Mauro Icardi, Berawal dari Pahlawan Kini Jadi Musuh Interisti
A
A
A
MILAN - Inter Milan kembali menelan kekalahan. Kali ini mereka menyerah 1-2 saat menjamu Cagliari di Stadion Giueseppe Meazza, Minggu (16/10/2016).
Keterpurukan Inter sudah terlihat saat kapten mereka, Mauro Icardi gagal mencetak gol dari titik penalti. Bola yang ditendangnya melebar ke sisi kiri gawang. Keadaan itu rupanya membakar amarah Interisti, sebutan untuk kelompok suporter Inter. Mereka kesal dan menjadikan Icardi sebagai biang kekalahan.
Kekecewaan Interisti pada pemain 23 tahun itu sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Sebagai seorang kapten, Icardi dinilai tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Tak jarang penampilannya sangat buruk, padahal pihak klub dan seluruh pendukung Inter sangat berharap pada kemampuan striker asal Argentina ini.
Tak terima terus disalahkan, Icardi sempat menyerang balik Interisti yang ada di stadion. Saat timnya menghadapi Sassuolo 1 Februari 2015 lalu, Icardi bersama Fredy Guarin (eks gelandang Inter, sekarang bermain di Shanghai Shenhua) adu mulut dengan Interisti. Kejadian itu rupanya ia tulis dalam buku otobiografinya yang berjudul Sempre Avanti.
"Saat itu mereka memanggil kami untuk datang. Saya jadi berani untuk menghadapi mereka dan bersama Fredy Guarin, saya langsung mendekat. Kami mendapat cacian dan juga hinaan. Tapi di ruang ganti saya dianggap pahlawan sebab tidak seorang pun berani dengan kondisi seperti itu," tulis Icardi dalam bukunya.
"Sesungguhnya menyedihkan ketika membahas ini. Tapi saya siap menghadapi mereka satu per satu. Berapa banyak yang ada? 50, 100, 200? Oke, simpan pesan saya dan dengarkan. Saya akan membawa 100 penjahat dari Argentina dan memerintahkan untuk menghabisi mereka," tulisnya lebih lanjut.
Isi dalam buku itu tentunya melukai hati fans Inter. Mereka pun membalas sang pemain dengan membentangkan spanduk-spanduk cacian saat I Nerazzurri menghadapi Cagliari.
"Usi un bambino per giustificarti e tirarci fango i faccia. Non sei uomo, non sei capitano, sei solo una vile merdaccia (Kau menggunakan anak untuk membenarkan diri dan kau telah melemparkan lumpur pada kami. Kau bukan seorang pria. Kau bukan kapten. Kau hanya seorang pengecut)," bunyi isi pesan dalam salah satu spanduk yang membentang di sektor utara Stadion Giuseppe Meazza.
Secara tak langsung, mereka mengusir Icardi untuk meninggalkan klub di bursa transfer Januari 2017 nanti. Kekecewaan Interisti seakan mencapai puncaknya sebab sebelum merilis buku, Wanda Nara sebagai istri sekaligus agen sang pemain menuntut manajemen Inter untuk memberikan kontrak baru pada suaminya. Atas desakan tersebut, manajemen klub akhirnya memberikan kontrak berdurasi lima tahun pada Icardi.
Namun hadiah kontrak itu tidak dibayar dengan permainan yang bagus. Icardi jadi bahan olok-olokan Interisti dan manajemen klub enggan membela pemainnya ini.
Tekanan pada Icardi tidak berhenti sampai di situ. Menurut laporan Football Italia, mobil yang dikendarai Icardi mendapat serangan usai laga Inter kontra Cagliari. Namun hal tersebut dibantah oleh Wanda Nara. Ia mengaku suaminya dalam keadaan baik-baik saja.
"Tidak ada hal mengerikan yang terjadi sampai kami tiba di rumah. Kami pulang tanpa menemui masalah," ucapnya pada FCInter1908.it
Saat ini Inter sedang mempertimbangkan status Icardi sebagai kapten tim. Bukan tidak mungkin ia bakal didepak dari skuat utama dan dijual di bursa transfer musim dingin mendatang.
"Kami akan mengambil tindakan? Tentu saja iya. Bagi kami, suporter merupakan elemen penting dan kami harus menghormati mereka," kata Wakil Presiden Inter, Javier Zanetti. "Apakah kami akan mencopot ban kapten Icardi? Kami akan membicarakan itu nanti," pungkasnya.
