GMC Matangkan Persiapan Jelang Kompetisi Srikandi Cup
A
A
A
Generasi Muda Cirebon (GMC) terus mematangkan persiapan jelang bergulirnya Kompetisi Bola Basket Putri Indonesia "Srikandi Cup" musim 2017-2018. Persiapan yang dilakukan dengan melakukan pertandingan uji coba melawan tim peringkat tiga musim lalu, Merpati Bali.
Dalam pertandingan yang dilangsungkan di GOR Asaba Green Arena, Jakarta Barat, Minggu (1/10/2017), GMC mendapatkan pengalaman berharga walaupun harus takluk dan mengakui keunggulan lawannya 35-64.
Bermaterikan pemain muda yang rata-rata masih berusia 19 tahun, membuat GMC sadar bahwa di musim perdananya nanti mereka tidak akan mematok target yang cukup tinggi. Klub yang dimiliki oleh Wahyu Gunarto atau yang akrab dengan sapaan Njoo Lie Wen (eks pemain Kobatama bersama klub Asaba dan timnas di era tahun 1980-an), hanya ingin anak asuhnya menimba pengalaman dari lawan-lawannya yang lebih dulu malang melintang di kancah perbasketan Putri Indonesia.
Meski demikian, kiprah GMC tidak ingin ditempatkan sebagai pemanis di Srikandi Cup nanti. Musim ini, klub kebanggaan Kota Cirebon itu, akan di arsiteki oleh asisten pelatih timnas Basket Putri Sea Games 2017 lalu, Tri Adnyanaadi Lokatanaya yang sudah dikenal sarat dengan pengalaman menangani klub basket putra maupun putri tersebut.
"Saya tidak ingin muluk-muluk. Materi kami sebagian besar para pemain muda yang minim pengalaman. Bahkan ada yang masih berumur 15 tahun dan sudah pasti tidak bisa didaftarkan untuk Srikandi Cup (terkait dengan peraturan maksimal umur). Untungnya GMC mendapat dua pemain pengalaman yakni Sinta Ayu (Sahabat Semarang) dan Maharani (Sritex Solo). Saya cuma pesan kepada para pemain agar bertanding semaksimal mungkin dan menyerap ilmu dari para pemain yang lebih berpengalaman seperti layaknya tim Surabaya Fever dan Merpati Bali," ujar Njoo Lie Wen.
Hal yang sama juga diutarakan oleh sang adik, Arif Gunarto yang juga merupakan eks pemain Kobatama (Aspac Jakarta). Selepas memimpin anak asuhnya bertanding, ia menuturkan bahwa para pemain umumnya masih dalam level junior dan minim persiapan dibanding para kontestan lainnya.
Namun Arif meyakini dengan adanya Srikandi Cup, jam terbang para pemain GMC akan bertambah dan membuat tim akan terus berkembang. "GMC mendapat pengalaman yang berharga dari Merpati Bali. Tidak dapat dipungkiri pekerjaan rumah kami masih sangat banyak. Bersama pelatih kepala (coach Tri) kami akan terus mencoba menempa persiapan para pemain disisa waktu 2 bulan ini. Tapi saya sangat optimis dengan potensi pebasket putri di Cirebon, hanya tidak dapat dipungkiri kami masih sangat fresh dan kurang mendapat pengalaman," Komentar Njoo Lie Fan, sapaan akrab Arif Gunarto.
Lebih lanjut, Arif berharap besar bahwa kompetisi putri kedepannya harus mendapat perhatian besar seperti layaknya putra. Karena potensi untuk berprestasi cukup besar, asalkan kualitas pertandingan dan kompetisinya ditata dengan sebaik mungkin. "Srikandi Cup berpotensi besar untuk meningkatkan prestasi basket di sektor putri, Kalau perlu kedepannya menggunakan pemain asing supaya kompetitif dan mutu pertandingannya terjaga. Saya cukup yakin dengan prestasi timnas putri kedepannya, asalkan Perbasi harus fokus dan memperhatikan kompetisi ini," tutur Njoo Lie Fan.
Sekadar informasi, Srikandi Cup musim ini disesuaikan dengan persiapan timnas putri di ajang Asian Games tahun depan. Seri I akan dilangsungkan di Makassar pada akhir November 2017, Seri ke II di Kota Surabaya Januari 2018.
