Kylian Mbappe dan Kemampuan Membunuh di Depan Gawang
A
A
A
BANYAK cara dilakukan untuk menggambarkan bagaimana kualitas seorang Kylian Mbappe. Saat orang berbicara tentang transfer Neymar Jr ke Paris Saint-Germain (PSG), Mbappe muncul dengan semua keindahan gerakan, kecerdikan umpan, dan kemampuan membunuh di depan gawang.
Kemenangan 4-0 yang diraih PSG atas RSC Anderlecht di Stade Constant Vanden Stock pada laga penyisihan Grup B, Kamis (19/10), kembali menjadi panggung Mbappe. Satu golnya ke gawang Matz Sels membuat jumlah golnya pada Liga Champions secara keseluruhan menjadi delapan.
Bila diperinci, enam gol dihasilkannya saat masih berseragam AS Monaco musim lalu, sisanya bersama PSG. Mbappe kini berhak menyandang predikat sebagai pemain termuda yang mencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Liga Champions. Dia melampaui rekor sebelumnya yang dimiliki penyerang legendaris Belanda Patrick Kluivert dengan koleksi tujuh gol. Namun, Mbappe tetap membumi. Dia menegaskan prioritas utamanya adalah kemenangan tim.
"Kami datang ke Brussel untuk menang dan kami mendapatkannya. Kami gembira membawa pulang tiga poin," kata Mbappe, dilansir soccerway.
Selain mencetak gol, pemain asal Prancis tersebut ikut memberikan kontribusi pada gol Edinson Cavani (44). Sementara gol lain disumbangkan Neymar Jr (66) dan Angel di Maria (68). "Kami harus terus berkembang karena pertandingan lain telah menanti. Kami harus mengendalikan sisi lemah kami selaras dengan kekuatan yang kami miliki," tambah Mbappe.
Penampilan pemain berusia 18 tahun itu mengundang banyak pujian. Mantan pemain Manchester United Rio Ferdinand menegaskan bahwa Mbappe adalah superstar. "Beberapa hal yang dilakukan anak ini sangat bagus. Dia tampil (seperti) di taman bermain sekolah. Dia mencoba segalanya, bermain trik. Dengan kecepatannya, dia melakukan sesuatu. Pengambilan keputusannya, sundulannya untuk memilih Cavani, dan berpeluang mencetak tiga gol membuktikan dia pesepak bola yang benar-benar hebat," ujar Ferdinand.
Gemilangnya trio Mbappe, didukung Neymar, dan Cavani (MNC) bukan hanya mengukuhkan posisi PSG di puncak klasemen sementara Grup B dengan sembilan poin, tetapi juga menahbiskan Les Parisiens sebagai tim paling produktif di penyisihan grup Liga Champions sejauh ini dengan sembilan gol.
Rasa senang juga dirasakan Pelatih PSG Unai Emery. Namun, tidak berarti timnya lepas dari kritik. Emery menilai PSG sedikit lemah, terutama ketika menguasai bola. Hal itu membuat Anderlecht berani keluar dan bermain agresif. "Saya sangat puas dengan performa individu.
Namun sebagai sebuah tim, kami harus mengutamakan permainan kolektif," tutur Emery.
Mantan pelatih Valencia itu menganggap sangat penting memperbaiki detail-detail sekecil apa pun. "Kami tidak mengontrol pertandingan dengan baik. Pada babak kedua keseimbangan kami lebih baik dan bermain di siplin. Tugas saya adalah menyeimbangkan kekuatan tim," paparnya.
Senada dengan Emery, gelandang Marco Verratti mengakui jika laga melawan Anderlecht bukanlah penampilan terbaik PSG, meski timnya meraih kemenangan. Pemain asal Italia itu bertekad melanjutkan tren positif PSG yang belum terkalahkan di 12 pertandingan semua kompetisi saat bersua Olympiquede Marseille pada lanjutan Ligue 1, Minggu (22/10).
"Kami senang dengan kemenangan atas Anderlecht. Kami bisa melakukannya dengan lebih baik dan membuat lebih banyak peluang. Kami memiliki banyak pemain hebat yang bisa membuat perbedaan," paparnya.
