Pencak Silat Perlu Dukungan Lebih Agar Tampil di Olimpiade
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI) Prabowo Subianto optimistis cabang bela diri asli Indonesia ini dapat dipertandingkan di ajang Olimpiade 2020. Oleh karena itu, Prabowo membutuhkan dukungan lebih dari pemerintah supaya pencak silat dapat dikenal oleh dunia.
Pemerintah sejauh ini sebenarnya sudah ikut andil dalam mengembangkan pencak silat. Tapi butuh dukungan dana yang lebih besar agar olahraga ini bisa diikutsertakan di Olimpiade.
Pada Kejuaraan Dunia di Bali, Desember lalu, tercatat ada 40 negara yang tampil sebagai peserta. Saat Indonesia menggelar Asian Games 2018 nanti, Prabowo berharap bisa menembus 50 negara. Sedangkan untuk bisa tampil di Olimpiade, dibutuhkan lebih dari 70 negara peserta untuk bisa ambil bagian.
Caranya, Prabowo menggelar roadshow ke negara-negara di dunia untuk memperkenalkan pencak silat sebagai olahraga sekaligus bagian dari budaya bangsa Indonesia.
"Sebagai upaya, kami akan datangi (negaranya). Usaha itu tidak ringan, butuh uang jutaan dollar. Karena itu kami butuh dukungan pemerintah, baik itu melalui Kemendikbud, Kemenrisekdikti maupun Kemenpar," kata Prabowo usai dilantik oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tono Suratman sebagai Ketua Umum PB IPSI Periode 2016-2020 di Gedung Serba Guna, Senayan, Senin (22/5/2017).
"Karena pencak silat adalah bagian dari jati diri bangsa, bagian dari kepribadian kita. Sebab itu, kami selalu berharap dukungan dari pemerintah Republik Indonesia," ujar Prabowo.
Sementara itu, jelang SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 Prabowo memasang target tinggi bagi para atletnya. Mereka diminta untuk bisa mencapai gelar juara umum di kedua ajang multievent tersebut. Untuk bisa mewujudkannya, IPSI akan melaksanakan pemusatan latihan jangka panjang. Termasuk dengan pembibitan kader dan menggelar lebih banyak pertandingan.
"Pencak silat ini budaya kita dan kita harus menang dan bangga kalau banyak negara menggandrungi pencak silat. Seperti jepang punya judo," pungkasnya
Pemerintah sejauh ini sebenarnya sudah ikut andil dalam mengembangkan pencak silat. Tapi butuh dukungan dana yang lebih besar agar olahraga ini bisa diikutsertakan di Olimpiade.
Pada Kejuaraan Dunia di Bali, Desember lalu, tercatat ada 40 negara yang tampil sebagai peserta. Saat Indonesia menggelar Asian Games 2018 nanti, Prabowo berharap bisa menembus 50 negara. Sedangkan untuk bisa tampil di Olimpiade, dibutuhkan lebih dari 70 negara peserta untuk bisa ambil bagian.
Caranya, Prabowo menggelar roadshow ke negara-negara di dunia untuk memperkenalkan pencak silat sebagai olahraga sekaligus bagian dari budaya bangsa Indonesia.
"Sebagai upaya, kami akan datangi (negaranya). Usaha itu tidak ringan, butuh uang jutaan dollar. Karena itu kami butuh dukungan pemerintah, baik itu melalui Kemendikbud, Kemenrisekdikti maupun Kemenpar," kata Prabowo usai dilantik oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tono Suratman sebagai Ketua Umum PB IPSI Periode 2016-2020 di Gedung Serba Guna, Senayan, Senin (22/5/2017).
"Karena pencak silat adalah bagian dari jati diri bangsa, bagian dari kepribadian kita. Sebab itu, kami selalu berharap dukungan dari pemerintah Republik Indonesia," ujar Prabowo.
Sementara itu, jelang SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 Prabowo memasang target tinggi bagi para atletnya. Mereka diminta untuk bisa mencapai gelar juara umum di kedua ajang multievent tersebut. Untuk bisa mewujudkannya, IPSI akan melaksanakan pemusatan latihan jangka panjang. Termasuk dengan pembibitan kader dan menggelar lebih banyak pertandingan.
"Pencak silat ini budaya kita dan kita harus menang dan bangga kalau banyak negara menggandrungi pencak silat. Seperti jepang punya judo," pungkasnya
(bep)