Now or Never

Sabtu, 23 Juni 2018 - 10:00 WIB
Now or Never
Now or Never
A A A
Nada Lothar Matthaus meninggi saat berbincang dengan beberapa wartawan termasuk KORAN SINDO/sindonews.com di Moskow.

Dia meminta agar publik Jerman optimistis akan peluang Die Mannschaft, julukan Jerman, untuk melaju ke babak gugur. Tetapi, dia juga mendesak agar pasukan Joachim Loew tidak main-main saat bersua Swedia di Fisht Olympic Stadium, Sochi, nanti malam. It’s now or never! Matthaus, yang mengantarkan Jerman Barat bertakhta di Piala Dunia 1990, menegaskan armada Loew lebih baik dan komplet dibandingkan skuad 1990.

“Kualitas pemain Jerman sekarang lebih baik. Sekarang ada sistem berbeda, ada teknologi, tapi ini tidak semata-mata langsung menjadi jaminan bisa mempertahankan gelar (Piala Dunia),” tegasnya yang ditemui saat laga Portugal kontra Maroko di Luzhniki Stadium, Moskow.

Dia pun menganggap reaksi di Jerman berlebihan karena hasil minus dari Meksiko pada laga pembuka Grup F, 17 Juni silam. Matthaus yang merupakan pemain pertama perebut trofi Pemain Terbaik FIFA itu yakin Die Mannschaft memiliki peluang untuk lolos. Bahkan, untuk mempertahankan piala supermasi sepak bola itu.

“Apa yang harus diragukan? Kami mempunyai penyerang yang bagus, penjaga gawangnya kiper terbaik di dunia (Manuel Neuer),” ucapnya. Namun, pria yang kini aktif menjadi komentator dan melatih tersebut mengingatkan, banyak faktor lain yang membuat suatu tim berjaya di panggung sepak bola terakbar.

“Dibutuhkan mental yang tangguh dan hasrat,” tambahnya. Mental itulah yang disorot Matthaus saat Jerman ditekuk Meksiko 0-1. “Saya melihat ada pemain yang tidak sungguhsungguh,” ujarnya. Pemain yang dia maksud adalah Mesut Oezil. Pria berusia 57 tahun ini menilai Oezil tidak nyaman di lapangan dan tidak memberikan seluruh kemampuannya.

“Tidak ada hati, tidak ada cinta, tidak ada rasa, tidak ada semangat,” kata Matthaus menggambarkan permainan Oezil saat bersua El Tri julukan Meksiko. Padahal, Matthaus yakin Oezil adalah pemain yang sangat kreatif dan mampu berkontribusi demi hasil positif.

“Yang paling saya sayangkan adalah gesture tubuhnya di lapangan amat negatif,” keluhnya. Bagi Matthaus, Toni Kroos adalah pemain sempurna yang menggambarkan kekuatan Jerman sesungguhnya. “Dia adalah pemain kunci. Dia memenangkan Liga Champions empat kali. Tiga kali secara beruntun dengan Real Madrid, sebelumnya sekali bersama Bayern Muenchen,” sebutnya.

“Dia pemain yang mampu menghadirkan perbedaan besar dalam suatu tim,” imbuh Matthaus. Meladeni Swedia di Fisht Olympic Stadium, Sochi, nanti malam, Die Mannschaft mempertaruhkan segala ke kuat an mereka demi memetik poin maksimal. Hasil negatif akan menghanguskan kans Neuer dkk untuk mempertahankan gelar juara dunia.

Sang nakhoda, Loew menyadari betapa kecewanya rakyat Jerman menyaksikan kekalahan dari Meksiko. Asisten Loew, Miroslav Klose, menceritakan akan ada peru bah an strategi dan taktik saat bersua Swedia. Jerman wajib mengantisipasi semangat lantaran Blagult julukan Swedia berada di atas angin setelah memukul Korea Selatan 1-0.

“Sejumlah pihak menilai kami terlalu meremehkan Meksiko. Tapi, sebenarnya adalah Meksiko tampil lebih baik dibandingkan kami,” ungkap Klose pada sesi latihan jelang duel kontra Swedia kemarin. Pada duel mahapenting nanti malam, Klose menjamin tidak akan lagi ada pemain belakang yang keteteran menjaga atau menghentikan penyerang lawan.

Seperti diketahui, meski tampil dengan empat pemain bertahan, dua bek tengah Jerman, Mats Hummel dan Jerome Boateng, beberapa kali tertinggal kala Meksiko melancarkan serangan melalui counter attack . Hal ini lantaran minim konsistensi yang ditunjukkan duo fullback , Joshua Kimmich dan Marvin Plattenhardt.

“Kami memiliki banyak pemain yang kualitasnya nyaris sama. Para pemain yang haus untuk bertanding dan mempersembahkan kemenangan bagi tim,” ujar Klose, yang merupakan pemain tersubur dengan 16 gol dalam sejarah Piala Dunia.

Sementara itu, Manajer Timnas Jerman Oliver Bierhoff menggambarkan pertandingan melawan Swedia adalah laga final yang harus dimainkan terlalu dini. “Semangat kami (saat bertemu Swedia) adalah semangat final Piala Dunia. Ini adalah final pertama kami di Rusia,” ungkapnya. Sedangkan pasukan Blagult tetap mewaspadai Jerman sebagai juara bertahan Piala Dunia.

Sang pelatih Janne Ander son menilai, Jerman tidak tampil sebagaimana bia sanya ketika dipermalukan El Tri. Kemenangan akan melapangkan jalan Swedia menuju babak gugur. Pencapaian terbaik Swedia di panggung Piala Dunia adalah saat mereka menjadi runner-up pada 1958. Tapi, dalam dua edisi sebelum Rusia, Blagult tidak pernah lolos.

HANNA FARHANA
(Laporan Wartawan Koran Sindo-MOSKOW, RUSIA)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1228 seconds (0.1#10.140)