PSIS Tolak Lepas Pemain Gabung TC Sepak Bola PON Jateng, Mengapa?
A
A
A
SEMARANG - PSIS Semarang bersikukuh tidak melepas Ahmad Agung Setya Budi, dan Fajar Setya Jaya untuk kembali mengikuti training center (TC) tim sepak bola PON Jawa Tengah. Klub berjuluk Mahesa Jenar itu tidak rela Agung dan Fajar kembali bergabung dengan tim PON, karena Indonesia Soccer Championship (ISC) Seri B, sudah kian dekat, yakniakan digelar pada 30 April mendatang.
Kendati melarang pemain mengikuti pemusatan latihan PON lagi, pengurus tetap membuka kesempatan bagi keduanya tampil saat PON XIX di Jawa Barat. ''Untuk pertandingan PON masih lama, sekitar September.Jadi lebih baik biar bergabung dengan PSIS saja daripada ikut Liga Nusantara (Linus),” kata Manajer PSIS Wahyu Winarto.
Wahyu mengatakan, manajemen tim sepak bola PON Jateng sudah merencanakan untuk ambil bagian dalam kompetisi amatir Linus. Dibandingkan dengan Linus, tentu kompetisi ISC lebih bergengsi dan memiliki tantangan lebih besar, karena lawan yang dihadapi adalah klub profesional. ''Keduanya justru akan semakin matang jika bergabung dengan PSIS. Tenaganya masih sangat kami butuhkan,” ucapnya.
Ahmad Agung sebelum bergabung dengan PSIS pada musim 2015, pernah memperkuat Putra Berlian Rajawali FC, yang turun dalam laga amatir Linus. Di klub yang diasuh oleh M Dofir itu, justru pemain asal Demak dengan nomor punggung 24 itu justru sangat jarang dimainkan.
Namun, bakatnya akhirnya ditemukan oleh tim pelatih Mahesa Jenar, yang berani memberi kepercayaan kepadanya sebagai pemain utama di tim. Agung saat itu direkrut bersama dengan Tegar Pribadi dan Dani Raharjanto. Jika sementara tidak diperkuat Fajar Setya, PON Jateng masih memiliki kiper Awan Seto Raharjo dan Ferry Bagus. Namun dengan absennya Ahmad Agung, tim pelatih harus memutar otak untuk mencari pemain alternatif.
Asisten Manajer PON Jateng Eko Wahyudi mengaku tidak khawatir dengan absennya Ahmad Agung. Masih ada beberapa pemain lainnya, karena pemain Pra PON cukup banyak. ''Yang didaftarkan totalnya ada 30 pemain.Masak mencari 18 orang dari 30 pemain tidak bisa,” katanya.
Pihaknya tidak bisa menghalangi keinginan klub, yang kembali menarik pemainnya karena tenaganya juga dibutuhkan.Apalagi jika pemain tersebut sudah terikat dengan kontrak resmi, tentu hal ini harus dihormati. ''Ya, kan pemain juga memiliki klub sendiri, sebelum bergabung dengan tim PON. Kecuali jika pemain tersebut tidak memiliki klub, itu yang kami harap bisa memperkuat tim saat mengikuti training center (TC) lagi, yang direncanakan dimulai 15 April,” ujar dia.
Pada Pra-PON lalu, Jateng juga juga tidak diperkuat oleh Ricky Fajrin karena tenaganya dibutuhkan Bali United di Piala Bhayangkara, begitu pula dengan Septian David Maulana di Mitra Kukar.
Kendati melarang pemain mengikuti pemusatan latihan PON lagi, pengurus tetap membuka kesempatan bagi keduanya tampil saat PON XIX di Jawa Barat. ''Untuk pertandingan PON masih lama, sekitar September.Jadi lebih baik biar bergabung dengan PSIS saja daripada ikut Liga Nusantara (Linus),” kata Manajer PSIS Wahyu Winarto.
Wahyu mengatakan, manajemen tim sepak bola PON Jateng sudah merencanakan untuk ambil bagian dalam kompetisi amatir Linus. Dibandingkan dengan Linus, tentu kompetisi ISC lebih bergengsi dan memiliki tantangan lebih besar, karena lawan yang dihadapi adalah klub profesional. ''Keduanya justru akan semakin matang jika bergabung dengan PSIS. Tenaganya masih sangat kami butuhkan,” ucapnya.
Ahmad Agung sebelum bergabung dengan PSIS pada musim 2015, pernah memperkuat Putra Berlian Rajawali FC, yang turun dalam laga amatir Linus. Di klub yang diasuh oleh M Dofir itu, justru pemain asal Demak dengan nomor punggung 24 itu justru sangat jarang dimainkan.
Namun, bakatnya akhirnya ditemukan oleh tim pelatih Mahesa Jenar, yang berani memberi kepercayaan kepadanya sebagai pemain utama di tim. Agung saat itu direkrut bersama dengan Tegar Pribadi dan Dani Raharjanto. Jika sementara tidak diperkuat Fajar Setya, PON Jateng masih memiliki kiper Awan Seto Raharjo dan Ferry Bagus. Namun dengan absennya Ahmad Agung, tim pelatih harus memutar otak untuk mencari pemain alternatif.
Asisten Manajer PON Jateng Eko Wahyudi mengaku tidak khawatir dengan absennya Ahmad Agung. Masih ada beberapa pemain lainnya, karena pemain Pra PON cukup banyak. ''Yang didaftarkan totalnya ada 30 pemain.Masak mencari 18 orang dari 30 pemain tidak bisa,” katanya.
Pihaknya tidak bisa menghalangi keinginan klub, yang kembali menarik pemainnya karena tenaganya juga dibutuhkan.Apalagi jika pemain tersebut sudah terikat dengan kontrak resmi, tentu hal ini harus dihormati. ''Ya, kan pemain juga memiliki klub sendiri, sebelum bergabung dengan tim PON. Kecuali jika pemain tersebut tidak memiliki klub, itu yang kami harap bisa memperkuat tim saat mengikuti training center (TC) lagi, yang direncanakan dimulai 15 April,” ujar dia.
Pada Pra-PON lalu, Jateng juga juga tidak diperkuat oleh Ricky Fajrin karena tenaganya dibutuhkan Bali United di Piala Bhayangkara, begitu pula dengan Septian David Maulana di Mitra Kukar.
(aww)