Etape Kedua ITDBI, Rider Akan Menempuh Rute Terpanjang 180,9 KM
A
A
A
BANYUWANGI - International Tour De Banyuwangi Ijen memasuki etape ke dua pada hari ini, Kamis (28/9). Para pembalap dari 19 tim akan melalui lintasan sepanjang 180,9 KM yang dimulai dari garis start di Dusun Kakao, Kecamatan Glenmore hingga finish di Kantor Bupati Banyuwangi. Etape kedua ini menjadi lintasan terpanjang dari empat etape ITDBI 2017 yang akan menguji ketangguhan para pembalap.
Chairman ITDBI Guntur Priambodo mengatakan etape kedua akan menjadi etape yang cukup menantang bagi para pembalap ITDBI. Di etape ini tim-tim yang bertanding harus mengatur strategi untuk bisa memenangkan podium dan menghemat energi. Pasalnya setelah melalui rute terpanjang pada hari ini, besok para rider bakal dihadapkan dengan etape terberat yakni tanjakan ektrem menuju Gunung Ijen.
"Rutenya memang dominasi flat, semua tim berpeluang menang di etape ini, tapi sebenarnya etape ini cukup tricky. Tim pembalap harus mulai mengatur strategi agar tidak hanya bisa menang tapi juga menjaga stamina pembalapnya agar tidak kehabisan tenaga untuk menghadapi tantangan paling berat di etape tiga besok," ucap Guntur.
Para rider akan memulai garis start dari Dusun Kakao, Kecamatan Glenmore yang berada di wilayah selatan Banyuwangi. Dusun Kakao merupakan sebuah destinasi baru yang berada di areal perkebunan di wilayah Selatan Banyuwangi.
"Sebagaimana yang sering disampaikan Bupati Anas, ITDBI bukan cuma even sport tapi juga promosi pariwisata Banyuwangi. Di dusun ini kita ingin mengenalkan kekayaan cokelat milik Banyuwangi pada pembalap, kita juga ajak pembalap mencicipi coklat premium hasil perkebunan Glenmore," kata Guntur.
Dari Dusun Kakao, pebalap akan memacu pedalnya menuju perkebunan Kalikempit, tembus ke Sumberwadung, Pasar Sempu, Genteng Kulon, terus ke arah selatan menuju Tegalsari, Blokagung, Bangosere. Dari situ pebalap akan lanjut ke arah Pedotan, Pasar Sambirejo, Simpanglima Jajag, Benculuk, Pasar Srono, Bagorejo, Gladak, Rogojampi, lalu naik ke arah Songgon, Pertigaan Sragi, Pasar Gendoh, Temuguruh, Genteng Wetan, Parijatah, Rogojampi, Labanasem, Kabat tembus Patung Kuda, Jalan Kepiting, hingga menuju Finish Kantor Bupati Banyuwangi.
"Etape ini memang yang terpanjang, tapi juga menyuguhkan jalan-jalan yang bervariasi dengan berbagai suasananya mulai menyusuri jalanan pedesaan, perkebunan, menyusuri pinggir sungai hingga memasuki area perkotaan. Mereka juga akan merasakan hawa sejuk persawahan di kaki Gunung Raung," beber guntur.
Pada etape dua ini pebalap bisa merebut poin di tiga titik sprint dan satu titik king of mountain (KOM). Lokasi sprint satu di KM 35,3 dari garis start di ruang terbuka hijau (RTH) Maroon, KM 61,7 KM di Bangorejo dan 91,1 KM di Cluring. Sedangkan titik KOM berada di KM 126,8 KM di wilayah Sragi.
Kompetisi balap sepeda kategori 2.2 ini akan digelar dalam empat etape pada 27-30 September dengan total lintasan sepanjang 533 KM. Pada etape pertama kemarin dimenangi oleh Davide Rebellin asal Italia. Selain membawa yellow jersey, Rebellin juga menyabet jersey polkadot sebagai tanda raja tanjakan dan green jersey sebagai simbol raja sprinter.
Chairman ITDBI Guntur Priambodo mengatakan etape kedua akan menjadi etape yang cukup menantang bagi para pembalap ITDBI. Di etape ini tim-tim yang bertanding harus mengatur strategi untuk bisa memenangkan podium dan menghemat energi. Pasalnya setelah melalui rute terpanjang pada hari ini, besok para rider bakal dihadapkan dengan etape terberat yakni tanjakan ektrem menuju Gunung Ijen.
"Rutenya memang dominasi flat, semua tim berpeluang menang di etape ini, tapi sebenarnya etape ini cukup tricky. Tim pembalap harus mulai mengatur strategi agar tidak hanya bisa menang tapi juga menjaga stamina pembalapnya agar tidak kehabisan tenaga untuk menghadapi tantangan paling berat di etape tiga besok," ucap Guntur.
Para rider akan memulai garis start dari Dusun Kakao, Kecamatan Glenmore yang berada di wilayah selatan Banyuwangi. Dusun Kakao merupakan sebuah destinasi baru yang berada di areal perkebunan di wilayah Selatan Banyuwangi.
"Sebagaimana yang sering disampaikan Bupati Anas, ITDBI bukan cuma even sport tapi juga promosi pariwisata Banyuwangi. Di dusun ini kita ingin mengenalkan kekayaan cokelat milik Banyuwangi pada pembalap, kita juga ajak pembalap mencicipi coklat premium hasil perkebunan Glenmore," kata Guntur.
Dari Dusun Kakao, pebalap akan memacu pedalnya menuju perkebunan Kalikempit, tembus ke Sumberwadung, Pasar Sempu, Genteng Kulon, terus ke arah selatan menuju Tegalsari, Blokagung, Bangosere. Dari situ pebalap akan lanjut ke arah Pedotan, Pasar Sambirejo, Simpanglima Jajag, Benculuk, Pasar Srono, Bagorejo, Gladak, Rogojampi, lalu naik ke arah Songgon, Pertigaan Sragi, Pasar Gendoh, Temuguruh, Genteng Wetan, Parijatah, Rogojampi, Labanasem, Kabat tembus Patung Kuda, Jalan Kepiting, hingga menuju Finish Kantor Bupati Banyuwangi.
"Etape ini memang yang terpanjang, tapi juga menyuguhkan jalan-jalan yang bervariasi dengan berbagai suasananya mulai menyusuri jalanan pedesaan, perkebunan, menyusuri pinggir sungai hingga memasuki area perkotaan. Mereka juga akan merasakan hawa sejuk persawahan di kaki Gunung Raung," beber guntur.
Pada etape dua ini pebalap bisa merebut poin di tiga titik sprint dan satu titik king of mountain (KOM). Lokasi sprint satu di KM 35,3 dari garis start di ruang terbuka hijau (RTH) Maroon, KM 61,7 KM di Bangorejo dan 91,1 KM di Cluring. Sedangkan titik KOM berada di KM 126,8 KM di wilayah Sragi.
Kompetisi balap sepeda kategori 2.2 ini akan digelar dalam empat etape pada 27-30 September dengan total lintasan sepanjang 533 KM. Pada etape pertama kemarin dimenangi oleh Davide Rebellin asal Italia. Selain membawa yellow jersey, Rebellin juga menyabet jersey polkadot sebagai tanda raja tanjakan dan green jersey sebagai simbol raja sprinter.
(bbk)