Rahasia Zidane
A
A
A
Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane sudah masuk buku sejarah ketika memberikan dua gelar Liga Champions. Dua hari ke depan dia bisa membuat sejarah baru sebagai pelatih yang tiga kali mendapatkan gelar dengan satu tim.
Mungkin dia bukan pelatih pertama yang bisa mendapatkan trofi Eropa tiga kali bersama satu tim. Sebelumnya ada Bob Paisley yang sudah memberikan Liverpool tiga gelar Eropa di musim 1977, 1978 dan 1981. Ada juga Carlo Ancelotti yang mendapatkan tiga trofi Liga Champions bersama AC Milan (2003, 2007) dan Real Madrid (2014).
Tapi, jika bisa mengangkat trofi di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Minggu (27/5/2018), membuat Zidane menjadi pelatih pertama yang mendapatkan tiga trofi kuping besar di era Liga Champions. Dia juga berhak masuk buku sejarah karena membukukan hattrick trofi dalam tiga musim berturut-turut. Lalu apa rahasia Zidane tiga musim berturut-turut membawa Madrid ke final?
"Saya menghabiskan 17 sampai 18 tahun sebagai pemain, bekerja dengan banyak pelatih dan beberapa pemain berbakat dengan ego yang harus disatukan. Saya tahu betul bagaimana cara pemain berpikir dan itu penting bagi pelatih," kata Zidane, dikutip situs resmi Real Madrid.
Namun, mengetahui dan menguasai ruang ganti bukan satu-satunya penentu kemenangan. Pelatih tetap harus memiliki keberanian dan filosofi untuk bisa menghadirkan kemenangan. "Secara taktik, saya bukan pelatih terbaik, pers mengatakannya sendiri, tetapi saya memiliki dorongan dan semangat, dan itu jauh lebih penting," ungkapnya.Zidane menambahkan, lebih mudah menjadi pemain dibanding pelatih karena dia harus memilih siapa yang tampil starter atau tidak. Menurut dia, semua pemain sangat penting, termasuk yang berada di bangku cadangan. Hanya, kadang mereka yang berada di bangku cadangan merasa tidak akan pernah tampil sama sekali. Padahal, mereka yang berada di bangku cadangan bisa membuat perbedaan signifikan saat diturunkan.
"Itulah mengapa saya tidak mengatakan siapa yang bermain karena dapat merusak mental. Saya ingin semua orang aktif," tandasnya.
Mantan pemain Juventus dan Real Madrid itu mengatakan, timnya juga tetap memiliki ambisi besar mendapatkan gelar. Tak ada alasan untuk menurunkan intensitas meski sudah mendapatkan 12 gelar dua gelar di antaranya terjadi dalam dua musim. Apalagi, Liverpool adalah lawan istimewa. Wakil Inggris dan masuk dalam daftar kolektor trofi Liga Champions terbanyak. Mereka sedang menjalani musim bagus dengan sepak bola menyerang baik di kandang atau tandang.
"Kami harus mempersiapkan pertandingan dengan baik. Melihat kekurangan dan mencoba mengalahkan mereka," ujarnya.
Full back Madrid Marcelo menambahkan, tidak ada treatment khusus pada Mohamed Salah meski dia sedang dalam performa terbaik. Menurut dia, Liverpool punya banyak pemain berbahaya, seperti Sadio Mane dan Roberto Firmino. "Mereka adalah pemain-pemain yang yang bisa menen tu - kan dan mengubah hasil akhir pertandingan,” tandas Marcelo.
Pelatih Liverpool Juergen Klopp tak menampik Real Madrid menjadi unggulan dalam pertemuan nanti. Pengalaman menjadi alasan kenapa Los Blancos lebih diunggulkan dibanding The Reds. Namun, pengalaman bukan satu-satunya penyebab sebuah tim bisa menjadi juara. "Tidak ada yang pasti dalam sepak bola. Selalu ada peluang dan kami mempersiapkan diri untuk mengambil peluang tersebut," tandas Klopp.
Sementara penyerang sayap Liverpool Mohamed Salah optimistis timnya bisa mendapat hasil terbaik pada Liga Champions. Apalagi, The Reds hanya kalah sekali dalam 14 pertandingan pada kompetisi musim ini, mencetak 46 gol. "Sejujurnya saya percaya 100%. Dari hari pertama datang ke sini, saya percaya kami akan bermain pada Liga Champions dan percaya akan melangkah sejauh mungkin, jadi sekarang kami berada pada final," tandas Salah di situs resmi klub.
Menurut dia, penampilan Liverpool terus memperlihatkan tren positif dari satu pertandingan ke pertandingan lain. Salah juga menorehkan rekor positif karena dari 44 golnya musim ini, 11 di antaranya lahir pada Liga Champions. “Bagi saya, setiap pertandingan hanyalah permainan. Saya selalu ingin memenangkannya, tetapi tak mau berada dalam tekanan,” pungkasnya.
