Tugas Terakhir Avram Grant?
A
A
A
PORT-GENTIL - Pelatih Avram Grant kemungkinan akan melakoni tugas terakhirnya bersama timnas Ghana pada laga play-off perebutan tempat ketiga Piala Afrika 2017. Ghana akan menghadapi Burkina Faso di Stade de Port-Gentil, Gabon, Sabtu (4/2/2017) atau Minggu (5/2/2017) dini hari WIB.
Mantan pelatih Chelsea itu mengisyaratkan turnamen Piala Afrika 2017 akan menjadi yang terakhir bersama The Black Stars -julukan Ghana- setelah kontraknya yang mendekati kedaluwarsa. Grant yang dikontrak Ghana sejak 2014, mendapat kritik di dalam negeri setelah gagal mewujudkan mimpi The Blacks Stars menyudahi dahaga gelar Piala Afrika sejak 35 tahun silam. Terakhir kali Ghana juara pada edisi 1982 di Libya. Kritik keras disuarakan mantan bintang Ghana Sammy Osei Kuffour yang meminta Grant dipecat setelah Piala Afrika 2017.
Ghana gagal melaju ke final setelah dikalahkan Kamerun pada semifinal di Stade de Franceville, Jumat (3/2/20170 dini hari WIB. The Black Stars menyerah 2-0 oleh gol Michael Ngadeu-Ngadjui pada menit ke-72 dan Christian Bassogog (90). Torehan ini lebih buruk ketimbang edisi sebelumnya (2015) di Equatorial Guinea. The Black Stars lolos ke final, namun dikalahkan Pantai Gading 8-9 lewat adu penalti setelah 0-0.
"Saya lebih dari sekadar tidak senang," kata Grant. "Kami sangat ingin berada di final. Kami melakukan segalanya untuk berada di sana dan di babak kedua, kami benar-benar mendominasi atas Kamerun. Selamat kepada mereka, tapi tim yang lebih baik harus tersingkir."
Ghana, baru sekali menempati peringkat ketiga pada edisi 2008, dari empat kali tampil. Selebihnya pada edisi 1996, 2012, dan 2013, gagal. ini kesempatan Avram Grant untuk mencari penghiburan. "Ini bukanlah mimpi yang kami inginkan dalam hidup untuk memainkan laga ini (melawan Burkina Faso), tapi kami akan melakukan segalanya untuk menang," imbuh Grant.
Sementara itu Burkina Faso, mencatat track record yang solid dalam kompetisi ini, dengan perjalanan mereka ke semifinal datang empat tahun setelah menjadi runner-up di Afrika Selatan. Harapan mereka lolos ke final musnah secara dramatis dalam adu penalti melawan Mesir setelah 120 menit laga berakhir imbang 1-1.
Burkina Faso tampil di play-off tempat ketiga untuk kedua kalinya; kalah adu penalti dari Kongo pada tahun 1998. "Kami seharusnya menang karena menunjukkan kualitas sesungguhnya, stamina, dan tekad," kata Pelatih Burkina Faso Paulo Duarte.
Mantan pelatih Chelsea itu mengisyaratkan turnamen Piala Afrika 2017 akan menjadi yang terakhir bersama The Black Stars -julukan Ghana- setelah kontraknya yang mendekati kedaluwarsa. Grant yang dikontrak Ghana sejak 2014, mendapat kritik di dalam negeri setelah gagal mewujudkan mimpi The Blacks Stars menyudahi dahaga gelar Piala Afrika sejak 35 tahun silam. Terakhir kali Ghana juara pada edisi 1982 di Libya. Kritik keras disuarakan mantan bintang Ghana Sammy Osei Kuffour yang meminta Grant dipecat setelah Piala Afrika 2017.
Ghana gagal melaju ke final setelah dikalahkan Kamerun pada semifinal di Stade de Franceville, Jumat (3/2/20170 dini hari WIB. The Black Stars menyerah 2-0 oleh gol Michael Ngadeu-Ngadjui pada menit ke-72 dan Christian Bassogog (90). Torehan ini lebih buruk ketimbang edisi sebelumnya (2015) di Equatorial Guinea. The Black Stars lolos ke final, namun dikalahkan Pantai Gading 8-9 lewat adu penalti setelah 0-0.
"Saya lebih dari sekadar tidak senang," kata Grant. "Kami sangat ingin berada di final. Kami melakukan segalanya untuk berada di sana dan di babak kedua, kami benar-benar mendominasi atas Kamerun. Selamat kepada mereka, tapi tim yang lebih baik harus tersingkir."
Ghana, baru sekali menempati peringkat ketiga pada edisi 2008, dari empat kali tampil. Selebihnya pada edisi 1996, 2012, dan 2013, gagal. ini kesempatan Avram Grant untuk mencari penghiburan. "Ini bukanlah mimpi yang kami inginkan dalam hidup untuk memainkan laga ini (melawan Burkina Faso), tapi kami akan melakukan segalanya untuk menang," imbuh Grant.
Sementara itu Burkina Faso, mencatat track record yang solid dalam kompetisi ini, dengan perjalanan mereka ke semifinal datang empat tahun setelah menjadi runner-up di Afrika Selatan. Harapan mereka lolos ke final musnah secara dramatis dalam adu penalti melawan Mesir setelah 120 menit laga berakhir imbang 1-1.
Burkina Faso tampil di play-off tempat ketiga untuk kedua kalinya; kalah adu penalti dari Kongo pada tahun 1998. "Kami seharusnya menang karena menunjukkan kualitas sesungguhnya, stamina, dan tekad," kata Pelatih Burkina Faso Paulo Duarte.
(sha)