Akhir Kisah Generasi Emas Belgia di Piala Dunia
A
A
A
SAINT PETERSBURG - Sebutan generasi emas di Piala Dunia 2018 begitu tersohor. Tak hanya Belgia saja yang dihuni pemain brondong dan berbakat. Ada beberapa tim nasional lain yang sengaja membawa amunisi muda di turnamen bergengsi ini. Tengok saja, Inggris, Jerman, dan tentu saja Prancis.
Generasi emas pertama kali muncul di Piala Eropa 2016. Adalah Belgia, yang mampu menyuntikkan semangat juang tak kenal lelah selama pertempuran di turnamen empat tahunan tersebut.
Namun bukan berarti timnas yang mendapat sebutan generasi emas memiliki gaya menyerang yang menyilaukan mata. Buktinya, Belgia menyerah melawan Wales di perempat final Piala Eropa 2016.
Peluang dua tahunan membentuk bagian dari narasi yang lebih besar. Belgia harus menunggu dua tahun untuk penebusan dosa. Namun, kisah generasi emas Roberto Martinez lagi-lagi tenggelam.
Kali ini terjadi pada laga semifinal Piala Dunia 2018. Belgia takluk setelah dikalahkan Prancis dengan skor tipis 0-1 di Saint Petersburg, Rabu (11/7/2018) dini hari WIB. Ironis, jika melihat kegagalan tim berjuluk Red Devils lantaran mereka harus menunggu empat tahun lagi untuk mencuri panggung dunia.
Bagi Vincent Kompany tentunya ini sudah terlambat bila memikirkan Piala Dunia 2022 mendatang. Pasalnya, kapten Belgia ini sedang mempertimbangkan pensiun dari timnas. Tapi bagaimana dengan Jan Vertonghen, Toby Alderweireld, dan Thomas Vermaelen, yang akan berusia 33 tahun saat tampil di Qatar?
Belgia bagaimana pun membutuhkan sosok berpengalaman yang mampu membangun mental pemain muda. Ini yang membedakannya dengan timnas Prancis.
Kendati Prancis hanya diperkuat segelintir pemain berpengalaman, namun Les Bleus sejauh ini masih mampu menjaga warisan 'leluhur' dalam mengangkat trofi juara di Piala Dunia. Ya, Didier Deschamps merupakan sosok yang pernah mengantarkan Prancis juara di Piala Dunia pada 1998.
Deschamps berharap bisa mengulang nostalgia dengan mengangkat trofi juara di Piala Dunia sebagai pelatih Ayam Jantan untuk kali pertama. Jika berhasil, pelatih berusia 49 tahun bisa disejajarkan dengan Franz Beckenbauer (Jerman) dan Mario Zagallo (Brasil) sebagai satu-satunya pria yang telah memenangkan Piala Dunia baik sebagai pemain maupun pelatih.
"Itu luar biasa. Saya sangat senang dengan pemain saya, kami menunjukkan karakter, dan mentalitas yang tepat. Itu sangat sulit bagi kami malam ini karena kami bekerja keras untuk menjaga pertahanan. Kami harus memanfaatkan sedikit lebih banyak dalam serangan balik," jelas Deschamps, seusai pertandingan.
"Empat puluh sembilan hari bersama, dan kami mampu melalui banyak hal sulit. Tapi selamat kepada para pemain saya dan staf saya. Saya merasa sangat bangga dengan skuat saya," tukas Deschamps.
Generasi emas pertama kali muncul di Piala Eropa 2016. Adalah Belgia, yang mampu menyuntikkan semangat juang tak kenal lelah selama pertempuran di turnamen empat tahunan tersebut.
Namun bukan berarti timnas yang mendapat sebutan generasi emas memiliki gaya menyerang yang menyilaukan mata. Buktinya, Belgia menyerah melawan Wales di perempat final Piala Eropa 2016.
Peluang dua tahunan membentuk bagian dari narasi yang lebih besar. Belgia harus menunggu dua tahun untuk penebusan dosa. Namun, kisah generasi emas Roberto Martinez lagi-lagi tenggelam.
Kali ini terjadi pada laga semifinal Piala Dunia 2018. Belgia takluk setelah dikalahkan Prancis dengan skor tipis 0-1 di Saint Petersburg, Rabu (11/7/2018) dini hari WIB. Ironis, jika melihat kegagalan tim berjuluk Red Devils lantaran mereka harus menunggu empat tahun lagi untuk mencuri panggung dunia.
Bagi Vincent Kompany tentunya ini sudah terlambat bila memikirkan Piala Dunia 2022 mendatang. Pasalnya, kapten Belgia ini sedang mempertimbangkan pensiun dari timnas. Tapi bagaimana dengan Jan Vertonghen, Toby Alderweireld, dan Thomas Vermaelen, yang akan berusia 33 tahun saat tampil di Qatar?
Belgia bagaimana pun membutuhkan sosok berpengalaman yang mampu membangun mental pemain muda. Ini yang membedakannya dengan timnas Prancis.
Kendati Prancis hanya diperkuat segelintir pemain berpengalaman, namun Les Bleus sejauh ini masih mampu menjaga warisan 'leluhur' dalam mengangkat trofi juara di Piala Dunia. Ya, Didier Deschamps merupakan sosok yang pernah mengantarkan Prancis juara di Piala Dunia pada 1998.
Deschamps berharap bisa mengulang nostalgia dengan mengangkat trofi juara di Piala Dunia sebagai pelatih Ayam Jantan untuk kali pertama. Jika berhasil, pelatih berusia 49 tahun bisa disejajarkan dengan Franz Beckenbauer (Jerman) dan Mario Zagallo (Brasil) sebagai satu-satunya pria yang telah memenangkan Piala Dunia baik sebagai pemain maupun pelatih.
"Itu luar biasa. Saya sangat senang dengan pemain saya, kami menunjukkan karakter, dan mentalitas yang tepat. Itu sangat sulit bagi kami malam ini karena kami bekerja keras untuk menjaga pertahanan. Kami harus memanfaatkan sedikit lebih banyak dalam serangan balik," jelas Deschamps, seusai pertandingan.
"Empat puluh sembilan hari bersama, dan kami mampu melalui banyak hal sulit. Tapi selamat kepada para pemain saya dan staf saya. Saya merasa sangat bangga dengan skuat saya," tukas Deschamps.
(nug)