Di kubu lawan, Anderlecht menelan kekalahan ketiganya pada penyisihan grup Liga Champions. Akibatnya, pasukan Hein Vanhaeze-brouck tersebut semakin tenggelam di dasar klasemen sementara Grup B. Anderlecht kini senasib dengan SL Benfica, Olympiakos, dan Feyenoord. Ketiganya sama-sama belum mampu meraih poin.
Kemenangan 4-0 yang diraih PSG atas RSC Anderlecht di Stade Constant Vanden Stock pada laga penyisihan Grup B, Kamis (19/10), kembali menjadi panggung Mbappe. Satu golnya ke gawang Matz Sels membuat jumlah golnya pada Liga Champions secara keseluruhan menjadi delapan.
Bila diperinci, enam gol dihasilkannya saat masih berseragam AS Monaco musim lalu, sisanya bersama PSG. Mbappe kini berhak menyandang predikat sebagai pemain termuda yang mencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Liga Champions. Dia melampaui rekor sebelumnya yang dimiliki penyerang legendaris Belanda Patrick Kluivert dengan koleksi tujuh gol. Namun, Mbappe tetap membumi. Dia menegaskan prioritas utamanya adalah kemenangan tim.
"Kami datang ke Brussel untuk menang dan kami mendapatkannya. Kami gembira membawa pulang tiga poin," kata Mbappe, dilansir soccerway.
Selain mencetak gol, pemain asal Prancis tersebut ikut memberikan kontribusi pada gol Edinson Cavani (44). Sementara gol lain disumbangkan Neymar Jr (66) dan Angel di Maria (68). "Kami harus terus berkembang karena pertandingan lain telah menanti. Kami harus mengendalikan sisi lemah kami selaras dengan kekuatan yang kami miliki," tambah Mbappe.
Penampilan pemain berusia 18 tahun itu mengundang banyak pujian. Mantan pemain Manchester United Rio Ferdinand menegaskan bahwa Mbappe adalah superstar. "Beberapa hal yang dilakukan anak ini sangat bagus. Dia tampil (seperti) di taman bermain sekolah. Dia mencoba segalanya, bermain trik. Dengan kecepatannya, dia melakukan sesuatu. Pengambilan keputusannya, sundulannya untuk memilih Cavani, dan berpeluang mencetak tiga gol membuktikan dia pesepak bola yang benar-benar hebat," ujar Ferdinand.
Gemilangnya trio Mbappe, didukung Neymar, dan Cavani (MNC) bukan hanya mengukuhkan posisi PSG di puncak klasemen sementara Grup B dengan sembilan poin, tetapi juga menahbiskan Les Parisiens sebagai tim paling produktif di penyisihan grup Liga Champions sejauh ini dengan sembilan gol.
Rasa senang juga dirasakan Pelatih PSG Unai Emery. Namun, tidak berarti timnya lepas dari kritik. Emery menilai PSG sedikit lemah, terutama ketika menguasai bola. Hal itu membuat Anderlecht berani keluar dan bermain agresif. "Saya sangat puas dengan performa individu.
Namun sebagai sebuah tim, kami harus mengutamakan permainan kolektif," tutur Emery.
Mantan pelatih Valencia itu menganggap sangat penting memperbaiki detail-detail sekecil apa pun. "Kami tidak mengontrol pertandingan dengan baik. Pada babak kedua keseimbangan kami lebih baik dan bermain di siplin. Tugas saya adalah menyeimbangkan kekuatan tim," paparnya.
Senada dengan Emery, gelandang Marco Verratti mengakui jika laga melawan Anderlecht bukanlah penampilan terbaik PSG, meski timnya meraih kemenangan. Pemain asal Italia itu bertekad melanjutkan tren positif PSG yang belum terkalahkan di 12 pertandingan semua kompetisi saat bersua Olympiquede Marseille pada lanjutan Ligue 1, Minggu (22/10).
"Kami senang dengan kemenangan atas Anderlecht. Kami bisa melakukannya dengan lebih baik dan membuat lebih banyak peluang. Kami memiliki banyak pemain hebat yang bisa membuat perbedaan," paparnya.
Di kubu lawan, Anderlecht menelan kekalahan ketiganya pada penyisihan grup Liga Champions. Akibatnya, pasukan Hein Vanhaeze-brouck tersebut semakin tenggelam di dasar klasemen sementara Grup B. Anderlecht kini senasib dengan SL Benfica, Olympiakos, dan Feyenoord. Ketiganya sama-sama belum mampu meraih poin.
(amm)