Jakarta Elektrik Buka Peluang Lolos Grand Final
A
A
A
MALANG - Tim putri Jakarta Elektrik PLN membuka peluang untuk lolos ke babak Grand Final Proliga 2018. Kepastian itu didapat setelah meraih satu kemenangan dari tiga laga yang digelar di Final Four Proliga 2018.
Partai terakhir putaran pertama Final Four Proliga 2018 digelar di Gedung Olah Raga (GOR) Ken Arok Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (1/4/2018). Tim putri Jakarta Elektrik PLN berhasil menumbangkan tim putri Jakarta PGN Popsivo Polwan dengan skor telak 3-0.
Indahyani Gunarti dkk sempat kesulitan mengembangkan permainan di awal set pertama. Hal ini dimanfaatkan oleh para pemain Jakarta PGN Popsivo Polwan, untuk meraih poin. Mereka akhirnya berhasil mengejar ketertinggalan dan memenangi set pertama dengan skor 25-23.
Pada set kedua, anak asuh Hu Xia Dong tersebut dapat dengan mudah mengendalikan permainan. Sehingga meraih keunggulan dengan skor 25-23 dan berhasil menutup jalannya pertandingan di set ketiga dengan skor 25-22.
Modal satu kemenangan di putaran pertama final four yang digelar di Kota Malang, menjadi modal berharga bagi tim Jakarta Elektrik PLN untuk bertanding di putaran dua final four yang akan digelar di Kota Solo.
"Kami bersyukur akhirnya bisa menang dipertandingan terakhir di Kota Malang," ujar asisten pelatih Jakarta Elektrik PLN, Abdul Munib.
Kemenangan yang diraih kali ini, menurutnya lebih karena faktor mental para pemainnya yang lebih siap.
"Secara permainan, antara tim kami dengan Jakarta PGN Popsivo Polwan hampir sama. Tetapi, kami lebih tenang dalam permainan, meskipun sempat tertinggal dalam perolehan poin," ungkapnya.
Pemain muda Jakarta Elektrik PLN, Dita Azizzah mengaku sempat sedikit tertekan di awal set pertama, sehingga sering membuat kesalahan sendiri. "Kami terus berusaha semangat, dan mengurangi kesalahan sendiri, sehingga bisa meraih kemenangan. Kami sangat bersyukur bisa menang," ujar pemain yang masih duduk di bangku SMA tersebut.
Asisten pelatih Jakarta PGN Popsivo Polwan, Ayip Rizal mengaku, timnya masih belum konsisten dalam permainan. Meski sempat unggul, akhirnya kalah di set pertama. Hal ini disebabkan oleh faktor mental. "Para pemain tidak bisa bermain lepas, utamanya saat poinnya mampu terkejar atau sudah ketinggalan," tuturnya.
Selain faktor mental tanding yang masih kurang konsisten. Mantan pemain Timnas Indonesia, tersebut, juga melihat adanya faktor kurang komunikasi antar pemain. Hal ini menyebabkan banyaknya kesalahan yang dibuat di lapangan sendiri.
Dua pemain asing yang dimiliki, yakni Perez Rodriguez, dan Tanya Malinova juga belum memiliki kualitas yang bagus. "Pemain-pemain lokal kita, kualitasnya jauh lebih bagus dari pemain asingnya," ungkapnya.
Hasil di Kota Malang, tersebut, menurut Ayip akan dievaluasi secara menyeluruh untuk menghadapi putaran kedua final four di Kota Solo. "Secara teknik dan kemampuan, kami sudah berikan semuanya. Nantinya persoalan mental akan kita coba benahi, agar mampu bermain secara maksimal," tegasnya.
Pemain muda Jakarta PGN Popsivo Polwan, Megawati Hangestri mengaku, persoalan komunikasi dan konsentrasi menjadi faktor utama kurang berkembangnya permainan tim. "Kami kurang komunikasi di lapangan permainan, sehingga sering membiarkan bola begitu saja lewat," ungkapnya.
Partai terakhir putaran pertama Final Four Proliga 2018 digelar di Gedung Olah Raga (GOR) Ken Arok Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (1/4/2018). Tim putri Jakarta Elektrik PLN berhasil menumbangkan tim putri Jakarta PGN Popsivo Polwan dengan skor telak 3-0.
Indahyani Gunarti dkk sempat kesulitan mengembangkan permainan di awal set pertama. Hal ini dimanfaatkan oleh para pemain Jakarta PGN Popsivo Polwan, untuk meraih poin. Mereka akhirnya berhasil mengejar ketertinggalan dan memenangi set pertama dengan skor 25-23.
Pada set kedua, anak asuh Hu Xia Dong tersebut dapat dengan mudah mengendalikan permainan. Sehingga meraih keunggulan dengan skor 25-23 dan berhasil menutup jalannya pertandingan di set ketiga dengan skor 25-22.
Modal satu kemenangan di putaran pertama final four yang digelar di Kota Malang, menjadi modal berharga bagi tim Jakarta Elektrik PLN untuk bertanding di putaran dua final four yang akan digelar di Kota Solo.
"Kami bersyukur akhirnya bisa menang dipertandingan terakhir di Kota Malang," ujar asisten pelatih Jakarta Elektrik PLN, Abdul Munib.
Kemenangan yang diraih kali ini, menurutnya lebih karena faktor mental para pemainnya yang lebih siap.
"Secara permainan, antara tim kami dengan Jakarta PGN Popsivo Polwan hampir sama. Tetapi, kami lebih tenang dalam permainan, meskipun sempat tertinggal dalam perolehan poin," ungkapnya.
Pemain muda Jakarta Elektrik PLN, Dita Azizzah mengaku sempat sedikit tertekan di awal set pertama, sehingga sering membuat kesalahan sendiri. "Kami terus berusaha semangat, dan mengurangi kesalahan sendiri, sehingga bisa meraih kemenangan. Kami sangat bersyukur bisa menang," ujar pemain yang masih duduk di bangku SMA tersebut.
Asisten pelatih Jakarta PGN Popsivo Polwan, Ayip Rizal mengaku, timnya masih belum konsisten dalam permainan. Meski sempat unggul, akhirnya kalah di set pertama. Hal ini disebabkan oleh faktor mental. "Para pemain tidak bisa bermain lepas, utamanya saat poinnya mampu terkejar atau sudah ketinggalan," tuturnya.
Selain faktor mental tanding yang masih kurang konsisten. Mantan pemain Timnas Indonesia, tersebut, juga melihat adanya faktor kurang komunikasi antar pemain. Hal ini menyebabkan banyaknya kesalahan yang dibuat di lapangan sendiri.
Dua pemain asing yang dimiliki, yakni Perez Rodriguez, dan Tanya Malinova juga belum memiliki kualitas yang bagus. "Pemain-pemain lokal kita, kualitasnya jauh lebih bagus dari pemain asingnya," ungkapnya.
Hasil di Kota Malang, tersebut, menurut Ayip akan dievaluasi secara menyeluruh untuk menghadapi putaran kedua final four di Kota Solo. "Secara teknik dan kemampuan, kami sudah berikan semuanya. Nantinya persoalan mental akan kita coba benahi, agar mampu bermain secara maksimal," tegasnya.
Pemain muda Jakarta PGN Popsivo Polwan, Megawati Hangestri mengaku, persoalan komunikasi dan konsentrasi menjadi faktor utama kurang berkembangnya permainan tim. "Kami kurang komunikasi di lapangan permainan, sehingga sering membiarkan bola begitu saja lewat," ungkapnya.
(sha)