Bonus Wimbledon Ditambah Jadi Rp 550 Miliar Demi Kesucian Turnamen
A
A
A
LONDON - Bonus juara Wimbledon 2016 meningkat 2 juta Pound, menjadi 28.1 juta Pound atau sekitar Rp 500 miliar. Media di Inggris menyebut hal itu berujuan mencegah kontestan melakukan match fixing dan pelanggaran doping.
Baru-baru ini dunia tenis digemparkan dengan dua peristiwa besar, yakni dugaan pengaturan skor (match fixing) di grand slam Wimbledon, serta pelanggaran penggunaan meldonium yang diakui ratu tenis Maria Sharapova.
Dengan kenaikan uang hadiah mencapai 5% di tahun ini, All England Club berharap petenis yang menjadi kontestan di Wimbledon, dapat menjaga integritas mereka sekaligus merawat 'kesucian' Wimbledon. Panitia di sana juga berjanji memberlakukan akreditasi pemain, monitoring dan analisis lebih rinci selama turnamen berlangsung.
Kendati demikian, Chairman - Philip Brook dan Chief Executive - Richard Lewis menolak berkomentar terkait besaran dana yang dibutuhkan untuk memperketat Wimbledon tahun ini. Menurutnya, semua itu akan terbayar jika penyelenggaraan turnamen berlangsung tanpa cacat hukum.
"Saya pikir sulit untuk mengatakan hal seperti itu. Tetapi harapan kami adalah, bahwa orang melihat tindakan yang telah diambil oleh otoritas anti-korupsi. Saya pikir dunia olahraga telah bereaksi cepat," kata Brook, dikutip Daily Mail, Selasa (26/4/2016)
Dengan kondisi Maria Sharapova saat ini mengalami hukuman pasca-pengumuman gagal tes doping, Brook mengatakan suatu nilai minus bagi sebuah turnamen sekaliber Wimbledon. (Baca juga : Maria Sharapova Tersandung Kasus Doping)
Baru-baru ini dunia tenis digemparkan dengan dua peristiwa besar, yakni dugaan pengaturan skor (match fixing) di grand slam Wimbledon, serta pelanggaran penggunaan meldonium yang diakui ratu tenis Maria Sharapova.
Dengan kenaikan uang hadiah mencapai 5% di tahun ini, All England Club berharap petenis yang menjadi kontestan di Wimbledon, dapat menjaga integritas mereka sekaligus merawat 'kesucian' Wimbledon. Panitia di sana juga berjanji memberlakukan akreditasi pemain, monitoring dan analisis lebih rinci selama turnamen berlangsung.
Kendati demikian, Chairman - Philip Brook dan Chief Executive - Richard Lewis menolak berkomentar terkait besaran dana yang dibutuhkan untuk memperketat Wimbledon tahun ini. Menurutnya, semua itu akan terbayar jika penyelenggaraan turnamen berlangsung tanpa cacat hukum.
"Saya pikir sulit untuk mengatakan hal seperti itu. Tetapi harapan kami adalah, bahwa orang melihat tindakan yang telah diambil oleh otoritas anti-korupsi. Saya pikir dunia olahraga telah bereaksi cepat," kata Brook, dikutip Daily Mail, Selasa (26/4/2016)
Dengan kondisi Maria Sharapova saat ini mengalami hukuman pasca-pengumuman gagal tes doping, Brook mengatakan suatu nilai minus bagi sebuah turnamen sekaliber Wimbledon. (Baca juga : Maria Sharapova Tersandung Kasus Doping)
(bbk)