Soal Idola, Rehan/Fadia Beda Selera
A
A
A
JAKARTA - Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti punya mimpi yang besar untuk mencetak prestasi bergengsi di level junior dan senior nantinya. Fadia misalnya, ia mengaku sangat mengidolakan seniornya, Liliyana Natsir dan berharap bisa menyamai prestasi Butet dan membawa nama Indonesia di kancah internasional.
"Dari dulu saya mengidolakan Ci Butet (Liliyana Natsir). Saya ingin bisa sehebat dia. Sekarang mungkin baru bisa juara di Asia Junior Championships, tapi semoga kedepannya prestasi saya bisa sama dengan Ci Butet," jelas Fadia seperti dikutip dari Badmintonindonesia, Rabu (16/8/2017).
Berbeda dengan Fadia, Rehan rupanya menyebut ayahnya sendiri sebagai atlet bulutangkis idolanya. Ya, nama ayah dari Rehan mungkin sudah tak asing lagi di dunia bulu tangkis.
Rehan merupakan putra dari Tri Kusharjanto, pemain andalan Indonesia, yang pernah meraih medali perak Olimpiade 2000 bersama Minarti Timur. "Idola saya adalah ayah saya sendiri. Saya menjadikan ayah sebagai motivasi saya. Ayah kan mendapat medali perak Olimpiade. Saya ingin bisa menyamai bahkan ingin bisa lebih dari prestasi ayah," kata Rehan.
Selain mewarisi bakat sang ayah, Rehan juga mendapat warisan darah bulu tangkis dari sang ibu, Sri Untari. Sri merupakan mantan pemain Pelatnas PBSI yang juga pernah menjadi juara Asia pada tahun 1992 di sektor ganda campuran, bersama Joko Mardianto.
"Dari awal Rehan usia lima tahun sudah senang bulu tangkis, sudah coba pegang raket, suka ikut saya latihan. Akhirnya saya tanya, mau sekolah atau bulutangkis? Pas dia jawab bulu tangkis, tentu saya mendukung dan mengarahkan terus supaya dia bisa maksimal. Dunia bulu tangkis itu tidak mudah. Perlu kerja keras dan keseriusan untuk menjalaninya," kata Trikus saat hadir dalam penyerahan bonus yang diterima Rehan/Fadia usai menyabet medali emas ganda campuran di Asia Junior Championships 2017.
"Dari dulu saya mengidolakan Ci Butet (Liliyana Natsir). Saya ingin bisa sehebat dia. Sekarang mungkin baru bisa juara di Asia Junior Championships, tapi semoga kedepannya prestasi saya bisa sama dengan Ci Butet," jelas Fadia seperti dikutip dari Badmintonindonesia, Rabu (16/8/2017).
Berbeda dengan Fadia, Rehan rupanya menyebut ayahnya sendiri sebagai atlet bulutangkis idolanya. Ya, nama ayah dari Rehan mungkin sudah tak asing lagi di dunia bulu tangkis.
Rehan merupakan putra dari Tri Kusharjanto, pemain andalan Indonesia, yang pernah meraih medali perak Olimpiade 2000 bersama Minarti Timur. "Idola saya adalah ayah saya sendiri. Saya menjadikan ayah sebagai motivasi saya. Ayah kan mendapat medali perak Olimpiade. Saya ingin bisa menyamai bahkan ingin bisa lebih dari prestasi ayah," kata Rehan.
Selain mewarisi bakat sang ayah, Rehan juga mendapat warisan darah bulu tangkis dari sang ibu, Sri Untari. Sri merupakan mantan pemain Pelatnas PBSI yang juga pernah menjadi juara Asia pada tahun 1992 di sektor ganda campuran, bersama Joko Mardianto.
"Dari awal Rehan usia lima tahun sudah senang bulu tangkis, sudah coba pegang raket, suka ikut saya latihan. Akhirnya saya tanya, mau sekolah atau bulutangkis? Pas dia jawab bulu tangkis, tentu saya mendukung dan mengarahkan terus supaya dia bisa maksimal. Dunia bulu tangkis itu tidak mudah. Perlu kerja keras dan keseriusan untuk menjalaninya," kata Trikus saat hadir dalam penyerahan bonus yang diterima Rehan/Fadia usai menyabet medali emas ganda campuran di Asia Junior Championships 2017.
(sha)