Lima Petenis Fenomenal Tanpa Gelar Grand Slam
A
A
A
LONDON - Selama bertahun-tahun, petenis top dunia berjuang melawan cedera demi trofi di ajang grand slam, Turnamen ATP/WTA, dan medali emas olimpiade. Sayangnya, tidak semua petenis bisa mengawinkan gelar tersebut.
Menurut catatan sejarah, beberapa petenis berhasil memanajemen tenaga mereka dan memenangkan emas olimpiade. Namun, untuk ajang grand slam mereka gagal memenangkan gelar apa pun.
Beberapa petenis terus berupaya mengawinkan gelar di grand slam dengan medali di olimpiade. Andy Murray berhasil melakukannya pada 2016 lalu, tetapi sayangnya tidak semua petenis bisa.
Padahal, petenis yang gagal memenangkan gelar grand slam berhasil meraih medali emasi di ajang olimpiade. Dan, prestasi tersebut tidak dapat dipandang sebelah mata. Berikut lima petenis tanpa gelar grand slam tersebut.
1. Elena Dementieva
Ketika berusia 18 tahun, Dementieva mencapai final Olimpiade pertamanya di Sydney, Australia. Pada saat itu dia dikalahkan Venus Williams dan harus menunggu sewindu kemudian untuk mencapai final keduanya.
Dementieva baru memenangkan medali emas Olimpiade 2008 di Beijing, usai mengalahkan rekan senegaranya, Dinara Safina. Kendati demikian, selama menunggu medali emas Olimpiade pertamanya, Dinara Safina tidak pernah menang di ajang grand slam.
2. Miroslav Mecir
Mecir meraih medali emas Olimpiade pada 1988 di Seoul, Korea Selatan. Saat itu dia berhasil mengalahkan petenis AS, Tim Mayotte, dalam pertandingan melelahkan yang memakan empat set.
Meski demikian, Mecir tidak benar-benar melengkapi gelar individu karena selalu kandas di babak keempat grand slam. Hingga pensiun pada 1990, Mecir tidak pernah memenangkan trofi grand slam.
3. Monica Puig
Petenis asal Puerto Rico mencatat sejarah dengan memenangkan medali emas Olimpiade Rio 2016 bulan Agustus tahun lalu. Dia menjadi petenis non-unggulan pertama yang memenangkan medali sejak Alicia Molik meraih perunggu di Olimpiade Athena.
Puig menjadi petenis Amerika Latin pertama yang memenangkan medali emas di Olimpiade, namun Puig hingga saat ini tak kunjung memenangkan trofi di ajang grand slam.
4. Marc Rosset
Sebelum era Roger Federer dan Stan Wawrinka, nama Marc Rosset dikenal sebagai petenis paling ditakuti Swiss. Dia memenangkan medali emas Olimpiade Barcelona tahun 1992, sekaligus mengantar negaranya ke final Piala Davis pada 1992.
Di ajang grand slam, Rosset memang pernah sekali merasakan gelar Prancis Terbuka, yakni di nomor ganda pada tahun 1992. Namun di nomor tunggal, Rosset belum sekalipun memenangkan gelar grand slam.
5. Nicolas Massu
Bicara tentang Nicolas Massu, ingatan pecinta tenis akan terbawa ke Olimpiade Atena tahun 2004. Pada saat itu dia sukses memenangkan medali emas di nomor tunggal dan ganda.
Meski begitu, Massu tidak pernah sekalipun mengecap manisnya gelar grand slam tenis. Prestasi terbaiknya hanya masuk babak semifinal Prancis Terbuka 2005.
Menurut catatan sejarah, beberapa petenis berhasil memanajemen tenaga mereka dan memenangkan emas olimpiade. Namun, untuk ajang grand slam mereka gagal memenangkan gelar apa pun.
Beberapa petenis terus berupaya mengawinkan gelar di grand slam dengan medali di olimpiade. Andy Murray berhasil melakukannya pada 2016 lalu, tetapi sayangnya tidak semua petenis bisa.
Padahal, petenis yang gagal memenangkan gelar grand slam berhasil meraih medali emasi di ajang olimpiade. Dan, prestasi tersebut tidak dapat dipandang sebelah mata. Berikut lima petenis tanpa gelar grand slam tersebut.
1. Elena Dementieva
Ketika berusia 18 tahun, Dementieva mencapai final Olimpiade pertamanya di Sydney, Australia. Pada saat itu dia dikalahkan Venus Williams dan harus menunggu sewindu kemudian untuk mencapai final keduanya.
Dementieva baru memenangkan medali emas Olimpiade 2008 di Beijing, usai mengalahkan rekan senegaranya, Dinara Safina. Kendati demikian, selama menunggu medali emas Olimpiade pertamanya, Dinara Safina tidak pernah menang di ajang grand slam.
2. Miroslav Mecir
Mecir meraih medali emas Olimpiade pada 1988 di Seoul, Korea Selatan. Saat itu dia berhasil mengalahkan petenis AS, Tim Mayotte, dalam pertandingan melelahkan yang memakan empat set.
Meski demikian, Mecir tidak benar-benar melengkapi gelar individu karena selalu kandas di babak keempat grand slam. Hingga pensiun pada 1990, Mecir tidak pernah memenangkan trofi grand slam.
3. Monica Puig
Petenis asal Puerto Rico mencatat sejarah dengan memenangkan medali emas Olimpiade Rio 2016 bulan Agustus tahun lalu. Dia menjadi petenis non-unggulan pertama yang memenangkan medali sejak Alicia Molik meraih perunggu di Olimpiade Athena.
Puig menjadi petenis Amerika Latin pertama yang memenangkan medali emas di Olimpiade, namun Puig hingga saat ini tak kunjung memenangkan trofi di ajang grand slam.
4. Marc Rosset
Sebelum era Roger Federer dan Stan Wawrinka, nama Marc Rosset dikenal sebagai petenis paling ditakuti Swiss. Dia memenangkan medali emas Olimpiade Barcelona tahun 1992, sekaligus mengantar negaranya ke final Piala Davis pada 1992.
Di ajang grand slam, Rosset memang pernah sekali merasakan gelar Prancis Terbuka, yakni di nomor ganda pada tahun 1992. Namun di nomor tunggal, Rosset belum sekalipun memenangkan gelar grand slam.
5. Nicolas Massu
Bicara tentang Nicolas Massu, ingatan pecinta tenis akan terbawa ke Olimpiade Atena tahun 2004. Pada saat itu dia sukses memenangkan medali emas di nomor tunggal dan ganda.
Meski begitu, Massu tidak pernah sekalipun mengecap manisnya gelar grand slam tenis. Prestasi terbaiknya hanya masuk babak semifinal Prancis Terbuka 2005.
(bbk)