Jika benar didepak Inter, pemain berpostur 181cm itu sepertinya tidak akan sulit menemukan pelabuhan baru. Sebab pria yang merebut Wanda Nara dari pelukan Maxi Lopez ini sedang diincar oleh Arsenal dan Paris Saint Germain.
Keterpurukan Inter sudah terlihat saat kapten mereka, Mauro Icardi gagal mencetak gol dari titik penalti. Bola yang ditendangnya melebar ke sisi kiri gawang. Keadaan itu rupanya membakar amarah Interisti, sebutan untuk kelompok suporter Inter. Mereka kesal dan menjadikan Icardi sebagai biang kekalahan.
Kekecewaan Interisti pada pemain 23 tahun itu sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Sebagai seorang kapten, Icardi dinilai tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Tak jarang penampilannya sangat buruk, padahal pihak klub dan seluruh pendukung Inter sangat berharap pada kemampuan striker asal Argentina ini.
Tak terima terus disalahkan, Icardi sempat menyerang balik Interisti yang ada di stadion. Saat timnya menghadapi Sassuolo 1 Februari 2015 lalu, Icardi bersama Fredy Guarin (eks gelandang Inter, sekarang bermain di Shanghai Shenhua) adu mulut dengan Interisti. Kejadian itu rupanya ia tulis dalam buku otobiografinya yang berjudul Sempre Avanti.
"Saat itu mereka memanggil kami untuk datang. Saya jadi berani untuk menghadapi mereka dan bersama Fredy Guarin, saya langsung mendekat. Kami mendapat cacian dan juga hinaan. Tapi di ruang ganti saya dianggap pahlawan sebab tidak seorang pun berani dengan kondisi seperti itu," tulis Icardi dalam bukunya.
"Sesungguhnya menyedihkan ketika membahas ini. Tapi saya siap menghadapi mereka satu per satu. Berapa banyak yang ada? 50, 100, 200? Oke, simpan pesan saya dan dengarkan. Saya akan membawa 100 penjahat dari Argentina dan memerintahkan untuk menghabisi mereka," tulisnya lebih lanjut.
Isi dalam buku itu tentunya melukai hati fans Inter. Mereka pun membalas sang pemain dengan membentangkan spanduk-spanduk cacian saat I Nerazzurri menghadapi Cagliari.
"Usi un bambino per giustificarti e tirarci fango i faccia. Non sei uomo, non sei capitano, sei solo una vile merdaccia (Kau menggunakan anak untuk membenarkan diri dan kau telah melemparkan lumpur pada kami. Kau bukan seorang pria. Kau bukan kapten. Kau hanya seorang pengecut)," bunyi isi pesan dalam salah satu spanduk yang membentang di sektor utara Stadion Giuseppe Meazza.
Secara tak langsung, mereka mengusir Icardi untuk meninggalkan klub di bursa transfer Januari 2017 nanti. Kekecewaan Interisti seakan mencapai puncaknya sebab sebelum merilis buku, Wanda Nara sebagai istri sekaligus agen sang pemain menuntut manajemen Inter untuk memberikan kontrak baru pada suaminya. Atas desakan tersebut, manajemen klub akhirnya memberikan kontrak berdurasi lima tahun pada Icardi.
Namun hadiah kontrak itu tidak dibayar dengan permainan yang bagus. Icardi jadi bahan olok-olokan Interisti dan manajemen klub enggan membela pemainnya ini.
Tekanan pada Icardi tidak berhenti sampai di situ. Menurut laporan Football Italia, mobil yang dikendarai Icardi mendapat serangan usai laga Inter kontra Cagliari. Namun hal tersebut dibantah oleh Wanda Nara. Ia mengaku suaminya dalam keadaan baik-baik saja.
"Tidak ada hal mengerikan yang terjadi sampai kami tiba di rumah. Kami pulang tanpa menemui masalah," ucapnya pada FCInter1908.it
Saat ini Inter sedang mempertimbangkan status Icardi sebagai kapten tim. Bukan tidak mungkin ia bakal didepak dari skuat utama dan dijual di bursa transfer musim dingin mendatang.
"Kami akan mengambil tindakan? Tentu saja iya. Bagi kami, suporter merupakan elemen penting dan kami harus menghormati mereka," kata Wakil Presiden Inter, Javier Zanetti. "Apakah kami akan mencopot ban kapten Icardi? Kami akan membicarakan itu nanti," pungkasnya.
Jika benar didepak Inter, pemain berpostur 181cm itu sepertinya tidak akan sulit menemukan pelabuhan baru. Sebab pria yang merebut Wanda Nara dari pelukan Maxi Lopez ini sedang diincar oleh Arsenal dan Paris Saint Germain.
(bep)