Mungkin dia bukan pelatih pertama yang bisa mendapatkan trofi Eropa tiga kali bersama satu tim. Sebelumnya ada Bob Paisley yang sudah memberikan Liverpool tiga gelar Eropa di musim 1977, 1978 dan 1981. Ada juga Carlo Ancelotti yang mendapatkan tiga trofi Liga Champions bersama AC Milan (2003, 2007) dan Real Madrid (2014).
Tapi, jika bisa mengangkat trofi di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Minggu (27/5/2018), membuat Zidane menjadi pelatih pertama yang mendapatkan tiga trofi kuping besar di era Liga Champions. Dia juga berhak masuk buku sejarah karena membukukan hattrick trofi dalam tiga musim berturut-turut. Lalu apa rahasia Zidane tiga musim berturut-turut membawa Madrid ke final?
"Saya menghabiskan 17 sampai 18 tahun sebagai pemain, bekerja dengan banyak pelatih dan beberapa pemain berbakat dengan ego yang harus disatukan. Saya tahu betul bagaimana cara pemain berpikir dan itu penting bagi pelatih," kata Zidane, dikutip situs resmi Real Madrid.
Namun, mengetahui dan menguasai ruang ganti bukan satu-satunya penentu kemenangan. Pelatih tetap harus memiliki keberanian dan filosofi untuk bisa menghadirkan kemenangan. "Secara taktik, saya bukan pelatih terbaik, pers mengatakannya sendiri, tetapi saya memiliki dorongan dan semangat, dan itu jauh lebih penting," ungkapnya.Zidane menambahkan, lebih mudah menjadi pemain dibanding pelatih karena dia harus memilih siapa yang tampil starter atau tidak. Menurut dia, semua pemain sangat penting, termasuk yang berada di bangku cadangan. Hanya, kadang mereka yang berada di bangku cadangan merasa tidak akan pernah tampil sama sekali. Padahal, mereka yang berada di bangku cadangan bisa membuat perbedaan signifikan saat diturunkan.
"Itulah mengapa saya tidak mengatakan siapa yang bermain karena dapat merusak mental. Saya ingin semua orang aktif," tandasnya.
Mantan pemain Juventus dan Real Madrid itu mengatakan, timnya juga tetap memiliki ambisi besar mendapatkan gelar. Tak ada alasan untuk menurunkan intensitas meski sudah mendapatkan 12 gelar dua gelar di antaranya terjadi dalam dua musim. Apalagi, Liverpool adalah lawan istimewa. Wakil Inggris dan masuk dalam daftar kolektor trofi Liga Champions terbanyak. Mereka sedang menjalani musim bagus dengan sepak bola menyerang baik di kandang atau tandang.
"Kami harus mempersiapkan pertandingan dengan baik. Melihat kekurangan dan mencoba mengalahkan mereka," ujarnya.
Full back Madrid Marcelo menambahkan, tidak ada treatment khusus pada Mohamed Salah meski dia sedang dalam performa terbaik. Menurut dia, Liverpool punya banyak pemain berbahaya, seperti Sadio Mane dan Roberto Firmino. "Mereka adalah pemain-pemain yang yang bisa menen tu - kan dan mengubah hasil akhir pertandingan,” tandas Marcelo.
Pelatih Liverpool Juergen Klopp tak menampik Real Madrid menjadi unggulan dalam pertemuan nanti. Pengalaman menjadi alasan kenapa Los Blancos lebih diunggulkan dibanding The Reds. Namun, pengalaman bukan satu-satunya penyebab sebuah tim bisa menjadi juara. "Tidak ada yang pasti dalam sepak bola. Selalu ada peluang dan kami mempersiapkan diri untuk mengambil peluang tersebut," tandas Klopp.
Sementara penyerang sayap Liverpool Mohamed Salah optimistis timnya bisa mendapat hasil terbaik pada Liga Champions. Apalagi, The Reds hanya kalah sekali dalam 14 pertandingan pada kompetisi musim ini, mencetak 46 gol. "Sejujurnya saya percaya 100%. Dari hari pertama datang ke sini, saya percaya kami akan bermain pada Liga Champions dan percaya akan melangkah sejauh mungkin, jadi sekarang kami berada pada final," tandas Salah di situs resmi klub.
Menurut dia, penampilan Liverpool terus memperlihatkan tren positif dari satu pertandingan ke pertandingan lain. Salah juga menorehkan rekor positif karena dari 44 golnya musim ini, 11 di antaranya lahir pada Liga Champions. “Bagi saya, setiap pertandingan hanyalah permainan. Saya selalu ingin memenangkannya, tetapi tak mau berada dalam tekanan,” pungkasnya.
(amm)