Luis Suarez Alami Nasib Tragis di Amerika Serikat
A
A
A
CALIFORNIA - Luis Suarez mengalami dua nasib berbeda sepanjang 2016. El Pistolero mereguk sukses besar bersama Barcelona, tapi mengalami hal tragis ketika menemani Uruguay.
Suarez tampil fenomenal selama mengenakan seragam Barcelona di musim 2015/2016. Penyerang berusia 29 tahun sukses menjuarai Liga Spanyol dan Copa del Rey. Dia menjadi pemain tersubur di Negeri Matador lantaran mengemas 40 gol. Dengan torehan itu, dia juga dipastikan merebut Sepatu Emas Eropa.
Pencapaian itu membuat Suarez sempat diramalkan bakal jadi pahlawan Uruguay di ajang Copa America Centenario 2016. Mantan pemain Liverpool itu diyakini akan mencetak banyak gol dan membantu La Celeste berjaya di Amerika Serikat (AS).
Namun, kenyataannya jauh berbeda. Akibat cedera hamstring kaki kanan yang menderanya ketika bentrok Sevilla saat final Copa del Rey, 22 Mei 2016, membuat Suarez mengalami kenangan menyakitkan.
Meski masih memulihkan diri, Suarez tetap dibawa pelatih Oscar Tabarez. Soalnya, dia diyakini bisa tampil di babak gugur. Tapi, itu urung terjadi. Suarez tidak sempat merumput lantaran Uruguay harus angkat kaki lebih cepat.
Uruguay gagal melewati penyisihan Grup C karena terdampar di posisi tiga. Empat kali jawara Copa America itu tersisih lantaran menelan dua kekalahan. Mereka dihabisi Meksiko (1-3) dan Venezuela (0-1). Ya, kemenangan 3-0 atas Jamaica pada partai penutup hanya jadi penghibur.
Ironisnya, selama penyisihan Grup C, Suarez belum pernah merumput sedetik pun. Padahal, kondisinya sudah bugar dan berharap bisa hadir di perempat final. Tapi, impian itu harus dikuburnya. Alhasil, Suarez batal meraih sukses ganda pada tahun ini.
“Saya benar-benar marah. Saya marah karena tidak bisa melakukan apa-apa. Saya hanya bisa melihat kami (Uruguay) tersingkir (dari Copa America). Ini tidak ada kaitannya dengan pelatih,” ucap Suarez, dikutip sky sport.
Suarez tampil fenomenal selama mengenakan seragam Barcelona di musim 2015/2016. Penyerang berusia 29 tahun sukses menjuarai Liga Spanyol dan Copa del Rey. Dia menjadi pemain tersubur di Negeri Matador lantaran mengemas 40 gol. Dengan torehan itu, dia juga dipastikan merebut Sepatu Emas Eropa.
Pencapaian itu membuat Suarez sempat diramalkan bakal jadi pahlawan Uruguay di ajang Copa America Centenario 2016. Mantan pemain Liverpool itu diyakini akan mencetak banyak gol dan membantu La Celeste berjaya di Amerika Serikat (AS).
Namun, kenyataannya jauh berbeda. Akibat cedera hamstring kaki kanan yang menderanya ketika bentrok Sevilla saat final Copa del Rey, 22 Mei 2016, membuat Suarez mengalami kenangan menyakitkan.
Meski masih memulihkan diri, Suarez tetap dibawa pelatih Oscar Tabarez. Soalnya, dia diyakini bisa tampil di babak gugur. Tapi, itu urung terjadi. Suarez tidak sempat merumput lantaran Uruguay harus angkat kaki lebih cepat.
Uruguay gagal melewati penyisihan Grup C karena terdampar di posisi tiga. Empat kali jawara Copa America itu tersisih lantaran menelan dua kekalahan. Mereka dihabisi Meksiko (1-3) dan Venezuela (0-1). Ya, kemenangan 3-0 atas Jamaica pada partai penutup hanya jadi penghibur.
Ironisnya, selama penyisihan Grup C, Suarez belum pernah merumput sedetik pun. Padahal, kondisinya sudah bugar dan berharap bisa hadir di perempat final. Tapi, impian itu harus dikuburnya. Alhasil, Suarez batal meraih sukses ganda pada tahun ini.
“Saya benar-benar marah. Saya marah karena tidak bisa melakukan apa-apa. Saya hanya bisa melihat kami (Uruguay) tersingkir (dari Copa America). Ini tidak ada kaitannya dengan pelatih,” ucap Suarez, dikutip sky sport.
(mir)