Soal Kasus Doping Atlet, Rusia Merasa Dikucilkan Dunia Internasional
A
A
A
MOSCOW - Rusia mengklaim telah melakukan lompatan besar dalam reformasi anti-doping di dunia olahraga. Namun, mereka merasa kemajuan tersebut tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Federasi atletik Rusia, Komite Paralimpik dan Badan Anti-doping Rusia (RUSADA) tetap diskors setelah adanya laporan WADA yang menuduh kasus doping atlet Rusia disponsori oleh negara. Pada Agustus lalu, WADA meminta Rusia menerima secara terbuka terkait temuan investigasi McLaren.
"Masyarakat internasional sangat sedikit memperoleh informasi mengenai upaya yang dilakukan negara kita (Rusia) terkait anti-doping," kata kepala komisi Vitaly Smirnov, dikutip Reuters, Jumat (13/10/2017).
Ketua Komite Olimpiade Rusia, Alexander Zhukov, mengatakan bahwa Rusia telah melakukan rehabilitasi di tingkat internasional, yang meminta keputusan WADA (pada bulan Juni) untuk mengizinkan RUSADA melakukan perencanaan dan koordinasi.
"Sayangnya, informasi (tentang reformasi olahraga) tidak menjangkau semua orang," kata Alexander Zhukov.
Seperti kita ketahui, Rusia menghadapi masalah doping atlet secara masif jelang perhelatan Olimpiade Rio 2016 lalu. Kontingen paralimpik Rusia bahkan batal diberangkatkan menyusul hukuman atas temuan kasus doping tersebut.
Federasi atletik Rusia, Komite Paralimpik dan Badan Anti-doping Rusia (RUSADA) tetap diskors setelah adanya laporan WADA yang menuduh kasus doping atlet Rusia disponsori oleh negara. Pada Agustus lalu, WADA meminta Rusia menerima secara terbuka terkait temuan investigasi McLaren.
"Masyarakat internasional sangat sedikit memperoleh informasi mengenai upaya yang dilakukan negara kita (Rusia) terkait anti-doping," kata kepala komisi Vitaly Smirnov, dikutip Reuters, Jumat (13/10/2017).
Ketua Komite Olimpiade Rusia, Alexander Zhukov, mengatakan bahwa Rusia telah melakukan rehabilitasi di tingkat internasional, yang meminta keputusan WADA (pada bulan Juni) untuk mengizinkan RUSADA melakukan perencanaan dan koordinasi.
"Sayangnya, informasi (tentang reformasi olahraga) tidak menjangkau semua orang," kata Alexander Zhukov.
Seperti kita ketahui, Rusia menghadapi masalah doping atlet secara masif jelang perhelatan Olimpiade Rio 2016 lalu. Kontingen paralimpik Rusia bahkan batal diberangkatkan menyusul hukuman atas temuan kasus doping tersebut.
(bbk)