Soal Nasib Eko Yuli, Menpora Menanti Surat Balasan OCA

Rabu, 07 Maret 2018 - 01:18 WIB
Soal Nasib Eko Yuli, Menpora Menanti Surat Balasan OCA
Soal Nasib Eko Yuli, Menpora Menanti Surat Balasan OCA
A A A
JAKARTA - Menpora Imam Nahrawi mengaku jika dirinya masih belum menerima surat balasan dari Olympic Council of Asia (OCA), terkait rencana dihapusnya kelas 62 kg oleh Asia Weightlifting Federation (AWF), yang menyangkut nasib atlet pelatnas angkat besi Eko Yuli Irawan di Asian Games 2018. Hal itu disampaikannya saat melihat langsung Progres Tes Atlet Angkat Besi Pelatnas Asian Games 2018 di Mako Lanmar, Selasa (6/3).

Menpora masih menunggu jawaban OCA dan berharap mendapat dukungan dari negara Asia lainnya. "Saya sudah minta berulang kali kepada KOI, INASGOC dan PABBSI untuk terus koordinasi bahkan kalau perlu lakukan penggalangan ke negara-negara sahabat agar nomor 62 kg bisa di pertandingkan karena di kelas itu kita punya peluang," kata Imam seperti dikutip dari laman resmi Kemenpora.

Terkait surat yang di kirim Menpora kepada OCA. Ia mengaku selalu update perkembangan balasan email dari OCA. "Saya tiap hari update, apakah ada balasan email dari OCA. Hal ini saya lakukan karena saya melayangkan surat kepada OCA. Sampai sore ini belum ada balasan dari OCA. Dan kita semua berharap baik itu dari PABBSI maupun masyarakat bahwa kelas 62 kg bisa dipertandingkan di Asian Games. Yang jelas kita tuan rumah, jadi kita harus punya daya tawar yang lebih tinggi lagi," jelasnya.

"Saya harus menyatakan bahwa optimisme itu betul-betul tergambar. Terlihat dari wajah mereka dan dari hasil angkatan mereka. Tadi dalam progres tes event sudah menunjukkan peningkatan yang baik, meskipun kita harus berjuang lagi agar kelas 62 kg bisa diikutsertakan di Asian Games 2018," tambahnya.

Sementara lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan masih menunggu keputusan dari KOI, PABBSI yang masih negoisasi terkait kelas 62 Kg. Menurutnya, hasilnya ini masih di tunggu sampai minggu depan. (Baca juga: Menpora Menolak Penghapusan Nomor 62 Kg Angkat Besi )

"Kita belum tahu hasilnya seperti apa, jadi saat ini belum bisa berkomentar banyak tapi kita akan menunggu sampai minggu depan. Kalaupun hasilnya kelas 62 kg tidak dipertandingkan tidak masalah, karena masih ada kelas 69 kg. Tapi mudah-mudahan ada titik terang buat kelas 62 kg. Kita masih fokus di situ," ucapnya.

Kelas 62 kg yang menjadi andalan Eko Yuli itu dihapus penyelenggaraannya oleh Komite Teknis dan Anggota Eksekutif AWF (Asia Weightlifting Federation) di Asian Games 2018. Surat penghapusan itu dikirimkan ke Director General IWF (International Weightlifting Federation), Attila Adamfi, 11 Februari lalu. Eko Yuli merupakan salah satu potensi penyumbang medali emas buat Indonesia di Asian Games 2018. Peluang Eko untuk menyumbangkan medali emas buat Indonesia cukup besar. Pasalnya, dua negara dengan prestasi angkat besi terbaik di dunia, Kazakhstan dan China dipastikan absen karena atletnya terbukti doping.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4319 seconds (0.1#10.140)