Kalah Lawan Saigon Heat, Bos CLS Knights Sindir Gaya Kepemimpinan Wasit
A
A
A
SURABAYA - CLS Knights menelan kekalahan ke-11 di ASEAN Basketball League (ABL) 2017/2018. Pada pertandingan yang berlangsung di GOR Kertajaya, tim besutan Koko Heru Setyo Nugroho kalah 88-93 atas Saigon Heat, Minggu (18/2) malam.
Esho menjadi top performer Saigon Heat dengan mencetak 27 angka dan 11 rebound. Disusul rekannya Akeem Scott dengan 26 poin, lima rebound, dan tujuh asis.
Dari kubu CLS Knights, Shane Edwards berhasil membuat 33 angka, empat rebound dan tiga assist. Sementara Mario Wuysang mengemas 20 angka, enam rebound dan delapan assist.
Bagi Mario Wuysang kekalahan ini cukup menyedihkan. Pasalnya, dia berhasil mencetak rekor pribadi dengan menggarisbawahi namanya sebagai pebasket pertama yang mencetak 1000 poin selama berkiprah di ajang ABL.
"Pencapaian karier yang luar biasa. Dia lahir di kota ini dan bisa membuat sejarah di ABL di kota kelahirannya pula. Saya berterima kasih kepada seluruh fans CLS Knights yang hadir langsung. Saat ia melewati rekor 1000 poin, rasanya GOR ini mau meledak. Tapi sayangnya game ini ternoda dengan beberapa keputusan wasit yang sangat buruk dan penonton yang hadir juga bisa menilai kinerja wasit, khususnya di tiga menit kuarter akhir," ujar Managing Partner CLS Knights Indonesia, Christopher Tanuwidjaja.
Di bagian terpisah, Mario Wuysang menimpali pernyataan Christopher Tanuwidjaja mengenai catatan rekor yang baru saja dibuat. Menurutnya, rekor ini tidak membanggakan mengingat dia gagal mengatarkan CLS menang.
"Saya tidak mementingkan rekor pribadi ini, sejujurnya saya lebih berharap dapat memenangi laga melawan mereka (Saigon Heat)," sahut Mario Wuysang.
Sementara itu, Koko Heru berbicara mengenai pertandingan ini. Dikatakan, kekalahan ini sudah terasa sejak di kuarter pertama.
"Kita kalah di kuarter pertama, tapi ini menjadi tanggung jawab dan kesalahan saya. Memang peluang kita kecil tapi kita tidak boleh menyerah. Rasanya ini seperti Mission Impossible," kata Koko.
CLS selanjutnya kembali menjalani laga lanjutan ABL di GOR Kertajaya dengan menjamu Mono Vampire (Thailand), Rabu (21/2/2018).
Esho menjadi top performer Saigon Heat dengan mencetak 27 angka dan 11 rebound. Disusul rekannya Akeem Scott dengan 26 poin, lima rebound, dan tujuh asis.
Dari kubu CLS Knights, Shane Edwards berhasil membuat 33 angka, empat rebound dan tiga assist. Sementara Mario Wuysang mengemas 20 angka, enam rebound dan delapan assist.
Bagi Mario Wuysang kekalahan ini cukup menyedihkan. Pasalnya, dia berhasil mencetak rekor pribadi dengan menggarisbawahi namanya sebagai pebasket pertama yang mencetak 1000 poin selama berkiprah di ajang ABL.
"Pencapaian karier yang luar biasa. Dia lahir di kota ini dan bisa membuat sejarah di ABL di kota kelahirannya pula. Saya berterima kasih kepada seluruh fans CLS Knights yang hadir langsung. Saat ia melewati rekor 1000 poin, rasanya GOR ini mau meledak. Tapi sayangnya game ini ternoda dengan beberapa keputusan wasit yang sangat buruk dan penonton yang hadir juga bisa menilai kinerja wasit, khususnya di tiga menit kuarter akhir," ujar Managing Partner CLS Knights Indonesia, Christopher Tanuwidjaja.
Di bagian terpisah, Mario Wuysang menimpali pernyataan Christopher Tanuwidjaja mengenai catatan rekor yang baru saja dibuat. Menurutnya, rekor ini tidak membanggakan mengingat dia gagal mengatarkan CLS menang.
"Saya tidak mementingkan rekor pribadi ini, sejujurnya saya lebih berharap dapat memenangi laga melawan mereka (Saigon Heat)," sahut Mario Wuysang.
Sementara itu, Koko Heru berbicara mengenai pertandingan ini. Dikatakan, kekalahan ini sudah terasa sejak di kuarter pertama.
"Kita kalah di kuarter pertama, tapi ini menjadi tanggung jawab dan kesalahan saya. Memang peluang kita kecil tapi kita tidak boleh menyerah. Rasanya ini seperti Mission Impossible," kata Koko.
CLS selanjutnya kembali menjalani laga lanjutan ABL di GOR Kertajaya dengan menjamu Mono Vampire (Thailand), Rabu (21/2/2018).
(sha)