Ambisi Les Aigles de Carthage di Pertarungan Terakhir
A
A
A
SARANSK - Panama dan Tunisia akan saling bertemu di Mordovia Arena dini hari nanti. Meski sama-sama sudah dipastikan tersingkir dari Piala Dunia 2018, keduanya tetap mengincar kemenangan di laga tersebut.
Bagi Tunisia yang sudah pasti angkat koper dari Rusia seusai kalah dari Belgia 2-5 dan Inggris 1-2, ternyata masih memiliki ambisi terpendam pada laga terakhirnya ini. Les Aigles de Carthage, julukan Tunisia, berharap bisa mendapatkan kemenangan per ta manya pada Piala Dunia setelah ter akhir didapatkannya pada 40 tahun silam. Tunisia tidak pernah menang dalam 13 tahun terakhir pada Piala Dunia, 4 kali seri dan 9 kekalahan, sejak meraih kemenangan pertamanya pada Piala Dunia 1978 melawan Meksiko. Karena itu, bek Tunisia Hamdi Nagguez mengungkapkan bahwa timnya sangat bertekad mengakhiri kekalahan beruntunnya di Rusia.
“Kami memainkan dua pertandingan melawan tim yang lebih baik dari kami, karena kami berada di grup yang sulit,” kata Nagguez, dilansir Reuters. “Sekarang kami harus fokus pada pertandingan terakhir dan menang melawan Panama untuk mengakhiri tanpa kemenangan pada pertandingan Piala Dunia selama 40 tahun,” ujarnya. Padahal, Tunisia merupakan harapan terbaik dari Afrika. Pasalnya, pasukan Nabil Maaloul ini berada di peringkat 21 dunia atau yang tertinggi dari Benua Hitam itu. Namun, capaiannya justru yang paling mengecewakan. Buktinya, Aymen Mathlouthi dkk menelan dua kekalahan dengan hanya memasukkan 3 gol dan 7 kebobolan.
“Kami tidak bisa mewakili Afrika dengan baik. Beberapa hal bertentangan dengan kami, seperti penalti awal melawan Belgia, serta cedera yang kami derita. Tetapi, kami harus mengakui bahwa lawan kami lebih baik dan memiliki banyak pengalaman. Kami sudah belajar banyak hal selama turnamen ini,” ucap bek Tunisia Ben Youssef. Sementara itu, Pelatih Panama Hernan Dario Gomez mengatakan, timnya telah mendapatkan banyak pelajaran dari dua kekalahan telak dari Belgia 0-3 dan Inggris 1-6 pada dua laga sebelumnya pada babak penyisihan Grup G. Meski dipermalukan oleh lawanlawannya, dia mengaku cukup puas dan bangga dengan penampilan pasukannya selama di Rusia.
“Saya sangat menikmati pertandingan pada Piala Dunia ini dan sangat senang bisa berada di sini. Sayang sekali kami harus tersingkir,” kata Gomez. “Kami sudah membuat sejarah. Kami bisa menjadi contoh. Kami bisa meninggalkan warisan untuk Panama di masa depan. Sangat penting untuk berada pada Piala Dunia. Itu adalah salah satu hal terindah yang dapat terjadi dalam karier saya,” ungkapnya. Pada laga nanti Panama pastinya mencari cara untuk mengalahkan Tunisia agar bisa meraih kemenang - an pertamanya pada Piala Dunia. Apalagi, Gomez juga mengatakan tetap akan menurunkan kekuatan terbaiknya pada laga nanti.
Bagi Tunisia yang sudah pasti angkat koper dari Rusia seusai kalah dari Belgia 2-5 dan Inggris 1-2, ternyata masih memiliki ambisi terpendam pada laga terakhirnya ini. Les Aigles de Carthage, julukan Tunisia, berharap bisa mendapatkan kemenangan per ta manya pada Piala Dunia setelah ter akhir didapatkannya pada 40 tahun silam. Tunisia tidak pernah menang dalam 13 tahun terakhir pada Piala Dunia, 4 kali seri dan 9 kekalahan, sejak meraih kemenangan pertamanya pada Piala Dunia 1978 melawan Meksiko. Karena itu, bek Tunisia Hamdi Nagguez mengungkapkan bahwa timnya sangat bertekad mengakhiri kekalahan beruntunnya di Rusia.
“Kami memainkan dua pertandingan melawan tim yang lebih baik dari kami, karena kami berada di grup yang sulit,” kata Nagguez, dilansir Reuters. “Sekarang kami harus fokus pada pertandingan terakhir dan menang melawan Panama untuk mengakhiri tanpa kemenangan pada pertandingan Piala Dunia selama 40 tahun,” ujarnya. Padahal, Tunisia merupakan harapan terbaik dari Afrika. Pasalnya, pasukan Nabil Maaloul ini berada di peringkat 21 dunia atau yang tertinggi dari Benua Hitam itu. Namun, capaiannya justru yang paling mengecewakan. Buktinya, Aymen Mathlouthi dkk menelan dua kekalahan dengan hanya memasukkan 3 gol dan 7 kebobolan.
“Kami tidak bisa mewakili Afrika dengan baik. Beberapa hal bertentangan dengan kami, seperti penalti awal melawan Belgia, serta cedera yang kami derita. Tetapi, kami harus mengakui bahwa lawan kami lebih baik dan memiliki banyak pengalaman. Kami sudah belajar banyak hal selama turnamen ini,” ucap bek Tunisia Ben Youssef. Sementara itu, Pelatih Panama Hernan Dario Gomez mengatakan, timnya telah mendapatkan banyak pelajaran dari dua kekalahan telak dari Belgia 0-3 dan Inggris 1-6 pada dua laga sebelumnya pada babak penyisihan Grup G. Meski dipermalukan oleh lawanlawannya, dia mengaku cukup puas dan bangga dengan penampilan pasukannya selama di Rusia.
“Saya sangat menikmati pertandingan pada Piala Dunia ini dan sangat senang bisa berada di sini. Sayang sekali kami harus tersingkir,” kata Gomez. “Kami sudah membuat sejarah. Kami bisa menjadi contoh. Kami bisa meninggalkan warisan untuk Panama di masa depan. Sangat penting untuk berada pada Piala Dunia. Itu adalah salah satu hal terindah yang dapat terjadi dalam karier saya,” ungkapnya. Pada laga nanti Panama pastinya mencari cara untuk mengalahkan Tunisia agar bisa meraih kemenang - an pertamanya pada Piala Dunia. Apalagi, Gomez juga mengatakan tetap akan menurunkan kekuatan terbaiknya pada laga nanti.
(don)