Pasukan Versatile Antonio Conte di Piala Eropa 2016
A
A
A
FLORENCE - Menghadapi gelaran bergengsi sekelas Piala Eropa, jelas sudah seorang pelatih dituntut bisa memberikan hasil maksimal. Demi memuluskannya, pelatih itu tentunya akan memanggil sejumlah pemain terbaik untuk membela tim nasional.
Hal itu bukannya tak ada halangan. Kesulitan pelatih menemukan pemain tim nasional biasanya dihadapkan beberapa faktor yang salah satunya mengacu pada perkembangan sepak bola di suatu negara. Bentuk nyatanya adalah masalah pembinaan yang sedikit tertinggal atau kompetisi yang masih kurang kompetitif.
Imbasnya, pemain yang dianggap memenuhi harapan sangat sulit didapat, itupun jika tak menemui kendala lain seperti cedera. Dan dalam Piala Eropa 2016, Antonio Conte sepertinya mengalami masalah tersebut.
Seperti dikutip Gazzetta world, Rabu (1/6/2016), pelatih yang musim depan bakal membesut Chelsea menggunakan banyak versatile player atau pemain serba bisa untuk menutupi kelemahan timnya. Beberapa sosok dalam 23 pemain Gli Azzurri kali ini merupakan versatile player atau pemain yang bisa menempati beberapa posisi sekaligus dalam formasi 3-5-2.
Di lini belakang, sebut saja Matteo Darmian dan Angelo Ogbonna adalah contoh versatile player. Keduanya bisa bermain di semua posisi bertahan. Bahkan sepertinya Conte tak mencemaskan lini belakang sebab gelandang Alessandro Florenzi dan bek Mattia De Sciglio bisa digeser ke posisi full back atau bek sayap andai dibutuhkan.
Jika masih kurang, ada sosok Marco Parolo, Federico Bernardeschi dan Antonio Candreva. Para winger itu bisa ditempatkan jadi bek sayap, mengantisipasi Darmian dan Ogbonna mendapat cedera selama gelaran nanti.
Di lini tengah, kejelian Conte kembali terlihat. Di detik-detik akhir pengumuman skuat resmi, ia menunjuk pemain Juventus Stefano Sturaro sebagai pengganti Jorginho di posisi deep lying playmaker. Selain karena kondisinya yang bugar, pemain berusia 23 tahun bisa dipasang seorang diri atau bertandem dengan Daniele De Rossi dan Tiago Motta nanti.
Satu-satunya posisi yang mungkin belum maksimal adalah pemain nomor 10 atau playmaker. Absennya Marco Veratti dan Ricardo Montolivo akibat cedera serta ketidakhadiran Andrea Pirlo membuat Conte tak punya pilihan banyak.
Sebagai gantinya, Conte coba mengakali dengan mengubah formasi dari 3-5-2 ke 3-4-3. Selain itu, fleksibelnya para pemain pelatih berusia 46 tahun membuat Italia bisa menerapkan strategi 4-4-2 saat bertahan dan berubah 3-4-3 saat menyerang.
Sementara di posisi striker, juru gedor yang dibawa bisa dibilang kalah kelas ketimbang Prancis yang punya Antoine Griezmann atau Jerman yang mengandalkan Thomas Mueller. Pemain seperti Graziano Pelle, Eder, Simone Zaza, Lorenzo Insigne, dan Ciro Immobile adalah harapan Conte agar Italia bisa mencetak gol nanti.
Skema versatile player ala Antonio Conte untuk Timnas Italia di Piala Eropa 2016 - Gazzetta World
Pasukan versatile Conte di atas akan mendapat rintangan berat di Grup E bersama Belgia, Irlandia Utara, dan Swedia. Bagaimana peluangnya? Jika menilik rekam jejak maka Italia masih punya peluang melenggang ke fase knock out, terlebih mereka adalah finalis edisi sebelumnya.
Hal itu bukannya tak ada halangan. Kesulitan pelatih menemukan pemain tim nasional biasanya dihadapkan beberapa faktor yang salah satunya mengacu pada perkembangan sepak bola di suatu negara. Bentuk nyatanya adalah masalah pembinaan yang sedikit tertinggal atau kompetisi yang masih kurang kompetitif.
Imbasnya, pemain yang dianggap memenuhi harapan sangat sulit didapat, itupun jika tak menemui kendala lain seperti cedera. Dan dalam Piala Eropa 2016, Antonio Conte sepertinya mengalami masalah tersebut.
Seperti dikutip Gazzetta world, Rabu (1/6/2016), pelatih yang musim depan bakal membesut Chelsea menggunakan banyak versatile player atau pemain serba bisa untuk menutupi kelemahan timnya. Beberapa sosok dalam 23 pemain Gli Azzurri kali ini merupakan versatile player atau pemain yang bisa menempati beberapa posisi sekaligus dalam formasi 3-5-2.
Di lini belakang, sebut saja Matteo Darmian dan Angelo Ogbonna adalah contoh versatile player. Keduanya bisa bermain di semua posisi bertahan. Bahkan sepertinya Conte tak mencemaskan lini belakang sebab gelandang Alessandro Florenzi dan bek Mattia De Sciglio bisa digeser ke posisi full back atau bek sayap andai dibutuhkan.
Jika masih kurang, ada sosok Marco Parolo, Federico Bernardeschi dan Antonio Candreva. Para winger itu bisa ditempatkan jadi bek sayap, mengantisipasi Darmian dan Ogbonna mendapat cedera selama gelaran nanti.
Di lini tengah, kejelian Conte kembali terlihat. Di detik-detik akhir pengumuman skuat resmi, ia menunjuk pemain Juventus Stefano Sturaro sebagai pengganti Jorginho di posisi deep lying playmaker. Selain karena kondisinya yang bugar, pemain berusia 23 tahun bisa dipasang seorang diri atau bertandem dengan Daniele De Rossi dan Tiago Motta nanti.
Satu-satunya posisi yang mungkin belum maksimal adalah pemain nomor 10 atau playmaker. Absennya Marco Veratti dan Ricardo Montolivo akibat cedera serta ketidakhadiran Andrea Pirlo membuat Conte tak punya pilihan banyak.
Sebagai gantinya, Conte coba mengakali dengan mengubah formasi dari 3-5-2 ke 3-4-3. Selain itu, fleksibelnya para pemain pelatih berusia 46 tahun membuat Italia bisa menerapkan strategi 4-4-2 saat bertahan dan berubah 3-4-3 saat menyerang.
Sementara di posisi striker, juru gedor yang dibawa bisa dibilang kalah kelas ketimbang Prancis yang punya Antoine Griezmann atau Jerman yang mengandalkan Thomas Mueller. Pemain seperti Graziano Pelle, Eder, Simone Zaza, Lorenzo Insigne, dan Ciro Immobile adalah harapan Conte agar Italia bisa mencetak gol nanti.
Skema versatile player ala Antonio Conte untuk Timnas Italia di Piala Eropa 2016 - Gazzetta World
Pasukan versatile Conte di atas akan mendapat rintangan berat di Grup E bersama Belgia, Irlandia Utara, dan Swedia. Bagaimana peluangnya? Jika menilik rekam jejak maka Italia masih punya peluang melenggang ke fase knock out, terlebih mereka adalah finalis edisi sebelumnya.
(bep)