad dilansir Channelnewsasia, Selasa (29/3/2016).
Meski begitu, Saad bisa membalikan semua kondisi di negaranya. Ia sudah bisa menapaki tahapan setelah berhasil meraih podium di Formula Gulf 1000 series pada 2014. Saad merasih posisi ketiga sebanyak dua kali selama sepekan di Abu Dhabi.
Dengan keberasilan meraih prestasi di Abu Dhabi, membuat mental dan motivasi Saad makin menjadi. "Itu membuktikan kepada saya, kalau keinginan mencapai sesuatu itu bisa tercapai," kata Saad.
Dan kini, Saad akan menghadapi tahapan selanjutnya. Ia ingin mencecapi ajang Formula 3, GP3 dan GP2. Itu akan jadi batu terbesar yang harus dilewati jika ingin bisa meniru jejak Rio Haryanto.
(bbk)