Indonesia Open 2018, Turnamen Terbaik Versi BWF hingga Pecahkan Rekor Jumlah Penonton
A
A
A
JAKARTA - Indonesia Open 2018 dinobatkan menjadi salah satu turnmaen terbaik oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Stempel itu disampaikan langsung oleh Darren Parks, Event Director BWF dalam acara konferensi pers, Minggu (8/7/2018).
Dalam pemaparannya, Parks menilai Indonesia Open 2018 telah menyajikan tontonan bulu yangkis yang dikemas menarik. Ini sejalan dengan tujuan BWF yang menginginkan olahraga tepok bulu lebih dikenal, banyak ditonton, dan dicintai di seluruh dunia.
"Kami berterima kasih kepada PBSI, Blibli, dan semua pihak yang sudah bekerja keras di event ini. Sudah lama turnamen ini menjadi yang terbaik, tahun ini Indonesia Open selangkah lebih baik dan membuat bulu tangkis bisa dinikmati," kata Parks seperti dikutip dari laman resmi Badmintonindonesia, Senin (9/7/2018).
"Saya sudah beberapa kali menyaksikan turnamen-turnamen, saya rasa ini adalah salah satu yang terbaik. Fans datang kemari dan tentunya apa yang mereka dapat di sini akan terkenang di ingatan mereka," tambah Parks.
Ketua Panitia Pelaksana Turnamen, Achmad Budiharto, yang mendampingi Parks menyampaikan bahwa pelaksanaan turnamen berlangsung lancar. Ini patut disyukuri karena turnamen ini bisa selesai dengan baik, selamat, dan sukses.
Apalagi Indonesia selaku tuan rumah berhasil menggondol dua gelar juara melalui Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (ganda putra) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). Ini menyamai pencapaian tahun 2008.
Saat itu Sony Swi Kuncoro (tunggal putra) dan Vita Marissa/Lilyana Natsir (ganda putri) meraih gelar di Indonesia Open 2008. "Ini semua karena kerja keras kita semua. Hasilnya pun tidak mengecewakan, kita dapat dua gelar," jelas Budiharto.
"Dilihat dari kehadiran penonton juga sangat memuaskan dan memecahkan rekor. Kalau biasanya babak awal ada dua sampai tiga ribu penonton, sekarang tembus empat ribuan. Ada hal-hal baru yang tahun ini kami akomodir, misalnya karena ini event keluarga, jadi kami sediakan Blibli Mart dan kids corner," tukas Budiharto, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PP PBSI.
Dalam pemaparannya, Parks menilai Indonesia Open 2018 telah menyajikan tontonan bulu yangkis yang dikemas menarik. Ini sejalan dengan tujuan BWF yang menginginkan olahraga tepok bulu lebih dikenal, banyak ditonton, dan dicintai di seluruh dunia.
"Kami berterima kasih kepada PBSI, Blibli, dan semua pihak yang sudah bekerja keras di event ini. Sudah lama turnamen ini menjadi yang terbaik, tahun ini Indonesia Open selangkah lebih baik dan membuat bulu tangkis bisa dinikmati," kata Parks seperti dikutip dari laman resmi Badmintonindonesia, Senin (9/7/2018).
"Saya sudah beberapa kali menyaksikan turnamen-turnamen, saya rasa ini adalah salah satu yang terbaik. Fans datang kemari dan tentunya apa yang mereka dapat di sini akan terkenang di ingatan mereka," tambah Parks.
Ketua Panitia Pelaksana Turnamen, Achmad Budiharto, yang mendampingi Parks menyampaikan bahwa pelaksanaan turnamen berlangsung lancar. Ini patut disyukuri karena turnamen ini bisa selesai dengan baik, selamat, dan sukses.
Apalagi Indonesia selaku tuan rumah berhasil menggondol dua gelar juara melalui Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (ganda putra) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). Ini menyamai pencapaian tahun 2008.
Saat itu Sony Swi Kuncoro (tunggal putra) dan Vita Marissa/Lilyana Natsir (ganda putri) meraih gelar di Indonesia Open 2008. "Ini semua karena kerja keras kita semua. Hasilnya pun tidak mengecewakan, kita dapat dua gelar," jelas Budiharto.
"Dilihat dari kehadiran penonton juga sangat memuaskan dan memecahkan rekor. Kalau biasanya babak awal ada dua sampai tiga ribu penonton, sekarang tembus empat ribuan. Ada hal-hal baru yang tahun ini kami akomodir, misalnya karena ini event keluarga, jadi kami sediakan Blibli Mart dan kids corner," tukas Budiharto, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PP PBSI.
(nug)