Totalitas Keluarga Joseph Schooling

Kamis, 21 Juni 2018 - 12:51 WIB
Totalitas Keluarga Joseph Schooling
Totalitas Keluarga Joseph Schooling
A A A
JULIELythcott-Haims, peneliti dari Stanford University, pernah menulis sebuah buku yang berjudul How to Raise an Adult.

Di buku tersebut, dia menuliskan 13 hal yang perlu dimiliki orang tua agar anak sukses pada masa depan. Ketiga hal tersebut umumnya berpusat pada sikap mental, latar belakang pendidikan, dan gaya hidup yang positif. Namun, pada akhirnya Julie Lythcott-Haims menekankan pentingnya doa yang dipanjatkan kedua orang tua agar anak mereka sukses pada masa depan.

Buku inilah yang menginspirasi Colin dan May Schooling saat membesarkan anak mereka, Joseph Schooling. Saat pertama kali mendengar anaknya ingin belajar dan sukses di dunia renang, Joseph dan Schooling memberikan dukungan yang sangat total. “Termasuk mendoakan yang terbaik buat dia,” ujar May.

Selain doa-doa yang tidak pernah berhenti dipanjatkan, Colin dan May juga tidak ingin berpangku tangan membiarkan Schooling sibuk dengan dunianya sendiri. Mereka melihat orang tua juga bisa berpartisipasi masuk dalam dunia renang yang begitu disukai Schooling. Colin, yang kesehariannya bekerja sebagai pengusaha retail ini, tidak pernah mengerti tentang renang.

Namun, begitu Schooling ingin menjadi atlet renang, tiada hari buat Colin untuk menyelami olahraga tersebut. Ruang kerjanya kini dipenuhi buku-buku renang. Dia juga mengoleksi semua buku panduan latihan renang yang dibuat perenang terkenal seperti Bill Sweetenham dan John Atkinson.

Tidak hanya itu, meja kerjanya hampir penuh dengan data statistik performa Schooling dari setiap kompetisi yang anaknya itu ikuti. Dia juga memiliki banyak data setiap perenang yang akan dihadapi Schooling. Mulai dari kekuatan hingga kelemahannya langsung dipelajari oleh Colin.

“Sangat penting bagi orang tua untuk berpartisipasi. Mereka tidak boleh puas dengan mengantarkan anak mereka latihan. Kita harus mendampingi dan menjadi teman seperjuangan buat mereka,” ujar Colin. Seperti Schooling, perjuangan Colin dan May juga sama beratnya.

Mereka paham betul bahwa keinginan Schooling untuk menjadi atlet terbaik di dunia renang bukan harga yang murah. Mereka harus mati-matian mengeluarkan biaya agar anaknya tersebut mampu meraih mimpi. May mengaku keluarga telah habis-habisan mendukung cita-cita Schooling.

Mereka malah menjual rumah mereka yang ada di Malaysia untuk memudahkan Schooling mendapatkan pelatihan yang terbaik. “Saya sudah mengenakan celana yang sama selama 20 tahun belakangan ini. Kami berusaha menyiapkan tabungan sebisa mungkin untuk dia,” kata May tertawa.

Bagi Colin dan May, keberhasilan Schooling di Olimpiade bukan hanya jadi jawaban kerja keras mereka, juga kebanggaan bagi Singapura.

Menurut mereka, Singapura memiliki kemampuan yang sama untuk mendapatkan tempat terhormat di Olimpiade. “Dia berjuang bukan hanya untuk dirinya dan kami, tapi juga buat Singapura,” cerita May.

Karenanya, mereka begitu kecewa ketika tidak sedikit publik Singapura meragukan latar belakang Joseph Schooling. Mereka melihat Joseph Schooling hanyalah atlet luar negeri yang hanya kebetulan tinggal di Singapura. Hal ini didasarkan anggapan bahwa Colin adalah orang luar negeri dan ibunya, May, hanyalah pendatang di Singapura.

“Saya bukan orang luar negeri. Saya adalah anak benar Singapura. Ayah saya menikah dengan orang Singapura dan saya lahir di Singapura,” ujar Colin.

May memang bukan orang Singapura asli. Dia adalah warga Ipoh, Malaysia, yang kemudian menetap di Singapura selama puluhan tahun.

Keduanya bertemu di Singapura dan akhirnya menikah serta melahirkan anak satu-satunya, Joseph Schooling. “Jika dikeluarkan, darah saya saat ini, maka yang keluar adalah darah Singapura. Itu juga yang ada di tubuh anak saya,” pungkas May. (Wahyu Sibarani)

(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1242 seconds (0.1#10.140)