Nasib Terkatung-katung, Pemain PSIS Ingin Ngadu ke Ketum PSSI

Rabu, 25 Januari 2017 - 17:11 WIB
Nasib Terkatung-katung, Pemain PSIS Ingin Ngadu ke Ketum PSSI
Nasib Terkatung-katung, Pemain PSIS Ingin Ngadu ke Ketum PSSI
A A A
SEMARANG - Nasib tiga pemain PSIS Semarang yang belum bebas dari sanksi akibat skandal sepak bola gajah kian terkatung-katung. Satu dari tiga pemain yang masih menyandang status sanksi, Fadli Manan, berencana menemui langsung Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi.

Kedatangannya ke sekretariat PSSI di Jakarta tersebut ingin menanyakan statusnya yang tidak kunjung dipulihkan, meski 10 rekannya sudah dibebaskan, setelah pengajuan peninjauan kembali (PK) dikabulkan. "Saya rencana akan menemui Ketua Umum PSSI. Tapi tidak tahu bagaimana caranya, ini masih di Semarang, di rumah teman," kata Fadli, Rabu (25/1/2017).

Di Semarang, Fadli ditemui oleh Direktur Teknik PSIS Setyo Agung Nugroho dan Direktur Kompetisi Mahesa Jenar Kairul Anwar. Selain Fadli, pemain PSIS yang masih berlabel sanksi adalah Khomaedi, anggota TNI yang bermain di posisi bek dan kiper Catur Adi Nugroho.

Khomaedi saat ini sedang di Jakarta untuk mengikuti pendidikan. Adapun Catur Adi Nugroho tinggal di Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Fadli menjelaskan, Direksi PSIS juga heran karena 13 dari pemain yang diusulkan dapat pengampunan, hanya 10 pemain saja disetujui. Tiga lainnya tidak ada kejelasan.

Hal ini akan membuatnya semakin sulit untuk mendapatkan sumber penghasilan yang layak di sepak bola, karena hanya bermain tarkam pada musim 2017. "Setiap kali ikut tarkam, biasanya dibayar Rp500.000. Dalam sebulan, paling hanya dua kali, kadang sekali, tidak pasti," ceritanya.

Pencabutan sanksi bagi Fadli dan Catur Adi Nugroho, tentu sangat dinanti-nanti, karena sumber penghasilannya hanya dari sepak bola. Tapi untuk Khomaedi, sebelum direkrut oleh PSIS pada musim 2014, sudah menjadi anggota TNI.

Label sanksi itu hanya menghalanginya untuk turun dalam kompetisi resmi, tapi dia tetap mendapat gaji dari kesatuannya. Selama tidak bergabung di skuat PSIS pada musim 2015 dan 2016, Catur banyak melanglang buana ikut tarkam dari satu daerah ke daerah lainnya.

Tarkam tersebut juga diikuti sejumlah mantan pemain yang pernah disanksi seperti Franky Mahendra, Julio Alcorse, Vidi Hasiholan dan lainnya. Fadli mengaku masih menunggu keputusan dari manajemen terkait dengan nasibnya tersebut.

Apapun keputusan itu nantinya, dirinya tetap akan berusaha menemui Edy Rahmayadi. "Saya akan ceritakan kondisi kehidupan selama disanksi kepada Ketua Umum (Edy Rahmayadi)," tuturnya.

Dukungan kepada pemain PSIS agar PSSI segera memberikan pengampunan juga datang dari para suporter Mahesa Jenar. Mereka ingin pemain idolanya tersebut bisa kembali turun di kompetisi. "Rindu aksi Catur," tutur RifQi Panser. Suporter lainnya, Setyo Novian juga menulis #saveCATURblack.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6428 seconds (0.1#10.140)