Penyebab Kecelakaan Pesawat Chapecoense Akhirnya Terkuak

Selasa, 27 Desember 2016 - 13:59 WIB
Penyebab Kecelakaan Pesawat Chapecoense Akhirnya Terkuak
Penyebab Kecelakaan Pesawat Chapecoense Akhirnya Terkuak
A A A
SANTA CATARINA - Penyebab jatuhnya pesawat yang ditumpangi delegasi Chapecoense akhirnya diketahui. Tragedi yang memakan puluhan korban jiwa itu ternyata akibat kesalahan manusia.

Pada 28 November 2016, Chapecoense menyewa pesawat maskapai LaMia dengan nomor penerbangan 2933. Pesawat berjenis Avro RJ85 itu mengangkut 71 penumpang dan take off dari Bandara Viru Viru menuju Bandara Jose Maria Cordova, di Kolombia.

Chapecoense pergi ke Kolombia semula untuk melakoni leg pertama Copa Sudamericana 2016 kontra Atletico Nacional. Sial, ketika mendekati Medellin, pesawat itu jatuh. Alhasil, sebanyak 71 orang tewas.

Dari 71 korban tewas itu, sebayak 20 diantaranya merupakan anggota Chapecoense, yakni 19 pemain dan satu pelatih. Sekitar 21 wartawan yang juga ikut penerbangan turut kehilangan nyawa. Hanya enam penumpang saja yang selamat.

Setelah melakukan penyelidikan selama hampir dua bulan, akhirnya diketahui apa penyebab kecelakaan itu. Berdasarkan bukti yang ada, itu karena pesawat kehabisan bahan bakar yang menyebabkan mesin jadi tidak berfungsi.

Itu diungkapkan Kolonel Freddy Bonilla selaku sekretaris pengamanan udara territorial Kolombia. Menurutnya, tragedi itu bukan karena badai atau faktor alam, melainkan murni kesalahan manusia.

“Tidak ada kesalahan teknis yang terjadi saat kecelakaan. Semuanya karena kesalahan manusia. Selain itu manajemen perusahaan ikut bertanggung jawab, begitu juga pengatur penerbangan,” jelas Bonilla, dilansir skysport.

Bonilla menyebutkan sejak awal pesawat yang ditumpangi rombongan Chapecoense sudah tidak layak terbang. Apalagi beban pesawat kelebihan 400 kg dari batas maksimal. Pengatur jadwal di Bolivia dan LaMia juga sudah tahu kondisi itu.

“Tapi, sekalipun laporan menyatakan pesawat itu tidak layak terbang, otoritas penerbangan Bolivia dan LaMia tetap menilai pesawat itu masih bisa terbang. Jadi, ini murni karena kesalahan manusia,” tutup Bonilla.
(mir)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6622 seconds (0.1#10.140)