Mantan Pelatih Berbagi Kisah tentang Garbine Muguruza
A
A
A
BARCELONA - Pelatih tenis, Conchita Martinez membagi kisahnya ketika masih bekerja sebagai bagian dari tim pelatihan, Garbine Muguruza. Mantan petenis wanita berkebangsaan Spanyol itu memberikan ceritanya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan laman resmi WTA.
Pada awal penuturannya, Martinez mengungkapkan, selama tetap termotivasi, Muguruza bisa melakukan apapun yang dia inginkan di waktu mendatang. Itu tak terkecuali memenangkan lebih banyak gelar grand slam dan kembali ke posisi teratas petenis dunia.
"Jika motivasinya ada dan dia bekerja keras, dia bisa memenangkan lebih banyak turnamen, termasuk grand slam, dan mengapa tidak menjadi nomor satu di dunia lagi pada suatu saat?" tukas Martinez
Dalam pandangan Martinez, Muguruza merupakan pemain yang sangat menarik untuk dilatih, karena petenis yang kini menempati peringkat tiga itu masih bisa belajar dan terus berkembang dalam banyak hal. "Dia pernah menjadi nomor satu dan dia memiliki potensi yang lebih besar dan itulah yang membuatnya menarik," imbuh Martinez.
Hubungan Martinez dengan Muguruza sebagai pelatih dan petenis sendiri sudah beberapa kali putus-sambung. Usai gelaran Miami Terbuka yang lalu, Martinez dan Muguruza kembali berpisah setelah baru enam pekan bersama.
Berpisah lagi dengan Martinez, petenis berusia 24 tahun itu pun kembali bekerjasama secara penuh dengan pelatih Sam Sumyk. Walaupun sudah tidak bersama lagi, Martinez masih memberikan ucapan selamat kepada Muguruza melalui Twitter ketika memenangkan Monterrey Terbuka akhir pekan lalu.
Martinez merupakan pelatih yang berkontribusi besar dalam membawa Muguruza menyabet gelar grand slam Wimbledon tahun lalu. Seperti mengikuti jejak Martinez, Muguruza menjadi petenis Spanyol kedua yang berhasil memenangi grand slam lapangan rumput.
"Garbine dan saya, kami sering berbicara tentang Wimbledon, karena itu adalah turnamen magis dan pengalaman ajaib yang kami miliki bersama. Kami sering melihat foto atau video dan tentu saja Anda menghidupkan kembali kemenangan itu berulang kali," terang Martinez.
"Kami memiliki hubungan yang kuat sebelum itu, melalui pekerjaan saya sebagai kapten Piala Fed, dan setelah Wimbledon kami menjadi lebih dekat," kata wanita kelahiran 16 April 1972 tersebut.
Sebelum mengangkat trofi di Wimbledon, Muguruza juga sempat merasakan menjadi juara di grand slam Prancis Terbuka pada 2016. "Tentu saja tidak mudah untuk memenangkan grand slam tetapi dia sudah memiliki dua dan ketika Garbine fokus dan bermain dengan baik dia adalah pemain yang sangat sulit untuk dikalahkan," pujinya.
"Dia tahu apa yang dibutuhkan dan saya yakin dia ingin bekerja keras untuk angkat piala besar lagi. Dia pemain hebat dan bisa melakukan banyak hal baik di masa depan," pungkas Martinez.
Pada awal penuturannya, Martinez mengungkapkan, selama tetap termotivasi, Muguruza bisa melakukan apapun yang dia inginkan di waktu mendatang. Itu tak terkecuali memenangkan lebih banyak gelar grand slam dan kembali ke posisi teratas petenis dunia.
"Jika motivasinya ada dan dia bekerja keras, dia bisa memenangkan lebih banyak turnamen, termasuk grand slam, dan mengapa tidak menjadi nomor satu di dunia lagi pada suatu saat?" tukas Martinez
Dalam pandangan Martinez, Muguruza merupakan pemain yang sangat menarik untuk dilatih, karena petenis yang kini menempati peringkat tiga itu masih bisa belajar dan terus berkembang dalam banyak hal. "Dia pernah menjadi nomor satu dan dia memiliki potensi yang lebih besar dan itulah yang membuatnya menarik," imbuh Martinez.
Hubungan Martinez dengan Muguruza sebagai pelatih dan petenis sendiri sudah beberapa kali putus-sambung. Usai gelaran Miami Terbuka yang lalu, Martinez dan Muguruza kembali berpisah setelah baru enam pekan bersama.
Berpisah lagi dengan Martinez, petenis berusia 24 tahun itu pun kembali bekerjasama secara penuh dengan pelatih Sam Sumyk. Walaupun sudah tidak bersama lagi, Martinez masih memberikan ucapan selamat kepada Muguruza melalui Twitter ketika memenangkan Monterrey Terbuka akhir pekan lalu.
Martinez merupakan pelatih yang berkontribusi besar dalam membawa Muguruza menyabet gelar grand slam Wimbledon tahun lalu. Seperti mengikuti jejak Martinez, Muguruza menjadi petenis Spanyol kedua yang berhasil memenangi grand slam lapangan rumput.
"Garbine dan saya, kami sering berbicara tentang Wimbledon, karena itu adalah turnamen magis dan pengalaman ajaib yang kami miliki bersama. Kami sering melihat foto atau video dan tentu saja Anda menghidupkan kembali kemenangan itu berulang kali," terang Martinez.
"Kami memiliki hubungan yang kuat sebelum itu, melalui pekerjaan saya sebagai kapten Piala Fed, dan setelah Wimbledon kami menjadi lebih dekat," kata wanita kelahiran 16 April 1972 tersebut.
Sebelum mengangkat trofi di Wimbledon, Muguruza juga sempat merasakan menjadi juara di grand slam Prancis Terbuka pada 2016. "Tentu saja tidak mudah untuk memenangkan grand slam tetapi dia sudah memiliki dua dan ketika Garbine fokus dan bermain dengan baik dia adalah pemain yang sangat sulit untuk dikalahkan," pujinya.
"Dia tahu apa yang dibutuhkan dan saya yakin dia ingin bekerja keras untuk angkat piala besar lagi. Dia pemain hebat dan bisa melakukan banyak hal baik di masa depan," pungkas Martinez.
(nug)