Iwan Budianto Menjawab Tuduhan Intervensi di Semifinal Piala Presiden
A
A
A
JAKARTA - Iwan Budianto angkat bicara terkait tuduhan intervensi di leg kedua semifinal Piala Presiden 2017 antara Arema FC kontra Semen Padang. Di pertandingan tersebut, Arema FC sukses mencetak comeback sekaligus memastikan tiket partai final.
Berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (5/3/2017) malam WIB, Arema FC mengejar defisit gol setelah kalah 0-1 di leg pertama. Namun, Arema FC justru kebobolan dua gol lebih dulu. Marcel Silva Sacramento (24') dan Vendry Mofu (27') jadi pembuka keunggulan Semen Padang di laga tersebut.
Arema FC kemudian berbalik memimpin setelah Cristian Gonzales memborong lima gol untuk Arema FC di menit ke-24, 27, 66, 89 dan 90+6. Tim asal Jawa Timur itu akhirnya sukses mengunci kemenangan dengan agregat 5-3.
Pertandingan dramatis tersebut menjadi kisah heroik di Piala Presiden. Namun, di sisi lain, sejumlah protes dilayangkan atas kepemimpinan wasit Nusur Fadilah di pertandingan tersebut.
Salah satu tokoh muda Minang, Andre Rosiade menilai terdapat kejanggalan pada jalannya pertandingan. Dia mempertanyakan keputusan wasit Nusur Fadilah yang dianggap menguntungkan Arema FC. Dia juga menyayangkan lambatnya respon PSSI atas kekecewaan masyarakat terhadap hasil akhir pertandingan. (Baca juga: PSSI Didesak Segera Tanggapi Kepemimpinan Wasit Semen Padang vs Arema )
Menanggapi tuduhan tersebut, Iwan Budianto selaku Ketua Organizing Committee (OC) Piala Presiden 2017, angkat bicara. Iwan meyakini bahwa keputusan wasit tidak berpihak karena sebelum Piala Presiden digelar, para wasit telah di briefing langsung Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.
"Wasit pertandingan itu (Arema FC vs Semen Padang FC) wasit yang profesional. Dia memiliki lisensi dan sebelum Piala Presiden digelar, para wasit telah mendapat briefing untuk memimpin pertandingan secara adil dan profesional," kata Iwan kepada SINDOnews, Jumat (10/3/2017).
Iwan yang juga mantan CEO Arema juga menanggapi tudingan miring yang menyebut dirinya mengintervensi pertandingan dengan berdiri di sekitar bench Penilaian Wasit (PW) pada babak kedua. Menurut Iwan, tudingan tersebut salah alamat.
"Lho, saya ini panitia pelaksana (Organizing Committee -red) Saya memiliki akses berada di pinggir lapangan bahkan di tengah lapangan kalau kondisinya mengharuskan itu. Ini bukan kali pertama saya di pinggir lapangan, jadi jangan dikira saya hanya duduk di kursi VIP," kata Iwan.
"Ada satu pertandingan dimana PBFC melawan Bali United, saya juga turun untuk memantau langsung dari pinggir lapangan. Ini bukan intervensi," bantah pria yang juga menjabat Kepala Staf Ketua Umum PSSI tersebut.
Berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (5/3/2017) malam WIB, Arema FC mengejar defisit gol setelah kalah 0-1 di leg pertama. Namun, Arema FC justru kebobolan dua gol lebih dulu. Marcel Silva Sacramento (24') dan Vendry Mofu (27') jadi pembuka keunggulan Semen Padang di laga tersebut.
Arema FC kemudian berbalik memimpin setelah Cristian Gonzales memborong lima gol untuk Arema FC di menit ke-24, 27, 66, 89 dan 90+6. Tim asal Jawa Timur itu akhirnya sukses mengunci kemenangan dengan agregat 5-3.
Pertandingan dramatis tersebut menjadi kisah heroik di Piala Presiden. Namun, di sisi lain, sejumlah protes dilayangkan atas kepemimpinan wasit Nusur Fadilah di pertandingan tersebut.
Salah satu tokoh muda Minang, Andre Rosiade menilai terdapat kejanggalan pada jalannya pertandingan. Dia mempertanyakan keputusan wasit Nusur Fadilah yang dianggap menguntungkan Arema FC. Dia juga menyayangkan lambatnya respon PSSI atas kekecewaan masyarakat terhadap hasil akhir pertandingan. (Baca juga: PSSI Didesak Segera Tanggapi Kepemimpinan Wasit Semen Padang vs Arema )
Menanggapi tuduhan tersebut, Iwan Budianto selaku Ketua Organizing Committee (OC) Piala Presiden 2017, angkat bicara. Iwan meyakini bahwa keputusan wasit tidak berpihak karena sebelum Piala Presiden digelar, para wasit telah di briefing langsung Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.
"Wasit pertandingan itu (Arema FC vs Semen Padang FC) wasit yang profesional. Dia memiliki lisensi dan sebelum Piala Presiden digelar, para wasit telah mendapat briefing untuk memimpin pertandingan secara adil dan profesional," kata Iwan kepada SINDOnews, Jumat (10/3/2017).
Iwan yang juga mantan CEO Arema juga menanggapi tudingan miring yang menyebut dirinya mengintervensi pertandingan dengan berdiri di sekitar bench Penilaian Wasit (PW) pada babak kedua. Menurut Iwan, tudingan tersebut salah alamat.
"Lho, saya ini panitia pelaksana (Organizing Committee -red) Saya memiliki akses berada di pinggir lapangan bahkan di tengah lapangan kalau kondisinya mengharuskan itu. Ini bukan kali pertama saya di pinggir lapangan, jadi jangan dikira saya hanya duduk di kursi VIP," kata Iwan.
"Ada satu pertandingan dimana PBFC melawan Bali United, saya juga turun untuk memantau langsung dari pinggir lapangan. Ini bukan intervensi," bantah pria yang juga menjabat Kepala Staf Ketua Umum PSSI tersebut.
(mir)