Pejabat dan Masyarakat Tumplek di GPN 2017 Semarang
A
A
A
SEMARANG - Gowes Pesona Nusantara (GPN) 2017 Semarang yang menamakan diri Etape Tugu Muda, sukses digelar. Pejabat daerah hingga masyarakat kota lumpia itu tumplek dalam kebersamaan, Minggu (3/9/2017).
Ajang di Semarang ini merupakan gelaran terakhir dari GPN 2017 yang merupakan salah satu program andalan Kemenpora dalam kampanye Ayo Olahrahga. Tak heran jika sejak pagi Jalan Pemuda tepat di Balaikota Semarang sudah dipadati tiga ribu peserta.
Mereka ini terdiri dari beberapa lapisan masyarakat dan beberapa komunitas sepeda. Bukan hanya itu seluruh camat di Kota Semarang, anggota Polri dan TNI pun larut dalam ajang menempuh jarak 11 km itu.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku senang dan merasa terhormat dengan kesempatan yang diberikan Kemenpora untuk menyelenggarakan event ini. "Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Ini merupakan kehormatan bagi kami, masyarakat Semarang. Dengan kegiatan ini diharapkan bukan hanya kita bisa berolahraga tapi persatuan dan kesatuan bisa terjalin di antara kita semua," ucapnya sebelum mengibarkan bendera start di depan Balaikota Semarang.
Sementara itu, Deputi Kemenpora Bidang Pengembangan Pemuda, Jonni Mardizal yang mewakili Menpora Imam Nahrawi juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran pemerintah kota Semarang dan masyarakat yang antusias menyambut program pemerintah ini.
"Gowes Pesona Nusantara ini merupakan program pemerintah melalui Kemenpora. Sepeda dipilih karena mempunyai filosofi mendalam. Selain kesederhanaan, lewat bersepeda kita bisa banyak mendapatkan pelajaran," ucapnya.
Jonni menjelaskan, ketika kecil kita belajar sepeda. "Kita harus jatuh bangun untuk bisa mengowes. Itulah hidup. Kalau kita tak mau bangkit, kita akan terlindas," sambungnya.
Usai bendera start dikibarkan para peserta langsung mengowes sepeda untuk menuju Tugu Muda untuk selanjutnya melintasi Jalan Pandanaran. Setelah sampai Simpang Lima, peserta menyusuri Jalan Gajah Mada, Jalan Panjaitan, Jalan MT Haryono dan Bundaran Bubakan. Selepas itu peserta melewati Jalan Cenderawasih, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Pemuda dan finis di Jalan Pemuda, depan Balaikota Semarang.
Bersepeda ini memang tengah digembar-gemborkan oleh pemerintah. Bahkan Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan kunjungan kerja selalu memberikan kuis yang hadiahnya sepeda. Ada pesan yang disampaikan orang nomor satu di Indonesia itu.
"Mungkin ada yang bertanya, mengapa sepeda? Mengapa seorang Presiden senang membagi sepeda lewat kuis di setiap acara dan kunjungan? Mengapa bukan uang, televisi, atau telepon genggam? Saya senang bersepeda sedari dulu. Bersepeda itu mandiri dan bekerja keras. Kemajuan, kelajuan, juga kecepatan dihasilkan dari usaha sendiri, gerak tubuh sendiri, tanpa mesin atau dorongan tenaga orang lain. Seberapa cepat kita ingin sampai ke tujuan tergantung seberapa keras kita mengayuh.
Bersepeda itu gambaran kebersamaan dari anggota tubuh yang beragam bentuk, fungsi dan posisinya. Dengan mengayuh sepeda seluruh anggota badan bergerak dalam harmoni. Dua tungkai kaki mengayuh pedal seirama, mata memandang awas ke depan, tangan menggenggam kemudi seraya jari waspada menarik tuas rem. Bersepeda itu bergerak maju dalam keseimbangan. Jika jalan menanjak, badan sedikit membungkuk. Jika berbelok ke kanan atau ke kiri, tubuh ikut menyelaraskan. Satu yang tetap, titik berat pesepeda selalu ada di tengah-tengah.
Bersepeda itu untuk semua orang, semua usia, lintas suku dan peradaban. Lagipula, bersepeda itu sehat, baik buat lingkungan sekitar karena bebas polusi. Pendeknya, bersepeda itu adalah bekerja keras dan mandiri, melaju dalam harmoni dan keseimbangan. Dan karena itulah, saya senang berbagi sepeda di setiap acara dan kunjungan," bunyi pesan presiden.
Hendrar pun menyambut positif kegiatan bersepeda ini. "Saya mendukung kegiatan bersepeda ini apalagi jika nantinya dijadikan Hari Bersepeda Nasional. Di Semarang sendiri nantinya saya akan menambah titik-titik khusus bersepeda."
Pelaksanaan GPN 2017 di Semarang ini tak jauh berbeda dengan kota-kota lainnya. Sebelum pelaksanaan, pemerintah kota menyerahkan air dan tanah untuk disatukan dari daerah lain guna dibangun Monumen Kebangsaan di Magelang tepat di Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September mendatang.
