Liga 1 Indonesia; Kompetisi Paling Ekstrem di Dunia!
A
A
A
MADURA - Ungkapan bernada satire dilontarkan presiden klub Madura United Achsanul Qosasi. Achsanul menyebut Liga 1 2017 sebagai kompetisi paling ekstrem di dunia, lantaran ada sejumlah hal yang benar-benar keras dan ekstrem yang terjadi sepanjang kompetisi digelar.
AQ -demikian Achsanul kerap disapa- menyebutkan sisi ekstrem Liga 1 2017 antara lain jadwal yang padat, peraturan yang plin-plan, serta wasit yang ringan kartu.
"Seminggu main tiga kali dengan jarak ribuan kilometer. Emosi meninggi terpicu fisik yang kelelahan," kata AQ dalam laman resmi klub (maduraunitedfc.com).
Selain itu, faktor jam main dan agenda live (siaran langsung) yang tidak adil, fans serta pemain yang mudah terbawa emosi, dan ada pemain asing yang tidak layak ditiru juga menambah kekstreman Liga yang mengusung tema "Liga Baru Semangat Baru" tersebut.
AQ menambahkan, kekstreman Liga 1 diimbuhi perasaan klub yang selalu ingin menang dan takut kalah yang berkecamuk menjadi satu. "Ditambah biaya perjalanan laga tandang yang melebihi biaya keliling Eropa, plus pembebanan denda Komisi Disiplin yang tanpa standar dan acuan yang jelas. Inilah kompetisi paling ektrem di dunia," pungkasnya.
AQ -demikian Achsanul kerap disapa- menyebutkan sisi ekstrem Liga 1 2017 antara lain jadwal yang padat, peraturan yang plin-plan, serta wasit yang ringan kartu.
"Seminggu main tiga kali dengan jarak ribuan kilometer. Emosi meninggi terpicu fisik yang kelelahan," kata AQ dalam laman resmi klub (maduraunitedfc.com).
Selain itu, faktor jam main dan agenda live (siaran langsung) yang tidak adil, fans serta pemain yang mudah terbawa emosi, dan ada pemain asing yang tidak layak ditiru juga menambah kekstreman Liga yang mengusung tema "Liga Baru Semangat Baru" tersebut.
AQ menambahkan, kekstreman Liga 1 diimbuhi perasaan klub yang selalu ingin menang dan takut kalah yang berkecamuk menjadi satu. "Ditambah biaya perjalanan laga tandang yang melebihi biaya keliling Eropa, plus pembebanan denda Komisi Disiplin yang tanpa standar dan acuan yang jelas. Inilah kompetisi paling ektrem di dunia," pungkasnya.
(sha)