Kisah Bus Bandros Pengangkut Pahlawan Olah Raga
A
A
A
JAKARTA - Buat sebagian masyarakat kota Bandung, bus Bandros rasanya bukan barang asing. Tapi, buat sebagian masyarakat kehadiran bus bertingkat tidak beratap itu pastinya sesuatu hal baru dan menarik. Apalagi bus tersebut mengangkut para pahlawan olah raga, peraih medali di Olimpiade 2016 lalu, seperti Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Sri Wahyuni dan Eko Yuli Irawan.
Sambutan hangat diberikan masyarakat. Tak hanya para pengendara atau masyarakat yang membanjiri jalanan, saat arak-arakan yang dilakukan selama dua hari itu. Anak-anak sekolah berbaris di sisi jalan hanya untuk melihat dan melambaikan tangan kepada duta bangsa di pentas dunia.
Namun, mungkin tidak ada yang menyangka kalau bus tersebut digagas oleh PT Bintang Toedjoe selaku produsen Extra Joss. Bus ini juga ikut mengarak Persib Bandung saat ISL musim 2014 silam.
Presiden Direktur Bintang Toedjoe Simon Jonatan mengaku hingga kini tidak menyangka jika ide spontannya mendapatkan perhatian dari pemerintah. Hanya dalam waktu kurang dari 12 jam, bus yang tidak terpakai di Bandung itu harus dilarikan ke Jakarta untuk diperbaiki sekaligus dihias.
"Saya sodorkan kepada menteri, agar dilakukan arak-arakan dan konvoi. Menteri pun setuju dan meminta bus terbuka dan kita pilih bus Bandros. Tapi yang buat tegang, persiapan itu kurang dari 12 jam. Karena bus harus diperbaiki dan dihias, posisinya juga ada di Bandung," kenang Simon.
Lewat dukungan Kemenpora, Kepolisian serta Pemerintah Kota Bandung, bus yang semula berwarna biru muda itu pun sukses terparkir di halaman Kantor Kemenpora dan disulap dengan kombinasi warna merah putih. Selain itu, semua simbol negara juga disematkan dalam setiap sisi bus.
"Kemenpora minta bus itu diubah, didandanin nuansa 17-an. Kombinasi merah putih dan harus bisa dipakai dalam 12 jam ke depan. Jadi mirip cerita Roro Jonggrang dan Bandung Banduwoso, waktunya sedikit dan tidak ada kata tidak bisa buat para atlet kita," lanjutnya.
Walau ide berhasil dituangkan, Simon mengaku tidak lantas jemawa. Pihaknya justru berharap dapat terus membantu para atlet Indonesia untuk menorehkan prestasi, baik ditingkat nasional dan internasional.
"Kita hanya ingin agar semua atlet di semua cabang olah raga bisa berprestasi. Seperti bus ini, kami jelas bangga, walaupun kami tidak ikut di atas ataupun jadi supirnya," pungkas Simon.
Sambutan hangat diberikan masyarakat. Tak hanya para pengendara atau masyarakat yang membanjiri jalanan, saat arak-arakan yang dilakukan selama dua hari itu. Anak-anak sekolah berbaris di sisi jalan hanya untuk melihat dan melambaikan tangan kepada duta bangsa di pentas dunia.
Namun, mungkin tidak ada yang menyangka kalau bus tersebut digagas oleh PT Bintang Toedjoe selaku produsen Extra Joss. Bus ini juga ikut mengarak Persib Bandung saat ISL musim 2014 silam.
Presiden Direktur Bintang Toedjoe Simon Jonatan mengaku hingga kini tidak menyangka jika ide spontannya mendapatkan perhatian dari pemerintah. Hanya dalam waktu kurang dari 12 jam, bus yang tidak terpakai di Bandung itu harus dilarikan ke Jakarta untuk diperbaiki sekaligus dihias.
"Saya sodorkan kepada menteri, agar dilakukan arak-arakan dan konvoi. Menteri pun setuju dan meminta bus terbuka dan kita pilih bus Bandros. Tapi yang buat tegang, persiapan itu kurang dari 12 jam. Karena bus harus diperbaiki dan dihias, posisinya juga ada di Bandung," kenang Simon.
Lewat dukungan Kemenpora, Kepolisian serta Pemerintah Kota Bandung, bus yang semula berwarna biru muda itu pun sukses terparkir di halaman Kantor Kemenpora dan disulap dengan kombinasi warna merah putih. Selain itu, semua simbol negara juga disematkan dalam setiap sisi bus.
"Kemenpora minta bus itu diubah, didandanin nuansa 17-an. Kombinasi merah putih dan harus bisa dipakai dalam 12 jam ke depan. Jadi mirip cerita Roro Jonggrang dan Bandung Banduwoso, waktunya sedikit dan tidak ada kata tidak bisa buat para atlet kita," lanjutnya.
Walau ide berhasil dituangkan, Simon mengaku tidak lantas jemawa. Pihaknya justru berharap dapat terus membantu para atlet Indonesia untuk menorehkan prestasi, baik ditingkat nasional dan internasional.
"Kita hanya ingin agar semua atlet di semua cabang olah raga bisa berprestasi. Seperti bus ini, kami jelas bangga, walaupun kami tidak ikut di atas ataupun jadi supirnya," pungkas Simon.
(bbk)