Perguruan Karate Amura Siapkan Karateka ke Pentas Dunia
A
A
A
JAKARTA - Perguruan karate Amura akan terus menggenjot kemampuan para karatekanya agar bisa bersaing dengan karateka lain baik di level nasional maupun internasional. Salah satunya adalah dengan menggelar pelatihan-pelatihan intensif seperti dilakukan pada Amura Master Camp 2017 di GOR Taman Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur, 20-23 April 2017.
Dalam event itu, Amura mengundang instruktur karate internasional dari Japan Karate Association (JKA) Pusat di Tokyo, Jepang , Tatsuya Naka untuk mengasah para karateka Amura. Bahkan, pada sesi seminar hari pertama, Kamis (20/1/2017), turut berlatih karateka-karateka perguruan lain seperti Inkado, Lemkari, Kandaga Prana, dan sebagainya. Mereka begitu serius memperhatikan peragaan-peragaan teknik yang dibawakan Sensei Naka.
Khusus karate perguruan Amura yang mengikuti seminar kemarin, teknik-teknik yang disampaikan pemilik DAN 7 JKA itu akan dijadikan standar kelulusan ujian kenaikan DAN dan sertifikasi pelatih yang akan digelar Amura, Minggu (23/4/2017). Itu pula yang membuat ratusan karateka Amura dari 27 provinsi nyaris tak berkedip saat Sensei Naka mempraktikkan teknik-teknik karate tingkat tinggi baik dalam penyerangan, pertahanan, hingga teknik menjatuhkan lawan. Termasuk, mengajarkan teknik-teknik untuk mendapatkan banyak poin dalam pertandingan karate.
“Jadi, apa yang telah disampaikan Sensei Naka saat seminar dan latihan, itu akan dijadikan rujukan penilaian ujian kenaikan DAN dan sertifikasi pelatih. Jika mereka tidak bisa mengikutinya, ya tidak akan kami luluskan,” ujar Ketua Umum PP Amura Ucok Marisi Zainudin Sihotang di sela-sela Amura Master Camp 2017 Jumat.
Menurut Ucok yang juga Ketua Dewan Guru Amura, standar itu wajib diterapkan demi mendapatkan karateka-karateka berkualitas. Apalagi, dia tahu persis persaingan antarperguruan di Indonesia begitu ketat. Namun, dia beryukur kalau perguruan yang dipimpinnya mulai bangkit dan bisa bersaing dengan perguruan-perguruan besar di Indonesia.
“Amura inikan New Amura. Jadi, meski didirikan pada 1971, baru aktif lagi pada 2007-2008 lalu. Jadi, baru sepuluh tahun ini bangkit lagi. Bahkan, di provinsi-provinsi sudah banyak karateka kami yang mewakili daerahnya. Begitu pula di level nasional, beberapa karateka junior sudah mulai mengambil peran. Namun, di level senior masih di bawah perguruan lain. Itu yang tengah kami genjot,” ujar Ucok yang juga salah satu Board of Director JKA Indonesia.
Untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan karatekanya, selain mengikuti event di dalam negeri, pihaknya juga akan lebih aktif mengirimkan karateka-karatekanya ke event internasional. Termasuk, event dunia dua tahunan JKA, yakni Funakoshi Gichin Cup World Karate Championships yang dulu dikenal sebagai Shoto World Cup Karate Championships. Sebab, di situlah persaingan ketat yang bisa mematangkan karateka Indonesia.
“Kami akan akan berusaha aktif di event dunia seperti Funakoshi untuk pembinaan karateka Indonesia ke depan. Tapi, semua itu tetap mengacu ketersediaan anggaran. Sebab, untuk level perguruan, soal dana pasti berat. Sejauh ini hanya dari donasi orang-orang rada ‘gila’ untuk membiayai event karate,” tegas Ucok.
Tapi Ucok optimistis, dengan upaya pembinaan yang dilakukan dan makin kuatnya motivasi para karateka untuk meningkatkan kemampuan, perguruan Amura akan mampu mengambil peran dalam tim-tim nasional Forki di masa depan.
Dalam event itu, Amura mengundang instruktur karate internasional dari Japan Karate Association (JKA) Pusat di Tokyo, Jepang , Tatsuya Naka untuk mengasah para karateka Amura. Bahkan, pada sesi seminar hari pertama, Kamis (20/1/2017), turut berlatih karateka-karateka perguruan lain seperti Inkado, Lemkari, Kandaga Prana, dan sebagainya. Mereka begitu serius memperhatikan peragaan-peragaan teknik yang dibawakan Sensei Naka.
Khusus karate perguruan Amura yang mengikuti seminar kemarin, teknik-teknik yang disampaikan pemilik DAN 7 JKA itu akan dijadikan standar kelulusan ujian kenaikan DAN dan sertifikasi pelatih yang akan digelar Amura, Minggu (23/4/2017). Itu pula yang membuat ratusan karateka Amura dari 27 provinsi nyaris tak berkedip saat Sensei Naka mempraktikkan teknik-teknik karate tingkat tinggi baik dalam penyerangan, pertahanan, hingga teknik menjatuhkan lawan. Termasuk, mengajarkan teknik-teknik untuk mendapatkan banyak poin dalam pertandingan karate.
“Jadi, apa yang telah disampaikan Sensei Naka saat seminar dan latihan, itu akan dijadikan rujukan penilaian ujian kenaikan DAN dan sertifikasi pelatih. Jika mereka tidak bisa mengikutinya, ya tidak akan kami luluskan,” ujar Ketua Umum PP Amura Ucok Marisi Zainudin Sihotang di sela-sela Amura Master Camp 2017 Jumat.
Menurut Ucok yang juga Ketua Dewan Guru Amura, standar itu wajib diterapkan demi mendapatkan karateka-karateka berkualitas. Apalagi, dia tahu persis persaingan antarperguruan di Indonesia begitu ketat. Namun, dia beryukur kalau perguruan yang dipimpinnya mulai bangkit dan bisa bersaing dengan perguruan-perguruan besar di Indonesia.
“Amura inikan New Amura. Jadi, meski didirikan pada 1971, baru aktif lagi pada 2007-2008 lalu. Jadi, baru sepuluh tahun ini bangkit lagi. Bahkan, di provinsi-provinsi sudah banyak karateka kami yang mewakili daerahnya. Begitu pula di level nasional, beberapa karateka junior sudah mulai mengambil peran. Namun, di level senior masih di bawah perguruan lain. Itu yang tengah kami genjot,” ujar Ucok yang juga salah satu Board of Director JKA Indonesia.
Untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan karatekanya, selain mengikuti event di dalam negeri, pihaknya juga akan lebih aktif mengirimkan karateka-karatekanya ke event internasional. Termasuk, event dunia dua tahunan JKA, yakni Funakoshi Gichin Cup World Karate Championships yang dulu dikenal sebagai Shoto World Cup Karate Championships. Sebab, di situlah persaingan ketat yang bisa mematangkan karateka Indonesia.
“Kami akan akan berusaha aktif di event dunia seperti Funakoshi untuk pembinaan karateka Indonesia ke depan. Tapi, semua itu tetap mengacu ketersediaan anggaran. Sebab, untuk level perguruan, soal dana pasti berat. Sejauh ini hanya dari donasi orang-orang rada ‘gila’ untuk membiayai event karate,” tegas Ucok.
Tapi Ucok optimistis, dengan upaya pembinaan yang dilakukan dan makin kuatnya motivasi para karateka untuk meningkatkan kemampuan, perguruan Amura akan mampu mengambil peran dalam tim-tim nasional Forki di masa depan.
(bbk)