Sang Guru Manfaatkan Milad Tarung Derajat ke 46 untuk Mengevaluasi
A
A
A
CIREBON - Dradjat atau Aa Boxer memanfaatkan momen milad Tarung Derajat ke 46 tahun 2018 untuk mengevaluasi yang sudah dan sedang dilakukan. Selain itu, untuk dapat mengetahui atas kekurangan dan kelebihan Tarung Derajat selama ini dan selalu menanamkan akhlak yang baik kepada anggota Tarung Derajat.
Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri pembukaan kejuaraan daerah (kejurda) usia dini dan pelajar Tarung Derajat se Jawa Barat di GOR Bima, Kota Cirebon hari ini. Kejurda kali ini dilaksanakan hingga Minggu, 15 Juli 2018.
"Yg penting kita selalu tidak hanya mengingatkan tapi juga meningkatkan dalam perilaku kehidupan atas moto moto dan ajaran ajaran Tarung Derajat. Di samping menjadikan diri kita oleh prestasi tapi juga mampu memberikan hal hal yang kita miliki atau memberi manfaat kepada orang lain," tuturnya di GOR Bima Kota Cirebon, Jumat (13/7/2018).
Dia menanamkan prinsip kepada para atlet Tarung Derajat yaitu 'aku ramah bukan berarti takut, aku tunduk bukan berarti takluk'. Jadi, hidup bukanlah untuk ditaklukkan orang lain melainkan hidup untuk menaklukkan diri sendiri. "Itu prinsip yang kita tanamkan," imbuh Sang Guru.
Menurutnya, saat ini banyak orang tua mulai melihat, berpikir serta mengenal Taring Derajat, sehingga banyak yang menitipkan anaknya ikuy Tarung Derajat. Begitu juga dengan anak anak yang sudah banyak mengerti Tarung Derajat, karena dasarnya akhlak bahwa beladiri atau ilmu seni beladiri bagian dari pola pikir budaya suatu bangsa, apalagi Tarung Derajat seni beladiri hasil karya anak bangsa.
Aa Boxer mengisahkan sedikit awal lahirnya Tarung Derajat, dia yang bukan dari kalangan anak pejabat dan orang kaya dan sering hidup di jalanan. Dari kehidupan di jalanan yang penuh tantangan itulah dia kemas dengan baik dan berkeinginan agar kelak menjadi manfaat bagi orang banyak.
"Kejadian di jalanan itu saya kemas bahwa sakit hati saya itu saya kemas, jadi kalau saya mampu atau mempunyai kemampuan, tidak akan menyakiti orang lain, tapi kalau saya disenangkan orang lain, saya kemas akan saya lebihkan kesenagan itu bagi orang lain," terangnya.
Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri pembukaan kejuaraan daerah (kejurda) usia dini dan pelajar Tarung Derajat se Jawa Barat di GOR Bima, Kota Cirebon hari ini. Kejurda kali ini dilaksanakan hingga Minggu, 15 Juli 2018.
"Yg penting kita selalu tidak hanya mengingatkan tapi juga meningkatkan dalam perilaku kehidupan atas moto moto dan ajaran ajaran Tarung Derajat. Di samping menjadikan diri kita oleh prestasi tapi juga mampu memberikan hal hal yang kita miliki atau memberi manfaat kepada orang lain," tuturnya di GOR Bima Kota Cirebon, Jumat (13/7/2018).
Dia menanamkan prinsip kepada para atlet Tarung Derajat yaitu 'aku ramah bukan berarti takut, aku tunduk bukan berarti takluk'. Jadi, hidup bukanlah untuk ditaklukkan orang lain melainkan hidup untuk menaklukkan diri sendiri. "Itu prinsip yang kita tanamkan," imbuh Sang Guru.
Menurutnya, saat ini banyak orang tua mulai melihat, berpikir serta mengenal Taring Derajat, sehingga banyak yang menitipkan anaknya ikuy Tarung Derajat. Begitu juga dengan anak anak yang sudah banyak mengerti Tarung Derajat, karena dasarnya akhlak bahwa beladiri atau ilmu seni beladiri bagian dari pola pikir budaya suatu bangsa, apalagi Tarung Derajat seni beladiri hasil karya anak bangsa.
Aa Boxer mengisahkan sedikit awal lahirnya Tarung Derajat, dia yang bukan dari kalangan anak pejabat dan orang kaya dan sering hidup di jalanan. Dari kehidupan di jalanan yang penuh tantangan itulah dia kemas dengan baik dan berkeinginan agar kelak menjadi manfaat bagi orang banyak.
"Kejadian di jalanan itu saya kemas bahwa sakit hati saya itu saya kemas, jadi kalau saya mampu atau mempunyai kemampuan, tidak akan menyakiti orang lain, tapi kalau saya disenangkan orang lain, saya kemas akan saya lebihkan kesenagan itu bagi orang lain," terangnya.
(bbk)