Tertahan di Jatidiri, Mahesa Jenar Evaluasi Formasi 4-2-3-1

Senin, 16 Mei 2016 - 16:28 WIB
Tertahan di Jatidiri, Mahesa Jenar Evaluasi Formasi 4-2-3-1
Tertahan di Jatidiri, Mahesa Jenar Evaluasi Formasi 4-2-3-1
A A A
SEMARANG - Skuat PSIS Semarang dievaluasi setelah ditahan Persibat Batang 0-0 dalam Indonesia Soccer Championship B di Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (15/5). Evaluasi difokuskan pada tidak optimalnya formasi 4-2-3-1 yang digunakan pada dua laga terakhir.
''Materi pemain musim ini, ada perubahan 50%. Tentu ini menjadi bahan koreksi, apakah masih optimal formasi dua musim lalu, dengan materi pemain yang ada saat ini,” tutur Direktur Teknik PSIS Setyo Agung Nugroho, Senin (16/5).

Musim lalu Mahesa Jenar memiliki pemain sayap yang punya kecepatan, yakni Franky Mahendra dan Bakori Andreas. Sayang, Franky harus menepi lantaran belum disahkan operator, sementara Bakori pulang ke Jawa Timur lagi akibat tidak ada kecocokan dengan nilai kontrak yang disodorkan manajemen.''Kami musim lalu punya sayap yang punya kecepatan,” ujar dia.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan ada perubahan formasi pemain, jika skema lama ini tidak efektif untuk skuad musim ini. Banyak formasi yang bisa dicoba, seperti 4-3-3 atau 4-4-2, semua masih serba mungkin. ''Perlu kami diskusikan dengan tim pelatih terlebih dulu,” katanya.

Saat berlaga kontra Banteng Alas Roban, julukan klub Persibat, PSIS menurunkan pemain sayap anyar, yakni Wage Dwi Aryo dan Feri Ariawan. Feri di babak kedua digantikan Hari Nur Yulianto, sementara Wage Dwi, juga ditarik digantikan Jordan, debutan musim ini.

Kendati lebih mendominasi permainan, PSIS tidak juga kunjung mencetak gol. Barisan pertahanan tim tamu cukup disiplin, sehingga sulit ditembus pasukan tuan rumah. Praktis, dalam pertandingan kandang perdana tersebut, PSIS mendapat peluang emas yang sangat minim.



Beberapa peluang didapat dari set piece, namun tidak berbuah gol setelah tendangan bebas M Yunus dan Ahmad Mahrus Bachtiar, melambung lebih tinggi dari mistar. Juru gedor PSIS, Johan Yoga Utama meminta maaf karena belum bisa mencetak gol. ''Maaf, seribu maaf,” kata Johan.

Dia berharap suporter bisa memberikan kritik yang membangun. Sebagai pemain, dirinya tidak alergi kritik.
''Kritikan boleh, tapi jangan terlalu membebani pemain dengan memberi banyak kritikan ketika tim kalah,”ujarnya.

Setiap kali bertanding, tim biasanya memutari lapangan dan menyapa suporter Snex dan Panser Biru yang sudah datang sejak menit awal. Seperti halnya usai pertandingan melawan Persibat. Jika tim dalam posisi menang, pemain akan turut merasa bangga. ''Ketika kalian kecewa, apakah menurut kalian kami juga tidak ikut kecewa? Ayolah jadi suporter cerdas kakak-kakak semua,” tulis Johan di dinding akun Facebook milknya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7413 seconds (0.1#10.140)