Ini yang Bikin Atep Ketagihan Ladeni PSMS Medan
A
A
A
BANDUNG - Laga Persib Bandung versus PSMS Medan begitu membekas di ingatan Atep Rizal. Kapten Persib itu menilai meski hanya persahabatan namun pertandingan itu punya gengsi tinggi.
Atep senang bisa ambil bagian di laga klasik yang digelar di Stadion Teladan Medan, Minggu (27/3/2017) sore. Hasil pertandingan berakhir imbang 0-0. Menurut Atep, atmosfer Kota Medan menyambut Maung Bandung sangat meriah. (Baca Juga: Persib Bandung vs PSMS Medan Berujung Imbang, Ini Penyebabnya).
"Meski persahabatan, semua tahu gengsi dari pertandingan itu," kata Atep dalam laman resmi klub (persib.co.id). "Atmosfer dan antusiasme masyarakat Medan luar biasa. Pertandingan menyenangkan, meskpiun hasil laga tidak sesuai harapan kami. Tapi, hasil itu cukup adil."
Soal jalannya pertandingan Atep punya penilaian tersendiri. Menurut gelandang kelahiran Cianjur, Jawa Barat, 5 Juni 1985, itu ciri khas gaya rap-rap (cenderung keras, cepat, dan ngotot) yang diusung PSMS hanya terjadi pada menit-menit awal. Selebihnya, Pasukan Mahruzar Nasution itu menampilkan permainan biasa.
Persib mendominasi penguasaan bola, dan menurut Atep itu menandakan kualitas Maung Bandung di atas tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut. Atep mengatakan kondisi lapangan yang kurang mulus membuat rekan-rekannya sulit mengontrol bola, sehingga banyak peluang tidak menjadi gol.
"Kondisi lapangan memengaruhi permainan, tapi itu memang bukan alasan. Hanya saja permainan kami jadi sulit berkembang. Banyak peluang yang tidak bisa dikonversi menjadi gol," jelas Atep.
"Kualitas kami masih di atas mereka. Tapi, saya berharap PSMS dan Persib bisa satu level di kompetisi. Saya ingin PSMS naik kelas dan meramaikan persaingan di liga," pungkasnya.
Atep senang bisa ambil bagian di laga klasik yang digelar di Stadion Teladan Medan, Minggu (27/3/2017) sore. Hasil pertandingan berakhir imbang 0-0. Menurut Atep, atmosfer Kota Medan menyambut Maung Bandung sangat meriah. (Baca Juga: Persib Bandung vs PSMS Medan Berujung Imbang, Ini Penyebabnya).
"Meski persahabatan, semua tahu gengsi dari pertandingan itu," kata Atep dalam laman resmi klub (persib.co.id). "Atmosfer dan antusiasme masyarakat Medan luar biasa. Pertandingan menyenangkan, meskpiun hasil laga tidak sesuai harapan kami. Tapi, hasil itu cukup adil."
Soal jalannya pertandingan Atep punya penilaian tersendiri. Menurut gelandang kelahiran Cianjur, Jawa Barat, 5 Juni 1985, itu ciri khas gaya rap-rap (cenderung keras, cepat, dan ngotot) yang diusung PSMS hanya terjadi pada menit-menit awal. Selebihnya, Pasukan Mahruzar Nasution itu menampilkan permainan biasa.
Persib mendominasi penguasaan bola, dan menurut Atep itu menandakan kualitas Maung Bandung di atas tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut. Atep mengatakan kondisi lapangan yang kurang mulus membuat rekan-rekannya sulit mengontrol bola, sehingga banyak peluang tidak menjadi gol.
"Kondisi lapangan memengaruhi permainan, tapi itu memang bukan alasan. Hanya saja permainan kami jadi sulit berkembang. Banyak peluang yang tidak bisa dikonversi menjadi gol," jelas Atep.
"Kualitas kami masih di atas mereka. Tapi, saya berharap PSMS dan Persib bisa satu level di kompetisi. Saya ingin PSMS naik kelas dan meramaikan persaingan di liga," pungkasnya.
(sha)