Prancis vs Kroasia: Final Terbaik
A
A
A
MARYONO, Dirut BTNPandangan mengenai final ideal itu tentunya sangat relatif. Jika melihat tim yang difavoritkan, tentu saja final ideal versi saya adalah Prancis melawan Jerman.
Prancis yang ditukangi Didier Deschamps tengah bagus-bagusnya dengan dukungan skuad muda yang solid. Terbukti, mereka mampu menjadi juara Grup C dan kini melangkah ke final setelah menundukkan tim yang juga tak terkalahkan di fase grup, Belgia.
Sementara Jerman adalah peraih empat kali juara Piala Dunia, termasuk juara pada 2014 di Brasil. Wajar jika pasukan Joachim Loew tersebut menjadi favorit juara di Rusia. Namun, ternyata, jago saya, Jerman, sudah keok lebih dulu pada babak penyisihan grup.
Bahkan, pada laga terakhir penyisihan Grup F, Der Panzer takluk 0-2 di tangan tim dari Benua Asia, Korea Selatan. Karena itu, dengan kekalahan Jerman, final ideal versi saya sudah tidak memungkinkan lagi. Lalu, bagaimana dengan final Prancis melawan Kroasia? Bagi saya, laga itu adalah final terbaik.
Pasalnya, kedua tim sudah membuktikan kualitas dan totalitas mereka untuk bisa masuk ke partai puncak. Performa mereka sejak babak penyisihan hingga semifinal pun sangat luar biasa. Perjuangan dan permainan mereka selama perhelatan Piala Dunia 2018 benar-benar sarat taktik dan strategi.
Bahkan, kedua tim mampu menunjukkan mental berjuang yang luar biasa. Di tim Prancis, misalnya, Deschamps bukan hanya mampu memperkuat lini pertahanan dengan baik, juga berhasil memaksimalkan strategi serangan balik yang begitu cepat. Kekuatan skill Paul Pogba di lini tengah juga turut memberi warna ketajaman serangan balik yang dilakukan Antoine Griezmann dan Kylian Mbappe di lini depan.
Saat menjalani semifinal, misalnya, Belgia sebenarnya lawan tangguh bagi Prancis. Mereka memiliki kerja sama tim yang baik. Namun, serangan Prancis ternyata lebih tajam dan mereka menguasai lapangan tengah.
Tim Kroasia juga demikian. Mereka memiliki pemain-pemain yang berkarakter kuat mulai dari lini belakang, tengah, hingga ujung tombak di lini depan. Sebut saja kiper Danijel Subasic kerap kali melakukan penyelamatan dari serangan lawan.
Termasuk saat adu penalti dengan Denmark pada babak 16 besar dan Rusia pada perempat final. Selain itu, Kroasia memiliki kapten luar biasa, Luka Modric. Gelandang yang kini merumput di Real Madrid tersebut bukan hanya mampu mengendalikan permainan tim, juga piawai dalam menyuplai bola-bola matang.
Karena itu, Modric akan menjadi kunci permainan tim saat final melawan Prancis nanti. Satu lagi kekuatan Kroasia ada pada sosok striker Mario Mandzukic. Pemain senior ini layak diacungi jempol karena semangatnya yang luar biasa bersama tim Kroasia.
Jadi, kedua tim memang memiliki kekuatan besar untuk bisa menjadi juara pada Piala Dunia 2018. Namun, saya sendiri pilih Kroasia, meski favoritnya tentu Prancis. Bagi saya, Kroasia adalah tim yang penuh energi. Langkah mereka ke final pun tidak ringan, termasuk harus melalui beberapa perpanjangan waktu dan adu penalti.
Dengan mampu mengalahkan tuan rumah Rusia hingga tim raksasa Inggris, jelas itu menunjukkan bahwa Kroasia adalah tim kuat. Kroasia yang pada Piala Dunia 2018 ini menempati unggulan ke-18 ternyata lebih baik dari tim-tim besar di dunia seperti Jerman, Brasil, Spanyol, Inggris, dll.
Keberadaan pemain-pemain bintang juga bukan jaminan langkah mereka ringan. Banyak faktor yang membuat tim besar itu tereliminasi. Pertama, taktik dan strategi pelatih yang salah. Kedua, kerja sama tim yang buruk. Ketiga, mental dan skill individu yang lemah.
