Casey Stoner Kecam Evolusi MotoGP
A
A
A
SUZUKA - Meski sudah mundur sejak 2012 lalu, Casey Stoner selalu memantau perkembangan MotoGP. Menurut rider asal Australia itu, kompetisi sekarang kurang begitu menarik.
Stoner menilai balapan MotoGP tidak lagi semenarik beberapa tahun lalu. Para pembalap kini tidak perlu lagi skil khusus agar bisa adu cepat di lintasan. Itu akibat banyaknya penggunaan perangkat elektronik, terutama yang berhubungan dengan keselamatan.
Ya, musim 2016 merupakan pertama kalinya MotoGP memakai perangkat elektronik standar (ECU and software) buatan Magneti Marelli. Ini mengakhiri duolisme yang sempat terjadi mulai 2012-2015, yang terkenal dengan kelas “Factory” dan “Open”.
Langkah ini diambil agar mengurangi biaya dengan mencegah tim pabrikan mengembangkan piranti lunak sendiri. Juga untuk memperkecil jurang pemisah antara tim besar dan tim kecil. Tujuannya supaya semua pembalap punya kans yang sama untuk jadi pemenang.
Tapi, Stoner melihat kebijakan itu justru mendatangkan efek negative, khususnya dalam pengaturan keamanan. Ya, salah satu fungsi perangkat itu adalah mengurangi resiko kecelakaan saat melintasi tikungan.
Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011 itu merasa keahlian khusus agar bisa melewati tikungan dengan cepat, tidak lagi diperlukan. Alhasil, tidak ada lagi adegan seru yang dulu sangat dinanti penggemar MotoGP.
“Perangkat elektronik adalah tema MotoGP (musim ini). Anda bisa melihat selisih waktu setiap pembalap sangat tipis saat kualifikasi. Anda akan berkata “wow” begitu banyak pembalap yang bisa melaju cepat (di tikungan),” tukas Stoner, dilansir motosport.
Stoner membeberkan, dulu setiap pembalap harus ekstra hati-hati saat menikung. “Sebab, jika tidak bisa mengerem pada waktunya agar bisa melaju sempurna, Anda akan semakin tertinggal dari pembalap lain,” tambah pria berusia 30 tahun itu.
Stoner makin merasa miris karena sekarang banyak pembalap yang bergantung pada perangkat elektronik. Itu mengubah gaya balapan hampir semua pembalap. “Dulu setiap pembalap punya gaya balapan sendiri. Sekarang, hampir semuanya punya gaya yang sama,” pungkas Stoner.
Stoner menilai balapan MotoGP tidak lagi semenarik beberapa tahun lalu. Para pembalap kini tidak perlu lagi skil khusus agar bisa adu cepat di lintasan. Itu akibat banyaknya penggunaan perangkat elektronik, terutama yang berhubungan dengan keselamatan.
Ya, musim 2016 merupakan pertama kalinya MotoGP memakai perangkat elektronik standar (ECU and software) buatan Magneti Marelli. Ini mengakhiri duolisme yang sempat terjadi mulai 2012-2015, yang terkenal dengan kelas “Factory” dan “Open”.
Langkah ini diambil agar mengurangi biaya dengan mencegah tim pabrikan mengembangkan piranti lunak sendiri. Juga untuk memperkecil jurang pemisah antara tim besar dan tim kecil. Tujuannya supaya semua pembalap punya kans yang sama untuk jadi pemenang.
Tapi, Stoner melihat kebijakan itu justru mendatangkan efek negative, khususnya dalam pengaturan keamanan. Ya, salah satu fungsi perangkat itu adalah mengurangi resiko kecelakaan saat melintasi tikungan.
Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011 itu merasa keahlian khusus agar bisa melewati tikungan dengan cepat, tidak lagi diperlukan. Alhasil, tidak ada lagi adegan seru yang dulu sangat dinanti penggemar MotoGP.
“Perangkat elektronik adalah tema MotoGP (musim ini). Anda bisa melihat selisih waktu setiap pembalap sangat tipis saat kualifikasi. Anda akan berkata “wow” begitu banyak pembalap yang bisa melaju cepat (di tikungan),” tukas Stoner, dilansir motosport.
Stoner membeberkan, dulu setiap pembalap harus ekstra hati-hati saat menikung. “Sebab, jika tidak bisa mengerem pada waktunya agar bisa melaju sempurna, Anda akan semakin tertinggal dari pembalap lain,” tambah pria berusia 30 tahun itu.
Stoner makin merasa miris karena sekarang banyak pembalap yang bergantung pada perangkat elektronik. Itu mengubah gaya balapan hampir semua pembalap. “Dulu setiap pembalap punya gaya balapan sendiri. Sekarang, hampir semuanya punya gaya yang sama,” pungkas Stoner.
(mir)