Karateka SD Sumbang Empat Emas untuk Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Karateka tingkat SD yang dikirim ke 2nd Edition of International Karate Open of Province de Liege 2017 meraih empat emas. Kemendikbud berharap daerah harus melakukan pembinaan agar mereka terus mengukir prestasi.
Direktur Pembinaan SD Ditjen Dikdasmen Kemendikbud Wowon Widaryat mengatakan, pada jenjang SD ada beberapa prestasi yang diraih dalam ajang ini yaitu empat medali emas, dua perak, dan satu perunggu. Sedangkan pada jenjang SMA memperoleh dua emas, satu perak, dan dua perunggu.
"Prestasi yang membanggakan ini akan terus menjadikan pendidikan Indonesia di dunia internasional semakin diakui. Selain itu juga membuktikan bahwa anak-anak Indonesia tidak hanya pintar tetapi juga sehat, karena dengan tubuh yang sehat akan memudahkan mereka dalam meraih prestasi," katanya di Jakarta.
2nd Edition of International Karate Open of Province de Liege 2017 diadakan di Herstal, Belgia pada 8-14 November lalu. Empat emas dari jenjang SD diperoleh dari beberapa kelas, pertama dari KATA Putera diraih oleh Hazel Ramadhan, siswa SD Busowa Bina Insani, Kota Bogor. Kedua, dari kelas KATA Putera diraih oleh Buffon Julianto Sinaga (SD Marsudirini,Riau).
Selanjutnya, dua emas sekaligus yang disumbangkan oleh Luvena Milano Setiyaka (SD Lazuardi Kamila GIS Surakarta) pada kelas KATA Puteri dan KUMITE Puteri. Dua perak dipersembahkan oleh
Syafira Ramadhani (SDN 004 Batu Aji, Batam) pada kelas KATA Puteri dan Denis Darmawan (MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga) dari kelas KUMITE Putera. Selebihnya, satu medali perunggu diraih oleh Gebrina Najwa Andini (SDN 27 Banda Aceh) pada kelas KATA Puteri.
Wowon mengatakan, karateka cilik ini adalah aset bangsa. Mereka dijaring dari Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dari tingkat kabupaten hingga provinsi sehingga dia meminta daerah harus terus membina mereka. Dana pembinaan bisa diambil dari APBD. Sebagai bentuk apresiasi, siswa berprestasi bisa diberi uang pembinaan dan uang prestasi selama mengukir juara di berbagai jenjang. ‘’Jangan dilepas begitu saja. (prestasi) olahraga kan gengsinya daerah juga. Daerah harus terus membina karena mereka bisa mewakili daerah di PON,’’ katanya.
Wowon menegaskan, Kemendikbud akan memantau perkembangan para karateka ini sebab tidak ingin setelah dibina malah tidak diberdayakan daerah. Menurut dia, prestasi bidang olahraga dan seni merupakan aset bangsa juga. Dia prihatin tahun lalu banyak anak berprestasi tapi tidak disambut daerah. Oleh karena itu kali ini Kemendikbud akan mengingatkan kembali agar pembinaan di daerah harus berlanjut.
Direktur Pembinaan SD Ditjen Dikdasmen Kemendikbud Wowon Widaryat mengatakan, pada jenjang SD ada beberapa prestasi yang diraih dalam ajang ini yaitu empat medali emas, dua perak, dan satu perunggu. Sedangkan pada jenjang SMA memperoleh dua emas, satu perak, dan dua perunggu.
"Prestasi yang membanggakan ini akan terus menjadikan pendidikan Indonesia di dunia internasional semakin diakui. Selain itu juga membuktikan bahwa anak-anak Indonesia tidak hanya pintar tetapi juga sehat, karena dengan tubuh yang sehat akan memudahkan mereka dalam meraih prestasi," katanya di Jakarta.
2nd Edition of International Karate Open of Province de Liege 2017 diadakan di Herstal, Belgia pada 8-14 November lalu. Empat emas dari jenjang SD diperoleh dari beberapa kelas, pertama dari KATA Putera diraih oleh Hazel Ramadhan, siswa SD Busowa Bina Insani, Kota Bogor. Kedua, dari kelas KATA Putera diraih oleh Buffon Julianto Sinaga (SD Marsudirini,Riau).
Selanjutnya, dua emas sekaligus yang disumbangkan oleh Luvena Milano Setiyaka (SD Lazuardi Kamila GIS Surakarta) pada kelas KATA Puteri dan KUMITE Puteri. Dua perak dipersembahkan oleh
Syafira Ramadhani (SDN 004 Batu Aji, Batam) pada kelas KATA Puteri dan Denis Darmawan (MI Ma’arif Mangunsari, Salatiga) dari kelas KUMITE Putera. Selebihnya, satu medali perunggu diraih oleh Gebrina Najwa Andini (SDN 27 Banda Aceh) pada kelas KATA Puteri.
Wowon mengatakan, karateka cilik ini adalah aset bangsa. Mereka dijaring dari Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dari tingkat kabupaten hingga provinsi sehingga dia meminta daerah harus terus membina mereka. Dana pembinaan bisa diambil dari APBD. Sebagai bentuk apresiasi, siswa berprestasi bisa diberi uang pembinaan dan uang prestasi selama mengukir juara di berbagai jenjang. ‘’Jangan dilepas begitu saja. (prestasi) olahraga kan gengsinya daerah juga. Daerah harus terus membina karena mereka bisa mewakili daerah di PON,’’ katanya.
Wowon menegaskan, Kemendikbud akan memantau perkembangan para karateka ini sebab tidak ingin setelah dibina malah tidak diberdayakan daerah. Menurut dia, prestasi bidang olahraga dan seni merupakan aset bangsa juga. Dia prihatin tahun lalu banyak anak berprestasi tapi tidak disambut daerah. Oleh karena itu kali ini Kemendikbud akan mengingatkan kembali agar pembinaan di daerah harus berlanjut.
(bbk)