Dan, terakhir adalah ketidakberuntungan. Tim yang sukses melaju ke final juga tidak ada yang sempurna. Namun, mereka mampu terus memperbaiki diri dan menutupi kekurangan-kekurangan tadi.
Prancis yang ditukangi Didier Deschamps tengah bagus-bagusnya dengan dukungan skuad muda yang solid. Terbukti, mereka mampu menjadi juara Grup C dan kini melangkah ke final setelah menundukkan tim yang juga tak terkalahkan di fase grup, Belgia.
Sementara Jerman adalah peraih empat kali juara Piala Dunia, termasuk juara pada 2014 di Brasil. Wajar jika pasukan Joachim Loew tersebut menjadi favorit juara di Rusia. Namun, ternyata, jago saya, Jerman, sudah keok lebih dulu pada babak penyisihan grup.
Bahkan, pada laga terakhir penyisihan Grup F, Der Panzer takluk 0-2 di tangan tim dari Benua Asia, Korea Selatan. Karena itu, dengan kekalahan Jerman, final ideal versi saya sudah tidak memungkinkan lagi. Lalu, bagaimana dengan final Prancis melawan Kroasia? Bagi saya, laga itu adalah final terbaik.
Pasalnya, kedua tim sudah membuktikan kualitas dan totalitas mereka untuk bisa masuk ke partai puncak. Performa mereka sejak babak penyisihan hingga semifinal pun sangat luar biasa. Perjuangan dan permainan mereka selama perhelatan Piala Dunia 2018 benar-benar sarat taktik dan strategi.
Bahkan, kedua tim mampu menunjukkan mental berjuang yang luar biasa. Di tim Prancis, misalnya, Deschamps bukan hanya mampu memperkuat lini pertahanan dengan baik, juga berhasil memaksimalkan strategi serangan balik yang begitu cepat. Kekuatan skill Paul Pogba di lini tengah juga turut memberi warna ketajaman serangan balik yang dilakukan Antoine Griezmann dan Kylian Mbappe di lini depan.
Saat menjalani semifinal, misalnya, Belgia sebenarnya lawan tangguh bagi Prancis. Mereka memiliki kerja sama tim yang baik. Namun, serangan Prancis ternyata lebih tajam dan mereka menguasai lapangan tengah.
Tim Kroasia juga demikian. Mereka memiliki pemain-pemain yang berkarakter kuat mulai dari lini belakang, tengah, hingga ujung tombak di lini depan. Sebut saja kiper Danijel Subasic kerap kali melakukan penyelamatan dari serangan lawan.
Termasuk saat adu penalti dengan Denmark pada babak 16 besar dan Rusia pada perempat final. Selain itu, Kroasia memiliki kapten luar biasa, Luka Modric. Gelandang yang kini merumput di Real Madrid tersebut bukan hanya mampu mengendalikan permainan tim, juga piawai dalam menyuplai bola-bola matang.
Karena itu, Modric akan menjadi kunci permainan tim saat final melawan Prancis nanti. Satu lagi kekuatan Kroasia ada pada sosok striker Mario Mandzukic. Pemain senior ini layak diacungi jempol karena semangatnya yang luar biasa bersama tim Kroasia.
Jadi, kedua tim memang memiliki kekuatan besar untuk bisa menjadi juara pada Piala Dunia 2018. Namun, saya sendiri pilih Kroasia, meski favoritnya tentu Prancis. Bagi saya, Kroasia adalah tim yang penuh energi. Langkah mereka ke final pun tidak ringan, termasuk harus melalui beberapa perpanjangan waktu dan adu penalti.
Dengan mampu mengalahkan tuan rumah Rusia hingga tim raksasa Inggris, jelas itu menunjukkan bahwa Kroasia adalah tim kuat. Kroasia yang pada Piala Dunia 2018 ini menempati unggulan ke-18 ternyata lebih baik dari tim-tim besar di dunia seperti Jerman, Brasil, Spanyol, Inggris, dll.
Keberadaan pemain-pemain bintang juga bukan jaminan langkah mereka ringan. Banyak faktor yang membuat tim besar itu tereliminasi. Pertama, taktik dan strategi pelatih yang salah. Kedua, kerja sama tim yang buruk. Ketiga, mental dan skill individu yang lemah.
Dan, terakhir adalah ketidakberuntungan. Tim yang sukses melaju ke final juga tidak ada yang sempurna. Namun, mereka mampu terus memperbaiki diri dan menutupi kekurangan-kekurangan tadi.
(don)