Atlet Pindah Daerah Jadi Pekerjaan Rumah Serius PON Selanjutnya

Kamis, 29 September 2016 - 22:00 WIB
Atlet Pindah Daerah...
Atlet Pindah Daerah Jadi Pekerjaan Rumah Serius PON Selanjutnya
A A A
BANDUNG - Kesuksesan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat masih menyimpan pekerjaan rumah (PR) yang besar bagi dunia olah raga Indonesia. PR yang diharapkan dapat diselesaikan pada pelaksanaan PON XX 2020 di Papua nanti.

Lazim diketahui, perpindahan daerah para atlet dari satu provinsi ke provinsi lainnya adalah salah satu PR yang sampai sekarang belum ditemukan formulasi penyelesaiannya. Masih ada ditemukan para atlet yang pada pelaksanaan PON sebelumnya membela daerah A kemudian menjadi membela daerah B pada event berikutnya.

Manajer voli indoor Jawa Barat, Netty Prasetiyani mengatakan, banyak kasus perpindahan atlet terjadi dalam waktu singkat. Akibatnya, hal ini berpotensi membuka celah bagi mafia olahraga yang hanya mencari keuntungan dari proses pindah domisili ini.

Netty berharap pemerintah Indonesia yaitu Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dapat segera mengatasi hal ini. Sebab, jika masalah perpindahan atlet secara mendadak masih sering terjadi setiap menjelang event nasional seperti PON maka akan merugikan daerah dan negara.

"Hal ini akan mengganggu proses pembinaan dan regenerasi atlet di Indonesia. Memang, sah-sah saja seorang atlet ingin pindah domisili dan membela daerah lain. Tapi yang akan diuntungkan para mafia karena ada uangnya," kata Netty ditemui usai partai perebutan medali perunggu voli indoor antara tim putra Jabar melawan Sulawesi Utara di Gelora Sabilulungan, Soreang..

Sebagai jalan keluarnya, Netty mengusulkan agar atlet yang ingin pindah domisili untuk menetap di daerah yang ingin dia bela selama beberapa lama terlebih dahulu. Tujuannya tidak lain semata untuk menghadang para mafia atlet yang hanya mencari keuntungan dari proses perpindahan itu.

Istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan itu melanjutkan, setidanya seorang atlet harus berdomisili selama dua tahun terlebih dahulu sebelum pindah membela daerah yang ingin dibelanya. "Sebab ini juga kan akan merugikan daerah yang ditinggalkan. Pembinaan atlet kan butuh biaya, kalau mereka pindah domisili nanti akan sia-sia dong biayanya," pungkas Netty. (Baca juga: Terima Kasih Jabar 2016, Selamat Datang PON XX/2020 di Papua)

(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0978 seconds (0.1#10.140)