Drama Keringat dan Air Mata Sayaka Sato di Gelar Perdana
A
A
A
JAKARTA - Pebulu tangkis Jepang Sayaka Sato terharu setelah meraih gelar superseries perdananya dalam karier di Jakarta. Gelar itu didapat seusai mengalahkan wakil Korea Selatan, Sung Ji Hyun, Minggu (18/6/2017).
Pada pertandingan yang berlangsung di JCC Plenary Hall, Jakarta, Sato sempat kehilangan game kedua sebelum akhirnya menang 21-13 17-21 21-14. Sato terpaksa harus memeras keringat pada pertandingan yang berlangsung cukup panjang, 1 jam 18 menit. (Baca Juga: Sayaka Sato Bikin Korea Tanpa Gelar di Indonesia Open).
Setelah pertandingan tersebut, Sato mengaku memanfaatkan kondisi lawan yang dilihatnya mulai kesakitan. Kata Sato, Sung Ji Hyun terlihat mulai banyak meringis kesakitan di awal game ketiga. Di situ dia tampil ngotot dan tidak memberikan lawan banyak menyerang.
Lebih jauh, Sato mengatakan bahwa dirinya sangat bangga karena gelar tersebut merupakan gelar superseries perdananya dalam karier. Sebelumnya, prestasi terbaik Sato adalah runner-up Indonesia Open 2010 saat itu dikalahkan Sania Nehwal dari India.
"Saya menangis karena membayangkan betapa sulitnya dalam mengambil poin. Kemudian menang, saya menjadi merasa lega. Gelar ini sangat membanggakan," kata Sato.
Pada pertandingan yang berlangsung di JCC Plenary Hall, Jakarta, Sato sempat kehilangan game kedua sebelum akhirnya menang 21-13 17-21 21-14. Sato terpaksa harus memeras keringat pada pertandingan yang berlangsung cukup panjang, 1 jam 18 menit. (Baca Juga: Sayaka Sato Bikin Korea Tanpa Gelar di Indonesia Open).
Setelah pertandingan tersebut, Sato mengaku memanfaatkan kondisi lawan yang dilihatnya mulai kesakitan. Kata Sato, Sung Ji Hyun terlihat mulai banyak meringis kesakitan di awal game ketiga. Di situ dia tampil ngotot dan tidak memberikan lawan banyak menyerang.
Lebih jauh, Sato mengatakan bahwa dirinya sangat bangga karena gelar tersebut merupakan gelar superseries perdananya dalam karier. Sebelumnya, prestasi terbaik Sato adalah runner-up Indonesia Open 2010 saat itu dikalahkan Sania Nehwal dari India.
"Saya menangis karena membayangkan betapa sulitnya dalam mengambil poin. Kemudian menang, saya menjadi merasa lega. Gelar ini sangat membanggakan," kata Sato.
(sha)