Wujudkan Mimpi Prestasi, Kemenpora Genjot Pembinaan Berjenjang
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga menyiapkan pembinaan sepak bola usia dini yang berjenjang demi mewujudkan mimpi meraih prestasi sepak bola nasional. Pembinaan dilakukan dalam bentuk kompetisi Piala Menpora usia 12, 14 dan 16 tahun.
Sejatinya, hasil pembinaan itu telah diwujudkan dalam torehan prestasi lulusan Piala Menpora U-12, dimana sukses membawa tropy English Super Cup 2017 yang berlangsung di Manchester, Inggris, beberapa waktu lalu. Di ajang itu, 14 pemain di bawah naungan Imran Soccer Academy yang juga binaan dari FOSSBI sukses mengalahkan wakil Skotlandia 5-2 di laga final.
Deputi III Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, menuturkan prestasi ini merupakan bagian dari berkelanjutannya program Kemenpora yang bernama Liga Pelajar Berjenjang dan FOSSBI yang ditunjuk sebagai penyelenggara U-12 Piala menpora yang puncaknya di Haornas 9 September mendatang kemudian di U-14 dan U-16 yang dihelat oleh komunitas lain merupakan bagian dari fakta bahwa kami berhasil membuat sebuah perjenjangan yang menorehkan prestasi internasional.
"Ini merupakan putra-putra terbaik hasil U-12 tahun lalu yang mampu berprestasi di pentas Internasional. Kami sangat mengapresiasi hasil yang maksimal ini dan peran Kemenpora kedepannya akan membimbing mereka untuk terus eksis dipentas internasional bagi jenjang U-12, 14 dan 16," tutur Deputi III Kemenpora Bidang Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta.
"Tak lama lagi kami akan mengirimkan untuk U-15 ke Gothia, China. Itu merupakan hasil dari U-14 tahun lalu, sedangkan hasil kejuaraan PPLP yang sekarang baru selesai antar SKO dan PPLP akan kita kirim ke Iran dan sebagainya termasuk U-16 akan kita kirim ke China," sambungnya.
Isnanta juga menyebut bahwa langkahnya merupakan siklus penjenjangan dari tingkat nasional. "Kondisi semacam ini tinggal terus dijaga sampai ke titik tertinggi namanya prestasi untuk senior, bagaimana setelah usia 17, 18 dan 19 tahun masuk diwilayah liga nusantara liga dua maupun kasta tertinggi kompetisi di tanah air," terangnya.
Ketika ditanya apakah tim ini merupakan cikal bakal timnas Indonesia ke depannya, Isnanta mengatakan itu tergantung proses. "Kami merintis pembinaan dari bawah dengan teratur, harapannya dari bawah terus berjenjang yang terkawal betul sehingga menjadi timnas," ungkapnya.
"Kalau nanti ditengah jalan terjadi hambatan, maka untuk mencapai tujuan jadi sulit, untuk itu kita sama-sama untuk mengawal anak-anak terbaik itu dengan tepat. Tugas mengawal tidak hanya pemerintah, juga ada peran orangtua, federasi, masyarakat, dan semuanya, karena ini tidak bisa berjalan sendiri," pungkasnya.
Sementara itu, Zuchli Imran pemilik ISA Academy yang juga Presiden FOSSBI senang dengan dukungan pemerintah yang secara langsung memperhatikan binaannya, sehingga bisa memberikan semangat serta motivasi bagi dirinya untuk terus mencetak bibit unggul pesebak bola Indonesia.
"Tujuannya bukan ISA Academy tapi untuk sepakbola pada umumnya dan kita beri kesempatan pemain untuk bergabung bersama dalam bentuk pembinaan. Ke depannya harapannya pemerintah melalui Kemenpora terus mendukung," tutur Imran.
Sejatinya, hasil pembinaan itu telah diwujudkan dalam torehan prestasi lulusan Piala Menpora U-12, dimana sukses membawa tropy English Super Cup 2017 yang berlangsung di Manchester, Inggris, beberapa waktu lalu. Di ajang itu, 14 pemain di bawah naungan Imran Soccer Academy yang juga binaan dari FOSSBI sukses mengalahkan wakil Skotlandia 5-2 di laga final.
Deputi III Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, menuturkan prestasi ini merupakan bagian dari berkelanjutannya program Kemenpora yang bernama Liga Pelajar Berjenjang dan FOSSBI yang ditunjuk sebagai penyelenggara U-12 Piala menpora yang puncaknya di Haornas 9 September mendatang kemudian di U-14 dan U-16 yang dihelat oleh komunitas lain merupakan bagian dari fakta bahwa kami berhasil membuat sebuah perjenjangan yang menorehkan prestasi internasional.
"Ini merupakan putra-putra terbaik hasil U-12 tahun lalu yang mampu berprestasi di pentas Internasional. Kami sangat mengapresiasi hasil yang maksimal ini dan peran Kemenpora kedepannya akan membimbing mereka untuk terus eksis dipentas internasional bagi jenjang U-12, 14 dan 16," tutur Deputi III Kemenpora Bidang Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta.
"Tak lama lagi kami akan mengirimkan untuk U-15 ke Gothia, China. Itu merupakan hasil dari U-14 tahun lalu, sedangkan hasil kejuaraan PPLP yang sekarang baru selesai antar SKO dan PPLP akan kita kirim ke Iran dan sebagainya termasuk U-16 akan kita kirim ke China," sambungnya.
Isnanta juga menyebut bahwa langkahnya merupakan siklus penjenjangan dari tingkat nasional. "Kondisi semacam ini tinggal terus dijaga sampai ke titik tertinggi namanya prestasi untuk senior, bagaimana setelah usia 17, 18 dan 19 tahun masuk diwilayah liga nusantara liga dua maupun kasta tertinggi kompetisi di tanah air," terangnya.
Ketika ditanya apakah tim ini merupakan cikal bakal timnas Indonesia ke depannya, Isnanta mengatakan itu tergantung proses. "Kami merintis pembinaan dari bawah dengan teratur, harapannya dari bawah terus berjenjang yang terkawal betul sehingga menjadi timnas," ungkapnya.
"Kalau nanti ditengah jalan terjadi hambatan, maka untuk mencapai tujuan jadi sulit, untuk itu kita sama-sama untuk mengawal anak-anak terbaik itu dengan tepat. Tugas mengawal tidak hanya pemerintah, juga ada peran orangtua, federasi, masyarakat, dan semuanya, karena ini tidak bisa berjalan sendiri," pungkasnya.
Sementara itu, Zuchli Imran pemilik ISA Academy yang juga Presiden FOSSBI senang dengan dukungan pemerintah yang secara langsung memperhatikan binaannya, sehingga bisa memberikan semangat serta motivasi bagi dirinya untuk terus mencetak bibit unggul pesebak bola Indonesia.
"Tujuannya bukan ISA Academy tapi untuk sepakbola pada umumnya dan kita beri kesempatan pemain untuk bergabung bersama dalam bentuk pembinaan. Ke depannya harapannya pemerintah melalui Kemenpora terus mendukung," tutur Imran.
(sha)