Untuk air dan tanah di Semarang ini diambil dari pepunden pendiri Kota Semarang yakni Pangeran Pandanaran. Makam ini memang menjadi simbol dan setiap HUT Kota Semarang Pemerintah Kota Semarang selalu mengadakan ziarah ke sana.
Ajang di Semarang ini merupakan gelaran terakhir dari GPN 2017 yang merupakan salah satu program andalan Kemenpora dalam kampanye Ayo Olahrahga. Tak heran jika sejak pagi Jalan Pemuda tepat di Balaikota Semarang sudah dipadati tiga ribu peserta.
Mereka ini terdiri dari beberapa lapisan masyarakat dan beberapa komunitas sepeda. Bukan hanya itu seluruh camat di Kota Semarang, anggota Polri dan TNI pun larut dalam ajang menempuh jarak 11 km itu.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku senang dan merasa terhormat dengan kesempatan yang diberikan Kemenpora untuk menyelenggarakan event ini. "Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Ini merupakan kehormatan bagi kami, masyarakat Semarang. Dengan kegiatan ini diharapkan bukan hanya kita bisa berolahraga tapi persatuan dan kesatuan bisa terjalin di antara kita semua," ucapnya sebelum mengibarkan bendera start di depan Balaikota Semarang.
Sementara itu, Deputi Kemenpora Bidang Pengembangan Pemuda, Jonni Mardizal yang mewakili Menpora Imam Nahrawi juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran pemerintah kota Semarang dan masyarakat yang antusias menyambut program pemerintah ini.
"Gowes Pesona Nusantara ini merupakan program pemerintah melalui Kemenpora. Sepeda dipilih karena mempunyai filosofi mendalam. Selain kesederhanaan, lewat bersepeda kita bisa banyak mendapatkan pelajaran," ucapnya.
Jonni menjelaskan, ketika kecil kita belajar sepeda. "Kita harus jatuh bangun untuk bisa mengowes. Itulah hidup. Kalau kita tak mau bangkit, kita akan terlindas," sambungnya.
Usai bendera start dikibarkan para peserta langsung mengowes sepeda untuk menuju Tugu Muda untuk selanjutnya melintasi Jalan Pandanaran. Setelah sampai Simpang Lima, peserta menyusuri Jalan Gajah Mada, Jalan Panjaitan, Jalan MT Haryono dan Bundaran Bubakan. Selepas itu peserta melewati Jalan Cenderawasih, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Pemuda dan finis di Jalan Pemuda, depan Balaikota Semarang.
Bersepeda ini memang tengah digembar-gemborkan oleh pemerintah. Bahkan Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan kunjungan kerja selalu memberikan kuis yang hadiahnya sepeda. Ada pesan yang disampaikan orang nomor satu di Indonesia itu.
"Mungkin ada yang bertanya, mengapa sepeda? Mengapa seorang Presiden senang membagi sepeda lewat kuis di setiap acara dan kunjungan? Mengapa bukan uang, televisi, atau telepon genggam? Saya senang bersepeda sedari dulu. Bersepeda itu mandiri dan bekerja keras. Kemajuan, kelajuan, juga kecepatan dihasilkan dari usaha sendiri, gerak tubuh sendiri, tanpa mesin atau dorongan tenaga orang lain. Seberapa cepat kita ingin sampai ke tujuan tergantung seberapa keras kita mengayuh.
Bersepeda itu gambaran kebersamaan dari anggota tubuh yang beragam bentuk, fungsi dan posisinya. Dengan mengayuh sepeda seluruh anggota badan bergerak dalam harmoni. Dua tungkai kaki mengayuh pedal seirama, mata memandang awas ke depan, tangan menggenggam kemudi seraya jari waspada menarik tuas rem. Bersepeda itu bergerak maju dalam keseimbangan. Jika jalan menanjak, badan sedikit membungkuk. Jika berbelok ke kanan atau ke kiri, tubuh ikut menyelaraskan. Satu yang tetap, titik berat pesepeda selalu ada di tengah-tengah.
Bersepeda itu untuk semua orang, semua usia, lintas suku dan peradaban. Lagipula, bersepeda itu sehat, baik buat lingkungan sekitar karena bebas polusi. Pendeknya, bersepeda itu adalah bekerja keras dan mandiri, melaju dalam harmoni dan keseimbangan. Dan karena itulah, saya senang berbagi sepeda di setiap acara dan kunjungan," bunyi pesan presiden.
Hendrar pun menyambut positif kegiatan bersepeda ini. "Saya mendukung kegiatan bersepeda ini apalagi jika nantinya dijadikan Hari Bersepeda Nasional. Di Semarang sendiri nantinya saya akan menambah titik-titik khusus bersepeda."
Pelaksanaan GPN 2017 di Semarang ini tak jauh berbeda dengan kota-kota lainnya. Sebelum pelaksanaan, pemerintah kota menyerahkan air dan tanah untuk disatukan dari daerah lain guna dibangun Monumen Kebangsaan di Magelang tepat di Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September mendatang.
Untuk air dan tanah di Semarang ini diambil dari pepunden pendiri Kota Semarang yakni Pangeran Pandanaran. Makam ini memang menjadi simbol dan setiap HUT Kota Semarang Pemerintah Kota Semarang selalu mengadakan ziarah ke sana.
(bbk)