Cabor Taekwondo Ancam Mundur dari Asian Games 2018

Sabtu, 30 September 2017 - 15:43 WIB
Cabor Taekwondo Ancam...
Cabor Taekwondo Ancam Mundur dari Asian Games 2018
A A A
JAKARTA - Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) mengancam akan mundur dari Asian Games 2018 jika nomor yang dipertandingkan menyusut. PBTI meminta Indonesia Asian Games Organizing Commmite (INASGOC) untuk tetap menggelar 16 nomor pertandingan sesuai keputusan Komite Olimpiade Asia (OCA), bukan 12 nomor.

Baru-baru ini beberapa cabang olahraga (cabor) Asian Games 2018, termasuk taekwondo, mendapat kabar tak sedap mengenai dikuranginya nomor pertandingan. Khusus taekwondo, pengurangan itu sangat tidak masuk akal.
Cabor Taekwondo Ancam Mundur dari Asian Games 2018

Sebab, sebelumnya telah diputuskan Komite Olimpiade Asia (OCA) secara resmi melalui suratnya yang ditujukan kepada INASGOC pada 17 Mei 2017, bahwa jumlah nomor yang dipertandingkan adalah 16 nomor.
Cabor Taekwondo Ancam Mundur dari Asian Games 2018

Namun, saat General Executive Board ke-70 dan OCA General Assemby ke-36 di Ashgabat, Turkmenistan, 18-20 September lalu, INASGOC menerima laporan dari hasil pertemuan tersebut, bahwa cabor taekwondo di Asian Games 2017 menyusut menjadi 12 nomor, dengan rincian delapan nomor kyorugi dan empat poomsae.

Keputusan tersebut sontak membuat kaget PBTI karena menurut PBTI keputusan tersebut aneh, tidak seperti biasanya OCA tidak konsisten dan melanggar keputusan yang telah dibuatnya sendiri. Yang lebih aneh, empat nomor kyorugi yang dipertandingkan nanti adalah nomor olimpiade bukan nomor nonolimpiade (Asian Games), sementara Indonesia tidak memiliki atlet di nomor tersebut.

Menurut Ketua Harian Zulkilfi Tanjung, di cabor taekwondo yang menonjolkan pemberlakuan ukuran berat badan secara ketat, nomor pertandingan dalam multievent terbagi dua yakni nomor olimpiade dan nonolimpiade. Untuk multievent Olimpiade, nomor pertandingan disesuaikan dengan nomor Olimpiade, sementara untuk multievent di luar olimpiade, seperti SEA Games maupun Asian Games misalnya, maka berlaku nomor non-olimpiade

“Keputusan General Assemby Meeting di Asghabat itu aneh. Lebih aneh lagi, INASGOC tidak mengerti apa-apa, bahkan tidak tahu mengenai apa yang sudah diputuskan oleh OCA sebelumnya. Masak sama sekali tidak melakukan klarifikasi, apalagi beragumentasi sebagai tuan rumah. Ini kan aneh," jelas Zulkilfi.

"Jika tidak paham dan tidak mengerti, mereka (INASGOC) kan bisa bertanya dan berdiskusi langsung dengan Kabid Binpres PBTI Rahmi Kurnia yang pada waktu itu juga berada disana dan tengah mengikuti ajang AIMAG 2017. Menurut laporan Kabid Binpres PBTI, pihaknya sama sekali tidak diberitahu, apalagi dilibatkan dalam diskusi dan informasi mengenai cabor taekwondo,” imbuh Zulkifli.

Ditambahkan Zul, dia mendukung langkah Ketua Umum PBTI untuk tetap fokus menjalankan pelatnas dan melakukan telaah strategi mengenai persiapan atletnya menuju Asian Games nanti. Namun pihaknya juga tetap mendorong agar INASGOC bertanggung jawab dan melakukan klarifikasi serta melakukan lobi ulang mengenai kepastian jumlah nomor pertandingan tersebut. “Demi kepentingan tuan rumah dan prestasi saya fikir INASGOC harus melakukan upaya maksimal.” Ujar Zul

Ketika ditanya apakah PBTI akan tetap mengikuti Asian Games 2018 apabila keputusan mempertandingkan 12 nomor tidak berubah, Zulkifli Tanjung menegaskan, “Mau pakai atlet yang mana? Sementara kami siapkan mereka sudah empat tahun lamanya. Apakah mereka disuruh menurunkan berat badan atau menaikkan berat badan secara drastis begitu dengan berbagai risiko dan konsekuensinya. Jika konsekuensinya hanya untuk tampil, lebih baik PBTI mundur dari ajang Asian Games 2018.”
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0797 seconds (0.1#10.140)