Gagal Pertahankan Gelar Liga Champions, Barcelona Bisa Sial di Liga Spanyol
A
A
A
MADRID - Barcelona harus bersiap kehilangan gelar lagi pada musim ini. Kegagalan mempertahankan trofi Liga Champions bisa memicu kutukan yang membuat El Azulgrana tersungkur di Liga Spanyol.
Barcelona tidak bisa lagi mencatat treble winner setelah dihentikan Atletico Madrid saat perempat final Liga Champions. Armada Luis Enrique tersingkir lantaran keunggulan 2-1 berbalik jadi kekalahan 0-2. Dua gol Antoine Griezmann di Vicente Calderon membuat tim tamu kalah aggregate 2-3.
Itu membuat Barcelona mengikuti nasib para juara Liga Champions sebelumnya. Tapi, efeknya bukan hanya itu. Pengaruhnya bisa merembet ke kompetisi domestik. Ya, selama 10 musim terakhir, tim yang gagal menjaga gelar Liga Champions, juga kerap terpuruk di ajang lokal.
Barcelona sudah dua kali merasakan kutukan itu. Lionel Messi dkk sukses memenangi Liga Champions dan Liga Spanyol pada 2005/2006. Tapi, pada periode 2006/2007, mereka kandas di fase 16 Besar. Kemudian mereka juga gagal menjuarai Liga Spanyol diperiode yang sama.
Tim Katalan itu juga pernah menguasai Liga Champions dan Liga Spanyol 2010/2011. Namun, di Liga Champions 2011/2012, mereka terhenti di semifinal. Itu berimbas gagalnya memenangi Liga Spanyol 2011/2012.
Masih banyak contoh lainnya. Misalnya FC Porto seusai memenangi Liga Champions 2003/2004. Pada musim berikutnya, Porto tersingkir di fase 16 Besar. Itu berbuntut gagalnya mereka memenangi Liga Portugal 2004/2005.
Liverpool jadi korban berikutnya. The Reds menguasai Liga Champions 2004/2005. Sayang, mereka tidak bisa berbuat banyak di periode berikutnya. Ironisnya lagi, mereka juga urung menjuarai Liga Inggris 2005/2006.
AC Milan juga bernasib sama. Mereka sukses menjuarai Liga Champions 2006/2007. Namun, I Rossoneri kehilangan takhtanya dimusim berikutnya. Mereka juga gagal merebut Scudetto 2007/2008.
Inter Milan merasakan penderitaan serupa. Setelah mencatat treble winner pada 2009/2010, I Nerazzurri terhenti di perempat final Liga Champions 2010/2011. Setelah itu, mereka juga urung memenangi Liga Italia 2010/2011.
Chelsea ikut pula jadi korban. The Blues merajai Liga Champions 2011/2012. Tapi, klub London Barat itu kurang beruntung dimusim 2012/2013. Sialnya, mereka juga tidak mampu menjuarai Liga Inggris pada musim yang sama.
Real Madrid juga bernasib sama. Los Blancos membukukan La Decima pada 2013/2014 setelah menggasak Atletico. Tapi, musim berikutnya Madrid terhenti di semifinal, dan juga gagal memenangi Liga Spanyol 2014/2015.
Barcelona tidak bisa lagi mencatat treble winner setelah dihentikan Atletico Madrid saat perempat final Liga Champions. Armada Luis Enrique tersingkir lantaran keunggulan 2-1 berbalik jadi kekalahan 0-2. Dua gol Antoine Griezmann di Vicente Calderon membuat tim tamu kalah aggregate 2-3.
Itu membuat Barcelona mengikuti nasib para juara Liga Champions sebelumnya. Tapi, efeknya bukan hanya itu. Pengaruhnya bisa merembet ke kompetisi domestik. Ya, selama 10 musim terakhir, tim yang gagal menjaga gelar Liga Champions, juga kerap terpuruk di ajang lokal.
Barcelona sudah dua kali merasakan kutukan itu. Lionel Messi dkk sukses memenangi Liga Champions dan Liga Spanyol pada 2005/2006. Tapi, pada periode 2006/2007, mereka kandas di fase 16 Besar. Kemudian mereka juga gagal menjuarai Liga Spanyol diperiode yang sama.
Tim Katalan itu juga pernah menguasai Liga Champions dan Liga Spanyol 2010/2011. Namun, di Liga Champions 2011/2012, mereka terhenti di semifinal. Itu berimbas gagalnya memenangi Liga Spanyol 2011/2012.
Masih banyak contoh lainnya. Misalnya FC Porto seusai memenangi Liga Champions 2003/2004. Pada musim berikutnya, Porto tersingkir di fase 16 Besar. Itu berbuntut gagalnya mereka memenangi Liga Portugal 2004/2005.
Liverpool jadi korban berikutnya. The Reds menguasai Liga Champions 2004/2005. Sayang, mereka tidak bisa berbuat banyak di periode berikutnya. Ironisnya lagi, mereka juga urung menjuarai Liga Inggris 2005/2006.
AC Milan juga bernasib sama. Mereka sukses menjuarai Liga Champions 2006/2007. Namun, I Rossoneri kehilangan takhtanya dimusim berikutnya. Mereka juga gagal merebut Scudetto 2007/2008.
Inter Milan merasakan penderitaan serupa. Setelah mencatat treble winner pada 2009/2010, I Nerazzurri terhenti di perempat final Liga Champions 2010/2011. Setelah itu, mereka juga urung memenangi Liga Italia 2010/2011.
Chelsea ikut pula jadi korban. The Blues merajai Liga Champions 2011/2012. Tapi, klub London Barat itu kurang beruntung dimusim 2012/2013. Sialnya, mereka juga tidak mampu menjuarai Liga Inggris pada musim yang sama.
Real Madrid juga bernasib sama. Los Blancos membukukan La Decima pada 2013/2014 setelah menggasak Atletico. Tapi, musim berikutnya Madrid terhenti di semifinal, dan juga gagal memenangi Liga Spanyol 2014/2015.
(mir)