Jelang Kontra United, Conte Santai Tanggapi Sindiran Mourinho
Jelang Kontra United, Conte Santai Tanggapi Sindiran Mourinho
A
A
A
MANCHESTER - Antonio Conte mengaku belum siap untuk mengubah taktik touchline saat Chelsea bertamu ke markas Manchester United di Stadion Old Trafford, Minggu (25/2/2018) malam WIB. Mantan allenatore Juventus itu sepertinya tidak terlalu menghiraukan celaan yang terus disampaikan Jose Mourinho terkait taktik tersebut.
Sejak tiba di Chelsea pada April 2016 lalu, Conte berhasil melakukan permutasi formasi dari 3-5-2 ke 3-4-3. Gelar di kompetisi domestik berhasil ditaklukannya pada debut di Liga Inggris.
Penerapan taktik touchline selalu menjadi senjata utama buat Conte. Dia mampu memaksimalkan kemampuan Marcos Alonso (kiri) dan Davide Zappacosta (kanan). Cara pelatih mentransfer informasi membuat The Blues terlihat sangat seimbang, karena Alonso maupun Zappacosta mampu menyerap instruksi (naik dan turun) dengan sangat baik. (Baca juga: Preview Manchester United vs Chelsea: Saling Sikut demi Empat Besar )
Hal ini semakin diperkuat dengan kemampuan dua gelandang yakni Cesc Fabregas dan N'Golo Kante, yang mampu menjelajah sisi pertahanan lawan. Sehingga dalam membangun proses serangannya terlihat sangat rapi, dan Conte menjelaskan semuanya ia dapatkan dari sang ayah (Conte Sr).
Berkat ayahnya yang telah menanamkan hasrat touchline yang terkenal membuat karier kepelatihan Conte pun terus menanjak. Itu sebabnya, dia tidak ingin mengubah skema itu. "Pelatih pertama saya, ketika saya mulai bermain sepak bola, itu adalah ayah saya. Dia adalah pemilik, pelatih, dari suatu klub. Saya menghabiskan hidup saya sejak dini di lapangan bersama tim ayah saya. Untuk alasan ini, saya harus berterima kasih atas gairah ini, karena semangat yang saya miliki untuk olahraga bola ini," kata Conte dikutip dari Soccerway.
"Saya tidak melihat apa yang terjadi di tempat lain, atau apa yang pelatih lain lakukan. Pada saat itu, saya sendiri dan ada lapangan, pemain saya, permainan, saya tidak melihat apa yang terjadi, karena fokus saya hanya di lapangan. Ini bagus untuk saya."
Sejak tiba di Chelsea pada April 2016 lalu, Conte berhasil melakukan permutasi formasi dari 3-5-2 ke 3-4-3. Gelar di kompetisi domestik berhasil ditaklukannya pada debut di Liga Inggris.
Penerapan taktik touchline selalu menjadi senjata utama buat Conte. Dia mampu memaksimalkan kemampuan Marcos Alonso (kiri) dan Davide Zappacosta (kanan). Cara pelatih mentransfer informasi membuat The Blues terlihat sangat seimbang, karena Alonso maupun Zappacosta mampu menyerap instruksi (naik dan turun) dengan sangat baik. (Baca juga: Preview Manchester United vs Chelsea: Saling Sikut demi Empat Besar )
Hal ini semakin diperkuat dengan kemampuan dua gelandang yakni Cesc Fabregas dan N'Golo Kante, yang mampu menjelajah sisi pertahanan lawan. Sehingga dalam membangun proses serangannya terlihat sangat rapi, dan Conte menjelaskan semuanya ia dapatkan dari sang ayah (Conte Sr).
Berkat ayahnya yang telah menanamkan hasrat touchline yang terkenal membuat karier kepelatihan Conte pun terus menanjak. Itu sebabnya, dia tidak ingin mengubah skema itu. "Pelatih pertama saya, ketika saya mulai bermain sepak bola, itu adalah ayah saya. Dia adalah pemilik, pelatih, dari suatu klub. Saya menghabiskan hidup saya sejak dini di lapangan bersama tim ayah saya. Untuk alasan ini, saya harus berterima kasih atas gairah ini, karena semangat yang saya miliki untuk olahraga bola ini," kata Conte dikutip dari Soccerway.
"Saya tidak melihat apa yang terjadi di tempat lain, atau apa yang pelatih lain lakukan. Pada saat itu, saya sendiri dan ada lapangan, pemain saya, permainan, saya tidak melihat apa yang terjadi, karena fokus saya hanya di lapangan. Ini bagus untuk saya."
(sha)
Explore More