Seri ke III Jakarta atau Tangsel Maret 2018. Sementara babak playoff dan Grand final berlangsung di Cirebon pada bulan April 2018.
Dalam pertandingan yang dilangsungkan di GOR Asaba Green Arena, Jakarta Barat, Minggu (1/10/2017), GMC mendapatkan pengalaman berharga walaupun harus takluk dan mengakui keunggulan lawannya 35-64.
Bermaterikan pemain muda yang rata-rata masih berusia 19 tahun, membuat GMC sadar bahwa di musim perdananya nanti mereka tidak akan mematok target yang cukup tinggi. Klub yang dimiliki oleh Wahyu Gunarto atau yang akrab dengan sapaan Njoo Lie Wen (eks pemain Kobatama bersama klub Asaba dan timnas di era tahun 1980-an), hanya ingin anak asuhnya menimba pengalaman dari lawan-lawannya yang lebih dulu malang melintang di kancah perbasketan Putri Indonesia.
Meski demikian, kiprah GMC tidak ingin ditempatkan sebagai pemanis di Srikandi Cup nanti. Musim ini, klub kebanggaan Kota Cirebon itu, akan di arsiteki oleh asisten pelatih timnas Basket Putri Sea Games 2017 lalu, Tri Adnyanaadi Lokatanaya yang sudah dikenal sarat dengan pengalaman menangani klub basket putra maupun putri tersebut.
"Saya tidak ingin muluk-muluk. Materi kami sebagian besar para pemain muda yang minim pengalaman. Bahkan ada yang masih berumur 15 tahun dan sudah pasti tidak bisa didaftarkan untuk Srikandi Cup (terkait dengan peraturan maksimal umur). Untungnya GMC mendapat dua pemain pengalaman yakni Sinta Ayu (Sahabat Semarang) dan Maharani (Sritex Solo). Saya cuma pesan kepada para pemain agar bertanding semaksimal mungkin dan menyerap ilmu dari para pemain yang lebih berpengalaman seperti layaknya tim Surabaya Fever dan Merpati Bali," ujar Njoo Lie Wen.
Hal yang sama juga diutarakan oleh sang adik, Arif Gunarto yang juga merupakan eks pemain Kobatama (Aspac Jakarta). Selepas memimpin anak asuhnya bertanding, ia menuturkan bahwa para pemain umumnya masih dalam level junior dan minim persiapan dibanding para kontestan lainnya.
Namun Arif meyakini dengan adanya Srikandi Cup, jam terbang para pemain GMC akan bertambah dan membuat tim akan terus berkembang. "GMC mendapat pengalaman yang berharga dari Merpati Bali. Tidak dapat dipungkiri pekerjaan rumah kami masih sangat banyak. Bersama pelatih kepala (coach Tri) kami akan terus mencoba menempa persiapan para pemain disisa waktu 2 bulan ini. Tapi saya sangat optimis dengan potensi pebasket putri di Cirebon, hanya tidak dapat dipungkiri kami masih sangat fresh dan kurang mendapat pengalaman," Komentar Njoo Lie Fan, sapaan akrab Arif Gunarto.
Lebih lanjut, Arif berharap besar bahwa kompetisi putri kedepannya harus mendapat perhatian besar seperti layaknya putra. Karena potensi untuk berprestasi cukup besar, asalkan kualitas pertandingan dan kompetisinya ditata dengan sebaik mungkin. "Srikandi Cup berpotensi besar untuk meningkatkan prestasi basket di sektor putri, Kalau perlu kedepannya menggunakan pemain asing supaya kompetitif dan mutu pertandingannya terjaga. Saya cukup yakin dengan prestasi timnas putri kedepannya, asalkan Perbasi harus fokus dan memperhatikan kompetisi ini," tutur Njoo Lie Fan.
Sekadar informasi, Srikandi Cup musim ini disesuaikan dengan persiapan timnas putri di ajang Asian Games tahun depan. Seri I akan dilangsungkan di Makassar pada akhir November 2017, Seri ke II di Kota Surabaya Januari 2018.
Seri ke III Jakarta atau Tangsel Maret 2018. Sementara babak playoff dan Grand final berlangsung di Cirebon pada bulan April 2018.
(sha)